23. Everybody Leave Her.

1.1K 210 244
                                    

Hai Hello!
Apa kabarnya?
Semoga sehat terus, yoo.
Jangan lupa kritik dan sarannya.
Serta mohon ditegur apabila memiliki kesamaan dengan cerita orang.
Semoga suka.
Selamat membaca^^

***

"Luka tetaplah luka. Meskipun sakitnya sudah menghilang, bekasnya masih ada."

***

Rachel berjalan pelan menyusuri kompleks rumahnya yang begitu gelap.

Wajar jika sudah gelap. Lampu tetangga sudah dimatikan satu persatu karena malam sudah menyapa.

Seharusnya Rachel juga sudah mematikan lampu rumahnya. Tapi, karena dirinya yang sedang kelaparan di tengah rumah yang tidak punya bahan makanan, maka ia harus pergi untuk keluar rumah di jam yang sudah larut ini.

Ibunya sibuk mengurus pasiennya di rumah sakit. Wanita itu jarang pulang ke rumah karena akhir-akhir ini banyak pasien darurat yang membutuhkan operasi.

Dan Rachel yang merupakan mahasiswa kedokteran sangat sibuk dengan tugasnya hingga lupa untuk membeli bahan makanan.

Padahal Charol sudah menyuruhnya untuk membeli bahan makanan. Namun, berkat tugasnya, ia lupa.

Dan setelah hujan turun malam ini, perutnya terasa minta diisi oleh sesuatu yang hangat.

Mau tidak mau ia langsung melangkahkan kakinya menuju supermarket yang ada di dekat rumahnya.

"Kenapa harus lapar sekarang, sih?" gerutunya sembari memasukkan kakinya menuju supermarket tersebut.

Tungkainya melangkah menuju rak mi instan. Saat ini hanya mi instan yang ada di otaknya.

Dan ketika matanya menemukan sebuah bungkus mi instan terbaru yang hanya terlihat sisa satu bungkus, ia mempercepat langkahnya.

Tangannya langsung bergerak meraih mi instan tersebut. Tapi, sebuah tangan lain juga meraih mi instan itu.

Rachel menoleh, ia langsung melepaskan mi instan tersebut ketika melihat sosok tinggi berdiri di hadapannya.

"Lo mau ini?" tanya lelaki itu pada Rachel.

Rachel menggelengkan kepalanya. "Buat kamu aja. Aku ambil yang lain," sahut Rachel kemudian meraih beberapa bungkus mi dengan rasa yang berbeda.

Setelah itu, ia pergi dari sana dan segera membayar belanjaannya di kasir.

"Totalnya tiga puluh lima ribu, Mba."

"Satuin sama ini, Mba."

Rachel mendongak, di sampingnya sudah ada Sehun yang juga menyerahkan belanjaannya beserta uang untuk membayar belanjaan mereka.

Perempuan tersebut hanya diam. Ia tidak bisa bicara apa-apa. Ia hanya menunggu belanjaannya.

"Ini belanjaannya, Mba," sahut kasir tersebut sembari menyerahkan belanjaan Rachel.

"Terima kasih," balas Rachel kemudian keluar dari sana.

Ia tidak langsung pergi. Dirinya menunggu Sehun di luar. Dan ketika ia melihat Sehun keluar dari sana, ia langsung menghampiri Sehun.

Sweet But Psycho (RSB 7) Sudah Terbit ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang