3. Killing Me

3K 415 35
                                    

WARNING!!!

KONTEN PENUH KEKERASAN HARAP DISIKAPI SENDIRI!


2009

Pernahkah kamu mendengar istilah bila anak hidup dalam kekerasan maka ia belajar berkelahi?

Itulah yang sedang dialami Park Sunghoon anak laki laki berusia 8 tahun, ia berdiri di atas ranjangnya dengan tubuh penuh luka lebam.

Ketika tubuh kecilnya dihantam berkali kali oleh tangan kasar ayahnya dia sama sekali tidak berteriak atau pun menangis yang ia lakukan hanya memandang ayahnya.

Dingin!

Bukan karena kulitnya mati rasa. Yang mati rasa adalah hatinya jika kelemah lembutan hanya menimbulkan kekerasan maka kekerasan adalah bentuk kelembutan hati.

Jadi jangan salahkan ketika anak itu dewasa ia akan menganggap kekerasan sebagai bentuk kasih sayang.

"Tuan muda turun biar kami obati lukanya" bukan Sunghoon yang menangis melainkan para pelayan itu.

Sunghoon tak berkutik ia terus berdiri sambil menatap kosong kearah langit langit kamarnya.

Ada dua hal di dunia ini yang dia benci yaitu ayahnya dan uangnya. Dia membenci ayahnya karena dia kasar, bermuka dua dan tergila-gila pada uang. Sunghoon membenci uang karena uang adalah kesukaan ayahnya.

Karena pukulan di wajahnya cukup keras sehingga pelipisnya tidak berhenti berdarah. Darah mengalir melalui matanya menjadi seolah-olah dia sedang menangis darah.

Sunghoon menatap kedua pelayan di bawah yang menatapnya dengan cemas, lalu menyeringai. Dia meraih raket yang tergeletak di tempat tidurnya dan.

Bugh!

"Aaargh tuan"

Sunghoon menghantamkan benda keras itu ke wajah salah satu pelayan sontak saja darah segar mengalir dari kepalanya.

Pelayan itu terisak, Tidak! Bukan karena sakit di kepalanya, tapi karena kepedulian yang besar pada majikannya.

Tuannya yang baru berusia 8 tahun sudah berani menyakitinya. Tidak ada penyesalan di wajahnya, hanya tatapan dingin yang begitu menusuk. Sekarang dia tahu bahwa Sunghoon akan tumbuh menjadi monster.

.
.
.

Pagi kembali datang Sunghoon kecil sedang sibuk meneriaki pelayannya untuk cepat memindahkan mainan mainannya.

Entah apa yang kali ini ia rencanakan sang ibu sudah mencoba menasihatinya berkali kali untuk tidak membuat ayahnya mara lagi tapi sepertinya Sunghoon tak kapok padahal perban baru saja dipasang di pelipisnya.

"Kalian semua dipecat! Dasar lambat!" bentaknya.

Tentu saja tak bisa dia tak bisa memecat pelayan karena pelayan itu ayahnya yang membayar.

Barang yang tadi di pindahkan dari kamarnya menuju halaman belakang ternyata bukan mainan melainkan tumpukan uang. Sontak semua pelayan di sana keherana untuk apa tuan mereka membawa uang sebanyak itu.

Dengan sekuat tenaga Sunghoon membalikan kotak itu mengeluarkan semua isinya ke tanah kemudian ia meraih benda kotak kecil di sakunya.

Ketika mereka melihat benda yang diambil tuannya, semua pelayan berteriak bersama untuk melarangnya.

"Tidak tuan jangan nanti tuan besar marah"

"Sunghoon jangan!"

Ibunya datang berlari kencang tapi gerakannya tidak bisa mengatur kecepatan korek api bekerja dengan satu ketukan api pun muncul dan langsung melahap tumpukan uang dengan rakus.

Killing Me || [Sunghoon X Sunoo]Where stories live. Discover now