4. Killing Me

2.8K 369 72
                                    

Maret 2009

Di salah satu rumah mewah bernuansa putih sedang gaduh. Beberapa pelayan berlarian meladeni tuan muda mereka yang tidak mau diurusi padahal sebentar lagi akan pergi ke sekolah.

"Tuan sudah ya bermainnya" bujuk salah satu pelayan ia sudah terlihat lelah dengan keringat yang mengucur di dahinya.

"Bagaimana jika tuan besar tahu"

Anak laki laki itu sama sekali tak menghiraukan ancaman sang pelayan malah semakin gencar menghambur hamburkan permen ke lantai.

"Orang gila itu tidak akan peduli dia sedang sibuk menghitung uangnya" dengan entengnya ia mengatai ayahnya sendiri. Hubungannya dengan sang ayah memang tidak baik ia kerapkali mengeluarkan kata kata kotor pada ayahnya.

"Sunghoon!" gentak wanita cantik yang sedari tadi memandangi tingkah anaknya. Wanita itu menghela nafas panjang sebelum mendatangi anaknya. Kemudian berjongkok di depannya menyetarakan tinggi mereka "Hari ini saja menurut ya" bisiknya sambil mengusap surai hitam lembut yang makin panjang.

Sunghoon tak mau potong rambut ia hanya ingin rambunya dipotong oleh sang ayah dan lebih parahnya lagi ia minta ayahnya memotong bukan menggunakan gunting atau alat cukur melainkan uang yang ayahnya miliki.

Konyol bukan tapi memanglah begitu. Sunghoon merasa bahwa ayahnya lebih menganggap uang sebagai anaknya bukan dirinya.

CUH!!!

Sunghoon meludahi sepatu sang ibu. Reflek sang ibu menaparnya dengan keras karena berpikir Sunghoon mau meludahi wajahnya. Tamparan itu lumayan keras pipi Sunghoon sampai memerah dia sudah menunduk dalam dalam pelayan pelayan disekitarnya sudah diam seribu bahasa.

Sadar dengan kelakuannya sang ibu langsung gemetaran "Maafkan mama Sunghoon" ia mencoba memegang pipi anaknya tapi dengan kasar ditepis. Sunghoon menatap ibunya dingin kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.

"Hanna bawa sepatuku" teriaknya pada pelayan sebelum tubuhnya menghilang dibalik pintu.

"Baik tuan"

Ibu Sunghoon duduk lemas dilantai tangannya gemetaran ia taku kalau Sunghoon akan semakin membencinya. Dengan tangan yang masih gemetaran ia meraih gagang telpon di meja sebelahnya mengetikkan beberapa angka "Sunghoon sudah berangkat sekolah" kemudian mematikan telepon.

Di tempat lain terlihat anak laki laki yang manis sedang duduk di bangku pelastik menemani sang ibu yang tengah menjemur pakaian di balkon apartemen sederhana mereka. Tangannya sibuk memainkan rubik yang sama sekali tidak bisa ia selesaikan tapi ia masih gigih memutar balikan balok itu.

Sunoo adalah anak yang istimewa ibunaya sangat memanjakan dia tak hanya itu orang-orang disekitarnya juga sangat menyayanginya. Dokter memang sudah memberi tahu sebelumnya bahwa perkembangan psikis Sunoo tidak setabil dengan artian Sunoo itu lamban.

Maka dari itu dokter meminta untuk tidak memaksa Sunoo biarkan dia belajar dengan perlahan sesuai dengan keinginannya. Jika terlalu ditekan takutnya mentalnya akan kembali turun dan itu akan lebih sulit.

"Sunoo, hari ini ikut ibu bekerja?" Sunoo yang sibuk dengan rubiknya langsung berhenti dan mengangguk semangat. Hari ini adalah hari pertama sang ibu bekerja setelah dipecat dari tempat kerja sebelumnya. Mereka berasal dari keluarga yang sangat sederhana.

Anak istimewa itu memiliki banyak kebutuhan yang harus dipenuhi maka ibunya harus berusaha keras untuk tetap membuat anaknya bernafas.

"Kamu senang?" Sunoo kembali menganggu ribut.

Ibunya pun tak kuasa untuk tidak mengusap kepala anaknya. Anak semanis dan seimut Sunoo meski pun ia sedikit berbeda ia akan tetap disukai banyak orang.

Killing Me || [Sunghoon X Sunoo]Where stories live. Discover now