19

32 7 10
                                    

"Komitmen bukan pilihan jika dirimu seorang pencemburu "

"Makasih,"

Setelah mengucap kata itu Andin berbalik namun belum sampai  langkah ke empat Arsene sudah kembali memanggilnya, " Pertimbangin yang gue bilang tadi, gue cukup berharap sama lu," Andin  hanya menganggukkan kepalanya setelah itu Arsene pergi  meninggalkan  pelataran rumah Andin.


"Dari mana aja lu dek?"

"Astaga! bang! Ngapain lu dikamar gue nggak pake baju lagi?!'' Arion memasang masih flat seperti biasanya lalu bangkit dari tidur nyamannya.


"Kebiasaan kalo ditanyain gue malah balik nanya,"

"Abis dari MRT Kemayoran," Andin menjawab sembari melepaskan sepatunya.

"Hah? Ngapain ? Gue pikir lu PIM ,"

"Tadinya sih iya tapi kata temen Arsene ditutup sementara ada perbaikan jalan jadinya kita puter arah ke Kemayoran,"

"Kek bocah aja lu main di MRT, nonton kek atau makan gitu ahahaha,"

"Tadinya Arsene gitu tapi guenya yang lagi nggak mood , lu ngapain sih bang kesini cuma mau tanyain itu?" Selidik Andin.

"Sebenernya gue mau nanya something  cuma diliat dari muka lu keknya nggak jadi,ahahhaha.."

"Dasar kunyuk pergi lu dari kamar gue!!" Dengan brutal Andin melemparkan bantal bantal dan bonekanya ke arah Arion yang masih cengengesan didepan pintu kamarnya.

"Sensi amat, jangan jangan bener nih dugaan gue si ono jedor lu ya?!!" Kepo Arion sembari memungut Bantal guna menangkis lemparan Andin lagi.

"Jedar jedor palelu bang, udah nggak ada jedar jedor privasi," Andin mendorong keluar tubuh kakaknya itu keluar dari kamarnya.

"Woi Ndin, gue belom selesai ngomong lu beneran di jedor kapan?!" Teriak Arion kembali.

Dibalik pintu Andin hanya mampu memegangi pipinya yang mendadak panas karna ucapan Arion tadi.

"Ndin woi  cerita !"

Dug dug dug (anggap gedoran pintu)😂

"Apasih bang sono pergi berisik nanti mama marah," balas Andin sekenanya.

"Bodoamat buruan Ndin abang kepo buka woi!"

"ARION LASKAR PAMUNGKAS! KAMU BOSEN TINGGAL DIRUMAH MAMA! BERISIK!" Teriakan membahana sang kanjeng Ratu rumah seketika membuat Arion kicep ,

"Iya mah maap, ini Arion lagi olah vocal,"

Dalam hati Andin kasihan abangnya jadi kena marah sang mama yang tengah memasak namun berbeda dibibir kini malah ia cekikikan sampai perutnya sakit.

Andin membaringkan tubuhnya kembali,
Pikirannya tertarik kembali pada kejadian siang tadi.

Setelah dari cafe yang sekarang ia ketahui milik bersama anggota Delta, Arsene mengajaknya jalan jalan namun ketika akan melewati slipi ponsel Arsene bergetar.

Dari sanalah akhirnya kini Andin dan Arsene malah ikut berdesakan dengan anak anak SD dan PAUD yang sedang karya wisata ke MRT yang baru saja dibuka itu.

Arsene sebenarnya merasa tak enak karena sedari awal ia ingin mengajak gadis itu hangout namun malah terjebak dalam MRT  itu karna ide konyol Rendra yang entah dari mana.

Arsene kembali melirik Andin yang sedari tadi ikut tersenyum melihat beberapa anak PAUD yang tengah bernyanyi dengan ceria tanpa sadar bibirnya ikut tersenyum, "Maaf ya malah bikin jalan-jalannya batal."

"Ah apa Sen? Nggak papa kali gue juga udah seneng diajak main ketempat gini. Bosen Mall mulu minggu kemaren sama Denaya aja ampe 4x cuma gara-gara cari novel yang dia lupa judulnya," ucap Andin tanpa mengalihkan tatapannya dari gerombolan anak kecil itu.

"Ndin, gue sebenernya mau bil- ,"

"Sen, liat-liat itu sekolah kita kan? Ih keren ternyata bisa keliatan dari sini yah," potong Andin menunjuk pada bangunan sekolah mereka.

"Ah iya itu SMA kita."

"Btw, lu tadi mau bilang apa Sen?"

"Nggak nanti aja kalo turun deh,"

"Oke."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 25, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THROUGH The NIGHTWhere stories live. Discover now