20. About A Promise

1.6K 259 233
                                    

Hai Hello.
Apa kabarnya?
Semoga sehat teruss.
Jangan lupa kritik dan sarannya.
Serta mohon ditegur apabila memiliki kesamaan dengan cerita orang.
Semoga suka.
Selamat membaca^^

***

"Sakit yang sesungguhnya itu bukanlah sakit fisik, namun sakit batin."

***

Pukul enam pagi.

Sosok Amanda Rachelia Withlove sudah siap dengan pakaiannya yang rapi.

Dirinya kini tengah menunggu sosok laki-laki yang selalu rajin menjemputnya beberapa bulan terakhir ini.

"Gue kepagian kali, yah?" tanyanya pelan sembari melirik jam dinding yang ada di kamarnya.

Perempuan itu memilih untuk duduk di pinggir kasurnya sembari menunggu waktu berjalan hingga jam datang lelaki itu tiba.

Meskipun sosok lelaki tersebut punya kelas siang, ia tetap akan datang pagi ke rumah Rachel hanya untuk mengantar perempuan itu ke kampus.

Begitu juga apabila perempuan itu pulang terlambat, karena Fakultas Kedokteran selalu pulang paling akhir dibandingkan fakultas lain, ia selalu pulang ketika malam mulai menyapa.

Dan sosok Sehun Ivarel Nathaniel, lelaki yang sedang ia tunggu kedatangannya itu selalu menunggunya hingga ia selesai dengan urusan kampusnya.

Perempuan itu kembali melirik jam dinding yang ada di kamarnya. Seharusnya lelaki itu sudah datang sekarang. Tapi, belum ada tanda-tanda bahwa lelaki itu akan datang.

Rachel meraih ponselnya, chat, telepon, dan sms tidak lelaki itu kirimkan untuknya.

Hingga ia memutuskan untuk menghubungi lelaki itu duluan.

Panggilan pertama tidak terjawab.

Panggilan kedua juga tidak terjawab.

Hingga pada panggilan ketiga, panggilannya berhasil tersambung.

"Halo, Hun? Kamu di mana?" tanya Rachel pada sosok laki-laki yang ada di seberang sana.

Tapi, tak ada sahutan yang ia dapatkan. Perempuan itu memicingkan matanya, kemudian kembali menyapa lelaki itu.

"Hun?"

Dan ketika suara dari seberang sana menyapa telinganya, perempuan itu langsung meraih kunci mobilnya dan berlari secepat yang ia bisa.

Rachel mengendarai mobilnya dengan kekuatan penuh, perasaannya mulai tidak dapat didefinisikan.

Hingga mobilnya itu berhenti tepat di depan sebuah apartemen mewah, kakinya langsung berlari menuju kamar milik Sehun.

Dan ketika ia berhasil masuk di sana, matanya langsung mengedar ke seluruh penjuru.

"Sehun!" ujarnya panik sembari mencari keberadaan sosok laki-laki sang pemilik apartemen tersebut.

"Sehun!" ucapnya setengah berteriak kemudian menghampiri sosok laki-laki yang terlihat terkapar tidak berdaya di atas tempat tidur.

Sweet But Psycho (RSB 7) Sudah Terbit ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang