22. Killing Me

3.3K 321 61
                                    

Jangan lupa vote ya!
.
.
.

Yang garis miring adegan flashback!

Anak adam berjenis kelamin laki-laki itu terus memaksa sang ibu agar menuruti keinginannya. Sang ibu sudah geleng kepala menanggapi keinginan anaknya yang tak wajar.

"Kalau tidak bisa dijadikan pembantu beli saja dia!" finalnya.

Tangan kecil itu menaut tangan lain yang lebih mungil. Bagaimana ia bisa melepas tangan yang begitu hangat dan terasa pas digenggamanya. Anak sekecil dia pun tahu bahwa melepaskan sumber kebahagian sama saja mencari petaka. Bagaimana anak mungil itu menganggukkan kepala saat ia mengutarakan sebuah perintah remeh sudah mampu membuat hatinya bersorak gembira. Ia tak pernah merasa puas pada hal selain ini.

Mendengar penuturan anak berumur tujuh tahun itu pun sang ibu tersentak kaget. Mana mungkin manusia bisa dibeli. Apa Sunghoon sedemikian sukanya pada Sunoo.

Sudah lebih dari sehari mereka mendebatkan perihal ini. Putra mereka menginginkan anak salah satu pembantu di rumah untuk dijadikan bawahan. Anak sekecil itu yang baru berusia enam tahun disuruh menjadi bawahan, mana bisa. Anak itu pun sedikit berbeda dari anak lainnya. Tubuhnya terlihat kurus dengan perut membuncit dan kedua pipinya gembil. Dilihat sekilas saja sudah bisa diketahui bahwa ia tidak sehat secara mental maupun fisik.

Sunghoon masik kekeh. Ia mau Sunoo menjadi bawahannya. Genggaman pada tangan mungil Sunoo semakin erat. Menegaskan bahwa ia tak akan melepas bocah yang sudah berhasil menjungkir balikkan pemikirannya tentang menikmati hidup layaknya orang tanpa beban.

Sang ibu yang melihat betapa kuatnya keinginan sang putra menjadi tak tega, namun juga tak kuasa untuk menyetujui.

Sekali lagi wanita centik itu menggeleng menimbulkan tatapan tak suka dari Sunghoon.

"Sebagai gantinya ibu akan membilikanmu banyak mainan. Minta saja apa yang kau mau." tawarannya terdengar menggiurkan bukan? tapi bagi Sunghoon itu hal biasa. Tanpa meminta pun di rumahnya sudah banyak macam mainan yang bahkan belum ada di toko-toko.

Sunghoon menggeleng. Tangannya terangkat menunjuk bocah mungil di sebelahnya, bocah itu terlihat kebingungan dengan percakapan yang para bossnya lontarkan. "Belikan aku ini!" kekehnya.

Sunghoon menyentak tangan mungil Sunoo yang masih di dalam kungkungannya. Mengisyaratkan agar ia berhenti menggigit bajunya sendiri. Mulut bocah itu tak bisa berhenti mengunyah barang sedikit saja, padahal sepiring donat di kamar sudah kandas di mulutnya.

"Berhenti bertingkah konyol! kau itu sudah besar!" desis Sunghoon.

Mata Sunoo berkaca-kaca saat ia rasa lengannya dicubit dengan keras. Ia hanya bisa mengangguk patuh sembari menahan benda bening di matanya agar tidak menerobos keluar.

"Ini salahku karena terlalu memanjakanmu. Bukan berati semua yang kau mau bisa kau dapatkan hanya karena orang tuamu kaya. Ada hal-hal di dunia ini yang tidak bisa dibeli. Kau haru tahu itu!" suaranya tak lagi lembut.

"Aku bisa membelinya!"

"Kau tidak bisa!" wanita itu mulai naik pitam. Sunghoon begitu keras kepala membuatnya kewalahan.

"Pembicaraan ini sudah selesai. Aku tidak mengizinkanmu membawanya apa lagi membelinya!" finalnya. Wanita itu melangkah pergi. Mengabaikan penolakan sang putra.

*********

Setelah berhasil membasahi wajah dan rambutnya dengan air mengalir pemuda berperawakan tinggi itu menatap bayangannya di cermin.

Killing Me || [Sunghoon X Sunoo]Where stories live. Discover now