11. Killing Me

2.4K 339 29
                                    

2019

Dentingan jam menggema ke seluruh ruangan berdinding putih, seseorang berbaring lemah diatas ranjang pasien. Wajahnya pucat, bibir yang semula berwarna berubah menjadi pasi dengan garis garis kering yang sangat kentara, dadanya naik turun memproses oksigen yang masuk.
Pemuda lain menatapnya pilu sambil mengernyit memperhatikan perban yang terbalut rapih dikepalanya.

Jarum jam sudah menunjuk angka 01 tapi langit masih saja gelap. Pemuda tadi masih setia menunggu sang majikan membuka mata. Dia ingin menjadi orang pertama yang majikannya lihat.

Beberapa perawat sudah mengingatkannya untuk beristirahat, tubuhnya sendiri saja tidak bisa dikatakan baik, jika dipaksa terus terjaga bisa bisa dia lah yang akan masuk icu.

"Pukul aku, ini salahku, potong tanganku, kurung aku..."

Potongan potongan kata itu menggema, meski suaranya lirih masih tetap bisa ditangkap jelas oleh telinga manusia. Tangannya yang gemetaran pelan pelan mencoba meraih tangan kokoh yang tergeletak dengan jarum infus yang masih menempel. Tangannya terasa kasar, tangan itu lah yang kerap kali memukulnya dan tangan itu juga lah yang selalu terulur untuknya.

"Tuan... kau tak pernah mengizinkan ku untuk menyentuhmu,"

"Sekarang aku menggenggamnya, bangunlah dan marahi aku" diujung kalimat suaranya bergetar. Benda bening perlahan keluar tanpa permisi, membasahi wajahnya yang sayu.

"Ini kasar karena anda tidak pernah menggunakanya secara halus"

Sunoo mengusap usap telapak tangan kasar itu, menggeseknya dengan telapak tangannya yang halus. Selalu seperi ini, tuhan memang menciptakan segala sesuatu secara berlawanan untuk menjadi pasangan.

"Masih berani mendekatiku"

Suara berat itu sukses membuat Sunoo terlonjak kaget, ia langsung melemar tangan Sunghoon yang tadi ia genggam.

"Ck bodoh!" pekik Sunghoon merasakan rasa nyeri menjalar dilengannya yang baru saja dihempaskan kasar.

"A- tu-" tidak ada kata yang bisa keluar dari mulut Sunoo. Dia menatap ciut ke arah Sunghoon.

Mata Sunghoon sudah terbuka lebar tapi ia masih belum memiliki tenaga untung menghukum bocah dihadapannya. Yang bisa ia lakukan hanya menatapnya tajam memberi aura intimidasi.

"Seharusnya kau lari sejauh mungkin selagi aku terbaring konyol disini"
Sunghoon menarik kerah pakaian Sunoo. Membuat sang mempu menuki tajam ke arahnya "Baguslah kau tak lari, aku bisa menyiksamu dengan mudah" smirk.

"T-tuan.. Ini sulit" mata Sunoo berkaca kaca, ia kesulitan menahan berat badannya dengan posisi menukik. Tangan kecilnya gemetaran bertumpu pada ujung ujung ranjang.

"Apa?!" bentak Sunghoon yang masih belum sadar dengan situasi.

"Tanganku... Aku akan jatuh di-" pipi Sunoo memerah malu untuk melanjutkannya. Sedangkan Sunghoon langsung menyeringai mesum dan semakin semangat menarik Sunoo.

"T-tuan aku-"

Klak!

Seseorang membuka pintu, Sunghoon mendengus kesal. Sudah diujung tanduk tak bagus jika dibatalkan. Sunghoon menarik Sunoo sampai bocah itu terjatuh didadanya. Bruk, bibir mereka bertemu tepat saat pintu terbuka lebar.

"Eeum..."

Awalnya hanya menempel, lama kelamaan menjadi lumatan dan hisapan kasar. Sunoo masih tidak sadar jika kegiatan mereka diamati orang lain, sedangkan Sunghoon sudah melambaikan tangan ke arah pintu menyuruh siapa pun yang ada disana untuk segera pergi.

Killing Me || [Sunghoon X Sunoo]Where stories live. Discover now