Faldhita #05

958 110 0
                                    

Maria, yang tengah menunduk, menyalin catatan, mendadak mengalihkan pandangan saat sebuah kotak musik mendarat tepat di depan wajahnya. Gadis itu mengangkat wajah. Menatap si pemberi. "Kok dikembalikan?" tanyanya dengan nada heran.

"Saya cuma mau ambil barang yang jadi hak saya, karena saya tidak merasa membeli itu barang, jadi saya kembalikan." Fal merapikan bukunya. Fal sengaja memanfaatkan kesibukan Maria, yang belum selesai mencatat. Fal yakin, kutu buku seperti Maria, takkan sudi meninggalkan catatan pelajaran yang sama pentingnya seperti kacamatanya.

Maria menoleh ke arah bukunya dan papan tulis di depan sana. Maria tahu, Fal sedang berkemas, bersiap meninggalkannya. Aduh, kok Fal sudah mau pulang sih? Mana aku nyatetnya belum selesai lagi. Ih, ini cewek enggak sabaran banget sih.

Fal jelas melihat keraguan di wajah Maria. Sekilas saja, Fal tahu apa yang tengah ada di benak teman satu kelasnya ini, membuatnya tersenyum menang di balik masker hitam, yaang dikenakan. Disandangnya ransel dan berjalan keluar kelas dengan langkah tergesa.

"Yah ... benaran ditinggal." Maria segera merapikan semua alat tulisnya. Menoleh ke arah Rama, "Ma, pinjem bukunya dong. Belum selesai nyatatnya nih. Boleh, ya?" pinta Maria dengan nada memelas.

"Buru-buru banget, Mar. Mau nyusul cewek aneh itu, ya? Segitu pengennya lo jadi teman tuh anak?" Gita tersenyum sinis. Sikap Maria, yang terlihat begitu ingin dekat dengan Fal, membuatnya heran dan tak habis pikir.

Maria mengerutkan dahi. "Kenapa sih, Git? Kenapa kamu jadi orang usil banget? Itu urusan aku dengan Fal, kamu enggak punya hak ikut campur!" ujarnya dengan nada tegas. Ya, tak seperti gambaran gadis lugu, polos, dan culun lainnya, yang terkenal penakut, Maria memang berbeda. Dibalik penampilan 'kuno' dan kacamatanya, Maria adalah gadis pemberani. Setelah mendapat buku pinjaman dari Rama, Maria bergegas melesat secepatnya untuk menyusul Fal.

...

"Fal!!!"

Seorang gadis berteriak di tengah koridor. Berusaha berjalan cepat dengan rok, yang sedikit menghalangi langkahnya. Yang dipanggil seolah tak mendengar dan tak berniat untuk menghentikan langkahnya. "Ya ampun!!! Fal jalan kayak orang mau nagih hutang. Cepat banget." Maria mengeluh di antara napasnya, yang sedikit tersengal. Dipercepatnya langkah.

...

"Fal!!!"

Fal tersenyum. Tepat seperti dugaannya. Maria menyusulnya. Entah kenapa, tindakan Maria memancing senyumnya. Fal meneruskan langkahnya. Tak peduli akan seruan gadis berkaca mata di belakang sana.

"Faldhita!!!"

Suara lembut, yang berusaha berteriak lantang itu kembali terdengar. Tanpa sadar Fal sedikit memperlambat laju langkahnya. Seolah memberi kesempatan untuk Maria mengejarnya.

"Faldhita Raditya!!! Jalan pelan sedikit enggak bisa, ya? Enggak kasihan apa sama cewek yang langkah kakinya enggak selebar jalan tol?"

Seruan kesal Maria masih terdengar. Fal kembali tersenyum. Entah untuk alasan apa. Sebuah senyuman yang sangat jarang muncul di wajah datar Fal. Senyuman yang jelas tersirat dari garis senyuman di kedua sudut matanya.

"Fal sengaja, ya? Pura-pura enggak dengar! Padahal aku sudah teriak-teriak sampai orang-orang lihatin aku!!!" Maria mencekal lengan bawah Fal, saat jarak mereka hanya tinggal dua langkah. Tangan kirinya memegangi rok, yang sengaja sedikit diangkat saat berlari mengejar Fal tadi.

FaldhitaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu