23. Everybody Leave Her.

Start from the beginning
                                    

"Ini uangnya," sahutnya sembari menyerahkan uang kepada Sehun.

"Buat apa?"

"Belanjaan aku."

"Nggak perlu. Lagian kita nggak seasing itu buat saling ganti uang, kan? Kita satu kampus. Jadi, nggak perlu dibalikin."

"Tapi, Hun ...."

"Gue duluan."

Sehun langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Rachel di sana.

Mau tidak mau Rachel juga pergi dari sana. Dirinya membawa belanjaannya  dan segera pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, ia langsung membuka belanjaannya. Matanya sedikit membulat ketika ia menemukan mi yang stoknya sisa satu tadi berada di kantung belanjanya.

Tangan ringkihnya meraih mi tersebut. Karena kebanyakan menunduk, ia tidak melihat kalau mi tersebut masuk ke dalam kantung belanjanya.

"Kenapa keburukan gue terbongkar secepat ini?" tanya Rachel dengan matanya yang berkaca-kaca.

***

"Chell."

Rachel mendongak, ia menatap kedua sahabatnya yang sudah berdiri di hadapannya.

"Hm?"

"Kantin, yuk? Ada menu baru katanya," ajak Chaeri pada Rachel.

Rachel menggelengkan kepalanya pelan. "Kalian aja. Gue lagi nggak nafsu makan."

"Tapi, Chell, akhir-akhir ini lo jarang makan di kampus. Lo cuma kebanyakan duduk dan melamun." Chiara bersuara.

"Nggak apa-apa. Gue nggak lapar, kok."

"Bukan lapar atau nggaknya. Lo cuma duduk di kelas sambil kerja tugas. Lo nggak pernah istirahat atau makan di kampus beberapa hari terakhir ini. Lo bisa sakit."

Rachel tersenyum tipis. "Nggak pa-pa. Gue nggak lapar."

"Kalau gitu kita juga nggak bakalan ke kantin, deh."

Perempuan tersebut menghembuskan nafasnya panjang. "Ya udah, deh. Ayo ke kantin," ujar Rachel pelan kemudian berdiri dari duduknya.

Senyum Chaeri dan Chiara mengembang. Lantas ketiganya langsung berlalu meninggalkan kelas mereka.

Hari ini koridor kampus mereka sangat ramai. Entahlah. Mungkin karena ini sudah akhir semester. Lab sudah mulai berkurang. Itu sebabnya banyak mahasiswa yang memiliki waktu luang untuk saling menghabiskan waktu di koridor kampus daripada perpustakaan atau laboratorium.

Begitu juga dengan gedung sebelah. Koridornya nampak sangat ramai. Membuat Rachel berjalan dengan kepalanya yang menunduk.

Ia tahu jika koridor gedung sebelah ramai, ada kemungkinan seorang Sehun Ivarel Nathaniel juga berada di antara keramaian tersebut.

Dirinya menjauhi untuk sekadar tidak sengaja melihat lelaki itu.

Langkah Rachel yang memang pelan itu semakin pelan ketika ia merasakan kepalanya terasa berat.

Ia menatap punggung Chaeri dan Chiara yang berjalan di hadapannya. Tangannya bergerak hendak meraih baju salah satunya. Namun, yang terjadi adalah sebuah dentuman keras yang membuat orang-orang langsung teralihkan fokusnya.

"Rachel!" teriak Chiara saat menemukan sosok Rachel jatuh begitu saja menghantam lantai.

Wajahnya begitu pucat. Pun keringat dingin membasahi wajahnya.

Orang-orang mulai berkerumun dan menarik perhatian mahasiswa gedung sebelah.

Namun, seseorang yang baru saja bergabung dengan kerumunan tersebut langsung mengangkat tubuh Rachel dan berlari begitu saja menuju ruang medis.

Dia adalah seorang Baekhyun Gavin Imanuel.

Baekhyun berlarian menuju ruang medis dengan larinya yang sangat cepat. Dirinya membaringkan tubuh Rachel begitu saja di salah satu tempat tidur yang ada di sana.

"Dia Rachel, bukan?" tanya seorang mahasiswa yang sedang piket di ruang medis.

"Hm. Dia pingsan," ujar Baekhyun dengan nadanya yang terdengar khawatir.

"Khawatir banget lo, Baek," sahut lelaki bernama Kai Danuarta itu.

Baekhyun diam. Dirinya hanya menatap Rachel yang terbaring lemah di sana.

Ia tidak pergi sama sekali. Dirinya terus di sana dan menunggu Rachel sadar.

Beruntung perempuan itu cepat sadar.

"Kamu udah bangun?" tanya Baekhyun lembut saat melihat kedua mata Rachel terbuka.

"Kak Baekhyun?" tanya perempuan itu pelan.

"Hm. Aku di sini."

"Ngapain di sini?"

"Aku khawatir, Chell."

"Aku nggak pa-pa. Lagian udah nggak ada alasan Kak Baekhyun harus khawatir sama aku. Kita udah putus, Kak."

Bersamaan dengan itu, sebuah benda terjatuh begitu saja.

Dia adalah Chaeri. Perempuan yang berdiri di belakang mereka dengan makanan yang berhambur begitu saja karena terjatuh dari tangannya.

"Chaeri ...." Rachel berbisik dengan suara lemahnya.

Tidak ada tanggapan dari perempuan tersebut. Ia langsung berlari dari ruang medis dengan tangisnya yang membeludak.

Sementara itu, Baekhyun langsung berlari menyusul Chaeri dan meninggalkan Rachel di sana begitu saja.

"Jadi, kayak gini rasanya ditinggalin?" bisik Rachel pelan dengan air matanya yang berjatuhan.

Membuat sosok lelaki yang berdiri di balik tembok mengepalkan tangannya.

***
B e r s a m b u n g

Sweet But Psycho (RSB 7) Sudah Terbit ✔Where stories live. Discover now