11 - Chrisjon

2.2K 123 19
                                    


Happy Reading

Mobil X5 melaju di jalanan ibukota, agak sulit mencari parkiran di jam pulang sekolah seperti ini. Seluruh tepi jalan baik kiri dan kanan sudah dipenuhi mobil para penjemput siswa di sebuah SMP. Terpaksa Badrun menepikan mobilnya sekitar 200 meter dari sekolah Christy. Chika sedang menikmati sebatang coklat yang tadi ia bawa sambil menonton youtube dari ponselnya yang ia letakkan di dashboard.

Chika menurunkan kaca jendelanya ketika melihat Christy dari kejauhan. "Adeeeek..." Christy pun melambaikan tangan dan berlari melihat kakaknya turut menjemputnya. Ia lekas naik ke mobil.

"Iiih, enak banget kakak ngga masuk sekolah!"

"Kan udah izin?!" Chika tertawa.

"Ya bukan jalan - jalan juga kaleee..." Christy me-roll matanya.

Setelah memastikan Chika dan Christy siap dan memakai seatbelt, Badrun menjalankan mobilnya. Chika memutar tubuhnya ke belakang menghadap Christy. Memamerkan rekaman kamera action.

"Aku jalan - jalan naik motor tadi, dek!" ungkap Chika.

Wajah Christy seketika berubah mendengar Chika bercerita, mematung, dan datar. Ia iri. Tapi akan sulit mengekspresikan perasaannya kepada satpam rumahnya yang ganteng itu. Ia masih lima belas tahun, di bawah umur, dan kakaknya nampaknya akan lebih banyak mendapat kesempatan. Ia sadar harus menjaga harga dirinya. Satu langkah nekatnya sudah pasti akan menyulitkan posisi Badrun. Ia ingin sekali mencium lelaki itu. Sekali saja. Di kening. Di sekolah, ia tak pernah mendapat izin berpacaran. Tapi di rumah, ia justru menemukan cinta pertamanya. Dekat sekali, namun terasa jauh. Ia ingin meraih dan mendekap tubuhnya, merasakan kehangatan dan kemesraan sebatas pelukan.

"Dek, kamu kenapa? Bengong?"

"Iih, seru ya, Kak?" tukas Christy berbasa basi. "Kemana tadi? Kok ngga kirim - kirim foto ke aku. Jadi aku bisa pamer ke temen temen!" sahut Christy spontan mengusir kegalauannya. Matanya memandang ke arah layar kamera, tidak fokus melihat. Formalitas saja.

Chika lebih sensitif, ucapan dan raut wajah adiknya terasa berbeda. Bukan Christy yang setiap hari ia kenal. Ia menganggap, Christy sedang ada kesulitan di sekolah. Berbasa basi saja menanggapi rekaman itu. Ia menarik kembali kameranya dari Christy.

"Makan yuk, kamu yang pilih tempatnya," Chika menawarkan.

"Pulang aja, Kak. Capek banget tadi di sekolah," Christy mengembangkan senyumnya.

"Beli aja ya? Makan di rumah?"

Christy mengangguk. Chika mengarahkan Badrun menuju sebuah resto. Ponsel Christy ia keluarkan, ia buka galeri ponselnya. Ia melihat kembali foto selfie dirinya dengan Badrun waktu itu saat ia diboncengi naik motor.

°°°

Usai makan siang, Bu Richard mengajak kedua anak gadisnya beserta Mira berbelanja bulanan. Mira lebih paham kebiasaan dan kesukaan Chika dan Christy mengenai masakan apa yang mereka inginkan. Di supermarket yang menjadi langganan mereka, kecuali Christy yang tidak turun. Ia beralasan sedang tidak enak badan tiba - tiba. Padahal, ia ingin bicara dengan Badrun. Dan tentu saja itu makin membuat Badrun mati langkah.

"Tadi pergi kemana, Kak?"

"Sentul, Karawaci. Mbak Christy kapan - kapan kalau mau?"

"Iya, aku mau. Mau banget."

Hening. Badrun salah tingkah di belakang setir. Ia mengetuk - ketukkan jarinya di lingkar setir. Christy memperhatikan Badrun, melirik wajah lelaki itu dari samping.

"Kak?"

"Iya, Mbak?"

"Soal kemarin pas aku berangkat sekolah."

Bidadari Badung 3 [END]Where stories live. Discover now