So Weird | Yang Jeongin

lino

Menuju uks dengan jalan tertatih adalah tujuan utama Jeongin.
Sungguh, memikirkan rentetan kejadian hari ini cukup membuat kepalanya nyeri.

Ceklek..

Suara pintu uks yang terbuka bagai memecah keheningan yang sedari tadi menyelimuti Jeongin.

Disana, terlihat seorang anak lelaki dengan surai hitam pekatnya tengah menatap eksistensi Jeongin yang menarik perhatiannya.

"Butuh apa?" tanyanya ramah.

Tak menghiraukan, Jeongin lantas menuju ranjang uks yang tersedia, dan segera merebahkan tubuhnya.

Jeongin harus bersyukur dengan kemampuannya yang dapat mencari uks dengan cepat dan tepat disekolah barunya.

"Hei" anak laki-laki itu menghampirinya.

"Ambilin gue obat pereda pusing."

"Mmm.. Okay" segera setelah Jeongin meminta— ralat, lebih tepatnya menyuruh. Anak laki-laki itu langsung tanggap mencari apa yang Jeongin butuhkan.

Tak butuh waktu lama, obat pun sudah ditemukan oleh anak laki-laki tersebut.

"Ini."

Jeongin segera menerima obat dan air yang telah dibawakan anak laki-laki itu, dan buru-buru menelannya.

"Makasih" Jeongin menyerahkan gelas kosong itu dan kembali merebahkan tubuhnya.

"Nama gue Lino" katanya seraya mengulurkan tangan.

Merasa tak enak, Jeongin pun kembali mengambil posisi duduk dan segera menjabat tangan Lino.

"Jeongin" katanya.

"Lo murid barunya ya?"

"Iya, baru pindah kemaren" kata Jeongin menjelaskan singkat.

"Pantesan muka lo asing, secara gitu gue kenal semua warga sekolah" ucapnya sumringah.

Bingung harus merespon apa, lantas Jeongin tersenyum kikuk.

Memang Jeongin akui, murid disekolah barunya ini terbilang sedikit. Mungkin karena faktor penduduk didesa ini yang terbilang rendah, bahkan hanya ada beberapa rumah yang Jeongin temui dijalan, sewaktu diantarkan ibunya kemari, dengan Jarak rumah satu dengan rumah lainnya yang cukup berjauhan.

Jadi,  wajar saja jika Lino mengenal semua warga sekolah.

"Ngomong-ngomong, lo punya mata yang langka" Lino tersenyum.