21. Sehun's Pain.

1.5K 247 336
                                    

Hai Hello!
Apa kabar?
Semoga semuanya sehat terus.
Masih ada yang baca work ini, kah?
Jangan lupa kritik dan saran.
Serta mohon ditegur apabila memiliki kesamaan dengan cerita orang.
Semoga suka.
Selamat membaca^^

Rekomended sambil dengerin lagunya Day6 Congratulations.

***

"Ketika kepercayaan dipatahkan, maka akan sulit untuk mengutuhkan kepercayaan itu seperti semula."

***

Pukul 09.45 pagi.

Seharusnya Rachel sudah berada di dalam kelasnya sembari memperhatikan salah satu dosen killer mengajar dengan wajah tegasnya.

Sehun juga demikian. Seharusnya lelaki itu sudah berada di dalam kelasnya dan mempelajari berbagai macam pasal yang harus diketahui oleh mahasiswa hukum.

Tapi, yang terjadi adalah mereka sedang berada di sebuah rumah sakit.

Sehun yang terbaring lemah dengan selang infus di tangan kanannya, dan Rachel yang sedang duduk di sana sembari menggenggam tangan Sehun.

Ya, demam tinggi yang dialami Sehun tak kunjung turun. Oleh karena itu, berbekal paksaan dari Rachel, lelaki itu akhirnya menurut untuk dibawa ke rumah sakit.

Alhasil mereka harus tinggal di sana karena Sehun butuh perawatan.

Lelaki itu terkena gejala tipes dan diharuskan untuk dirawat selama beberapa hari.

"Seandainya aku nurutin mau kamu untuk nggak ke rumah sakit, aku nggak tahu bakalan terjadi apa, Sehun," lirih Rachel sembari menatap Sehun yang terlihat begitu pucat sekali.

"Aku pikir cuma kena demam biasa."

Lelaki tersebut membalas tatapan Rachel dengan tatapan sayu miliknya. Ia begitu lemah dan hampir tidak punya tenaga.

Membuat Rachel yang sedari tadi menggenggam tangannya jadi khawatir.

"Kenapa bisa sakit, sih? Kamu pintar ngomong kalau aku yang sakit. Suruh jaga kesehatan, jaga ini, jaga itu, tapi kamu sendiri nggak perhatiin diri kamu."

Sehun tersenyum tipis. "Kesehatan kamu lebih penting daripada kesehatan aku, Achell."

"Hun, kesehatan semua orang itu penting. Dahulukan diri sendiri sebelum orang lain."

"Termasuk menyakiti?"

Kening Rachel menyatu. Dirinya mencoba untuk mencerna kalimat Sehun. Apa hubungannya kesehatan dengan menyakiti? Mengapa lelaki itu tiba-tiba mengatakan sesuatu yang seperti itu.

Terdengar tidak sinkron tapi mengandung makna.

"Maksud kamu?"

"Kamu tadi bilang harus mendahulukan diri sendiri sebelum orang lain. Apakah menyakiti diri sendiri sebelum menyakiti orang lain itu termasuk?"

"Jangan bego, deh."

"Tapi, aku ngelakuin itu. Aku menyakiti diri sendiri dulu sebelum menyakiti orang lain."

Sweet But Psycho (RSB 7) Sudah Terbit ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang