8. Menghindar

11.7K 865 67
                                    

"Lepasin Kha!" Aca menarik pergelangan tangannya agar terlepas dari cengkeraman Khatulistiwa. Tapi semakin kuat Aca berusaha makan semakin kuat pula Khatulistiwa mencengkeram.

"Jawab pertanyaan gue."

"Kenapa harus gue jawab kalau lo udah tau jawabannya? Gue mau liat anak dari seorang laki-laki yang udah ngehancurin kebahagiaan gue. Puas?"

Cengkeraman Khatulistiwa perlahan mengendur memberikan Aca kesempatan untuk pergi.

"Aca...gue awalnya ragu tapi sekarang gue yakin itu lo. Anak kecil yang suka nyuri cokelat gue."

Aca yang hendak berbalik langsung menegang, dia bahkan tidak ingat apapun tentang masa kecilnya. Karena, itu bukan hal yang pantas untuk diingat.

"Lo ngelantur?"

"Itu lo. Gue tau, lo anak Tante Clara. Gue masih ingat semuanya Aca."

"Gue ketahuan secepat ini? Sia-sia dong usaha gue. Tapi asal lo tau, gue gak inget apapun tentang masa kecil gue. Jadi tolong bersikap kalau kita gak kenal, dan tetap anggap gue sebagai murid baru yang lo lihat sebagai orang asing," pinta Aca membuat Khatulistiwa menatapnya tajam.

"Dan satu lagi, meretas data kehidupan pribadi seseorang adalah kesalahan besar. Gue bisa menuntut lo, asal lo tahu itu," lanjut Aca dan benar-benar pergi dari hadapan Khatulistiwa. Meninggalkan pria itu dengan rasa sesak yang menusuk.

"Aca, pria itu yang salah bukan anaknya."

Khatulistiwa memandang Aca yang terus melangkah pergi dan tidak berbalik sedikitpun ke arahnya.

Sejak kejadian ini pula, Aca selalu berusaha menghindar dari Khatulistiwa. Dan Khatulistiwa yang terus menerus berusaha muncul di hadapan gadis masa kecilnya.

Seminggu ini pun, Aca berusaha keras untuk membuktikan diri dengan mengikuti semacam olimpiade yang diadakan oleh pihak universitas juga kembali aktif dalam komunitas literasi, tak lupa pula kembali bergabung dengan klub judo dan mengajukan diri untuk menjadi ketua mading saat pemilihan ketua baru. Dan dia terpilih, memiliki soft skill yang bagus dan kepribadian ceria membuat ia menjadi kandidat terkuat dan ditunjuk menjadi ketua.

Ia bahkan meminta agar jadwal mengajarnya di undur dengan alasan menyiapkan materi dan tenggang waktu kepada teman-teman yang akan ia ajar untuk mempersiapkan diri.

Namanya dalam seminggu ini pun semakin dikenal luas, karena Vian yang memposting fotonya di Instagram sekolah dan di twitter.

"Aca, lo nanti mau ikut gue ke mall? Kebetulan gue lagi pengen refreshing hehe," ajak Raya pada Aca yang tengah belajar.

"Gue ada ekskul mading dan abis itu pun gue harus ke klub judo buat bantu ngajar murid baru. Sorry ya Ray."

Raya tersenyum maklum, "cie makin sibuk aja lo ya. Gue gak bisa bayangin gimana cara lo bagi waktu untuk itu semua. Padahal baru seminggu tapi udah jadi ketua mading aja nihh, besok-besok ikut ekskul basket Ca. Bisa ikutan tanding loh nanti sekalian cuci mata."

Aca terkekeh pelan mendengar perkataan Raya. "Iya juga ya, udah lama gue gak liat yang seger-seger. Tiap hari liatnya cowok di kelas doang."

"Makanya, eh Micel masih gangguin lo?"

"Kalau secara langsung sih enggak, cuman paling dia lewat chat aja sih. Nomor gue kesebar gila, dasar si Vian gak ngerti privasi banget." Decaknya sebal.

ARSYA's Secret(REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang