Faldhita #24

732 88 9
                                    

"Abey ...."

Abey menoleh saat namanya disebut oleh seseorang. Wajahnya tampak kian cerah saat sosok itu mendekat. "Hai, Baby. Susah nyari tempatnya?"

Vido memeluk Abey sekilas seraya menggelengkan kepala. "Enggak kok. Kak Fal mana?"

Fal mencibir. "Gue kurang gede ya, Vid? Dari tadi gue duduk di sini loh."

Vido terkekeh. Mengambil tempat di sebelah kiri Abey. "Loh Kak Maria mana?" tanya Vido seraya membuka jaket dan menaruh tasnya.

Fal mengendikkan kedua bahunya. "Kemarin juga bilang kalau dia enggak bisa ikut"

Vido menaikkan sebelah alisnya. "Aku kira dia ikut nonton juga. Soalnya, tadi aku lihat Kak Maria di dekat sini. Di toko buku lantai dua itu."

Fal yang mendengar penuturan Vido, segera meraih gawai dalam waist bag miliknya. Membuka aplikasi pesan dan tampak menulis sesuatu. Tatapannya beralih ke arah Vido. "Lo lihat Maria? Dari pagi dia enggak balas semua pesan gue dan nolak semua telepon gue."

Vido mengangguk dengan kedua alis tertaut. "Iya. Aku tadi lihat Kak Maria lagi sama cowok. Cowok itu tinggi, tegap. Aku enggak lihat mukanya, soalnya cowok itu berdiri membelakangi aku, Kak."

Fal mendengus. Berarti ucapan dia kemarin itu benar, gumamnya dalam hati. Ingin hati untuk pergi dari sana saat itu juga. Namun sadar dirinya tak akan mungkin pulang sendiri dan dirinya tak ingin mengacaukan rencana nonton mereka.

"Kita langsung pesan tiket saja yuk." Abey, yang sejak tadi diam, mengeluarkan suara untuk memecah keheningan.

Vido mengangguk dan kembali berdiri walaupun dirinya baru saja tiba. Meraih tangan Fal dengan hati-hati dan menuntun gadis itu. Abey mengikuti dari belakang. Tatapannya tertuju pada punggung Fal.

Apa semua berakhir di sini? Secepat ini?

...

"Besok Abey dan Vido ngajak nonton bareng. Lo mau ikut?"

Maria mengangkat wajah dari bukunya. Fal akhirnya angkat bicara setelah lama terdiam. Maria menggelengkan kepala. "Aku enggak bisa ikut, Fal. Maaf, ya."

"Mau ke mana?"

Maria terdiam sejenak. "Aku ada janji dengan teman lama aku. Sudah janjian dari minggu kemarin. Kalau aku batalkan, kayaknya enggak sopan."

"Cewek atau cowok?"

Maria mengerutkan kening. "Kenapa? Fal jangan mulai lagi deh. Aku pergi dengan teman lamaku. Aku kenal dia sejak dia pindah sekolah ke tempatku. Fal enggak perlu khawatir aku kenapa-kenapa. Kalau Fal mau, Fal boleh kok ikut."

Fal menghela napas dan menggelengkan kepala. "Kamu pergi sendiri saja. Saya enggak mau ganggu kamu." Terdengar nada sendu dalam tegasnya kalimat Fal. Ingat, Fal, Maria punya kehidupan sendiri. Harap sadar diri kalau kamu itu bukan siapa-siapa. Tapi kok hati gue sakit, ya? Bangsat!!!

Maria jelas mendengar nada sendu itu, membuatnya ikut menghela napas. "Kalau besok aku susah dihubung, Fal jangan marah, ya. Soalnya, aku kalau ketemu dia suka lupa buat cek hp. Keasyikan ngobrol."

Fal merasakan tohokan dalam hatinya. Merasa tersisih mendengar penuturan Maria. Fal hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatannya membaca. Berkali-kali menghela napas untuk sekadar menghilangkan sesak dalam dada.

FaldhitaWhere stories live. Discover now