sang iblis

1.3K 350 44
                                    

Part terpanjang.






Guru disebelahnya itu menatap wajahnya, reflex Jeongin langsung membuang muka.

Sial, sial, sial.

Ya Tuhan, sepertinya hidup Jeongin tak akan lama lagi jika ia tak segera pergi dari sini.

Nyawanya sedang terancam.

Jeongin menarik napasnya perlahan, mencoba untuk bersikap sesantai mungkin, jika tidak, mungkin dirinya akan dibantai sekarang.

"Kalo makanannya gak dimakan, sama aja kamu gak menghargai yang masak, yang menghidangkan, yang udah susah payah dapatin daging ini."

Shit! Jeongin meneguk salivanya susah payah, wajahnya berkeringat.

Pak Yongsik menaruh sepotong daging panggang di piring Jeongin.

"Makasi P-pak."

Pak Yongsik mengangguk, "Ayo dimakan."

Dengan tangan yang bergetar, lelaki itu mulai menyendok makanan dari piringnya.

"Tangan kamu kenapa gemetar? Nahan laper kan?"

Ah yang benar saja. Jeongin jadi ingin memukul pria itu.

Saat hendak menyuapkan makanannya kedalam mulut,
tiba-tiba- "Hoek." seseorang memuntahkan isi perutnya kedalam mangkuk Jeongin.

Lelaki itu terkejut, netranya menatap tangan yang tiba-tiba bertumpu pada meja di depannya, lalu bola matanya naik ke atas dan mendapati Seungmin dengan wajah yang lesu.

Semuanya memandang Seungmin tak suka, seolah Seungmin pengacau, tapi memang begitulah kenyataannya.

Pengacau yang membantu Jeongin.

Tangan Seungmin memasukkan kertas ke dalam saku celana lelaki itu.

"Kurang ajar!" Pak Yongsik yang murka sekaligus jijik langsung menarik baju lelaki itu lalu meninju wajah tampan Seungmin.

Semuanya mendekat mengelilingi Pak Yongsik dan Seungmin, menonton kekerasan fisik yang dilakukan seorang guru kepada murid dengan wajah girang, kecuali Jeongin yang masih bingung. Benar-benar tak habis pikir.

Wanita paruh baya dengan gaun kuno ditubuhnya itu menarik tangan Pak Yongsik kuat. Berhasil, ibu asrama berhasil menghentikan perbuatan tak terpuji yang dilakukan seorang guru kepada muridnya, menimbulkan decak kekecewaan dari para penonton.






Jeongin menyandarkan tubuhnya di tembok kamar dengan tangan yang sibuk mengutak-atik ponselnya, "Arghh." lelaki itu menjambak rambutnya keras-keras, karena GPS diponselnya tidak dapat berfungsi sama sekali.

Jaringan tidak tersedia rupanya.

Jeongin menarik napasnya pelan, 'tahan, ini bukan saatnya untuk emosi' batinnya menenangkan.

Netranya melirik ventilasi, lalu meremat ponsel yang ia genggam dengan gemetar.

Di luar sudah gelap.

Ah, ya! Jeongin teringat sesuatu.

Tangannya merogoh ke dalam saku celananya dan menemukan lipatan kertas kusut pemberian Seungmin tadi.

Lantas dengan tergesa Jeongin langsung membuka lipatan kertas tersebut.

'Temuin gue dibelakang asrama deket pohon beringin malem ini, saat semuanya gak sadar.'

Jeongin mengernyit saat membaca tulisan dengan tinta berwarna merah itu. Saat semua tak sadar? Maksudnya? Entahlah mungkin nanti ia akan mengerti.

So Weird | Yang JeonginWhere stories live. Discover now