Bagian 7 》Kenyataan《

139 98 30
                                    

Denting jam serasa lama bergerak , di ruangan pengap dengan bau khasnya terbaring sosok cantik itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Denting jam serasa lama bergerak , di ruangan pengap dengan bau khasnya terbaring sosok cantik itu. Wajahnya mendadak pucat pasi.

Bahkan tawanya masih terdengar sore tadi, namun seolah badai mendadak datang kini malah tubuhnya terbaring lemah disini.

"Ndin gimana kok lo bisa jadi gini ?" Denaya yang baru beberapa menit lalu mendapat kabar sahabatnya kembali masuk rumah sakit kalang kabut memasuki ruangan itu. Dilihatnya Andin tertawa seperti biasanya dikala melihatnya sedang panik namun kali ini beda tawanya terkesan sangat menyakitkan.

"Gue serius gimana kok bisa gini?" Denaya mengulang pertanyaan yang sedari tadi menggelayuti pikirannya,lalu segera duduk disamping brankarnya.

"Gue kecape'an deh kayaknya lu tau sendiri abis pulang sekolah kemaren gue janjian sama bang Yon sama bang Sat." Tuturnya.

" lagian udah tau badan kayak krupuk sok so'an main ujan lagi . Lupikir pilem india."

" film India romantis tau enggak kalah sam drakor."

"Idih yang mana romantis yang goyang goyang sambil melukin pohon kayak cicak gitu."

"Hush lu mah kayak engga pernah nonton aja. Padahal gue tau lu langganan si mahabarata kalo lagi nonton sama Maminya Aldi."

"Ih buka aja kartu gue." Cibir Denaya pelan.

Mereka saling bercerita termasuk kepergian Lilo yang menjadi bahasan mereka dan juga anak baru dikelas mereka yang mendadak viral karna ketampanannya.
Ya Lilo kemarin sore menghubunginya bahwa ia akan pindah keluar kota mengikuti kegiatan sang ayah yang pindah dinas. Hidup dikeluarga militer seperti Lilo memang harus membiasakan berpindah pindah tempat dan sekolah makanya tak jarang teman pria Andin ini sangat menguasai berbagai macam bahasa daerah dari Bali,Lombok,Jawa bahkan batak pun ia mampu kadang Andin cukup iri karna Lilo mampu berbaur dengan cepatnya semantara ia bahkan dalam setahun hanya mampu satu dua tiga teman saja yang dekat bahkan yng dekatpun akhirnya menghianatinya.

"Eh ya Ndin lu tau enggak." Ucap Denaya tiba tiba.

"Enggak kan lu enggak ngomong" balas Andin santai sambil mengunyah buah anggurnya,

"Lah dodol gue lagi mau ngasih pernyataan bukan pertanyaan."

"Buruan lu mau bilang apa?"

"Si Arsen tadi bolak balik ke kelas kita tau."

"Paling dia nemuin gebetan barunya."

"Ha siapa kok lu tau, kan gue belum cerita lu cenayang ya."

'Iyalah gue tau kan gebetannya sekarang gue, tapi kenapa kekelas ya kan gue ga masuk' batin Andin.

"... jadi si Arsene tuh lagi bikin heboh gegara deket sama si Deya. Padahal kan selama ini kita tau mereka kaga deket ya Ndin." Denaya melanjutkan ucapannya

"Haaa? Serius dia nyamperin Deya enggak nanyain gue?"

"Yeuh pede gila lo. Iya sih Arsene emang deket sama lo tapi buktinya belum ada seminggu lo dirawat dia udah deket sama deya tuh."

"Bodo amatlah gue ga peduli."

"Ga peduli tapi sewot gitu buka snacknya." Cibir Denaya

"Apa lo"

Denaya melirik kesal ke arahnya, lalu melempar kripik kentang yang sedari tadi ia makan.

"Katanya bodo amat kok bete."

"Emang bodo sih."

"Udalah cowok kayak Arsene banyak Ndin, mending lu deketin aja tuh si Eja anak futsal dia kan naksir lu tapi lu mah kayak orang bego ga ngrasa."

"Bukannya nggak ngrasa nay, lu tau kan si Eja tuh kayak apa oke ganteng jago futsal. Tapi dia kan suka tebar pesona sembarangan auto alergi gue ntar."

" iya yah dia emang suka gitu ya padahal mah dia cakep, gimana kalau Hendra?"

"Lu tega gue diduain ama buku astaga lu harusnya tau sewaktu dia jadian sama anak pramuka si Rindu ,ga tega gue liat Rindu dimarahin cuma karna minta perhatian gitu"

"Iyah yang waktu sampe bentak bentak itukan."

"Ho'oh ga ada akhlak emang. Cewe secantik Rindu aja diduain palagi gue yang remahan kripik kentang."

" sadar diri lo,"

"Syalan , udahlah ga usah jodoh jodohin gue cantik banyak yag mau."

"Pede gila lu, pantes disering di php in."

Pluk..
Lemparan botol air mineral pun melayang mengenai dahi mulus Denaya.

"Shit pantat kebo sakit tau." Ringisnya sembari mengusap -usap dahinya.

"Apa gue kenapa?" Andin memainnkan handphonenya bosan ia akhirnya membuka aplikasi instagram menscroll dari atas sampai bawah hingga suatu postingan yang membuatnya semakin muak. Foto Arsene dan Deya yang tengah berada disuatu restoran dengan keluarga mereka.

'Ternyata mereka sangat dekat'

Diam-diam Denaya memperhatikan gerakan Andin yang mengusap air matanya. Perlahan Denaya menghampiri Andin ,ia memeluk sahabatnya itu . Denaya tak tau hubungan apa yang sebenarnya Andin dan Arsene jalani namun ia hanya berharap sahabatnya ini tak terluka kembali. Ia tau penjalanan hidup Andin selama ini dibanding dengan Deya dulu Andin cenderung terbuka lebih ceria walaupun ia menyimpan tangis.

"Udah lupain aja." Kata Denaya pelan, awalnya tak ada tangis namun setelah perkataan Denaya tadi tangis Andin kembali tumpah isakan-isakan kecil kembalj terdengar, Andin tak membuk suara ia hanya diam begitupun Denaya ia sama sekali taak ada niatan bertanya untuk saat ini. Baginya penjelasan bisa menyusul.

Tbc

THROUGH The NIGHTWhere stories live. Discover now