Enam.

4.3K 219 0
                                    

"Lo mau rasa apa, Na?" tanya Rei saat kami memesan es krim di cafe Hitz.

"Stoberi eaakk," kataku sambil membalas line dari Nando.

Yap, sekarang aku dan Rei lagi di cafe Hitz buat makan es krim. Rei nagihin terus sepanjang perjalanan ke atm. Bikin kuping panas yaampun.

"Yauda mas, stroberi satu sama green tea satu ya," ucap Rei pada pelayan yang datang ke meja kami.

"Ada lagi?" tanya pelayan itu. Rei menggeleng sambil tersenyum dan menjawab, "No thanks, kurang gampang nambah," Si pelayan tadi kaya terkekeh mendengar ucapan Rei. Dasar.

"Eh Rei, gue mau nanya deh," ucapku sambil menaruh hp di atas meja.

"Nanya apaan?" tanya Rei terus menarikan jarinya diatas iPhone nya.

"Lo kok ga bilang kalo kita satu sekolah sama Rio?" tanyaku langsung. Rei langsung kaget dan langsung nyengir.

"Yaampun! Gue lupa! Demi deh. Lagi juga gapapa sih, siapa tau bisa balikan ehaha," jawab Rei santai.

"Yeeh, udah taken nih gue," ucapku sedikit bangga. Haha.

"Yaela siapa sih? Waktu itu siapa sih namanya, lupa gue. Siapa Na cowo lu?" tanya Rei gregetan.

"Nando," jawabku memutar bola malas.

"Nah iya dia. Namanya sama kaya Nando temen gue yang di Bandung masa," ujar Rei.

"Yaemang doi orangnya elah. Nando Arlando my black baby hahaha," ucapku sambil tertawa.

"DEMI APA?!" tanya Rei histeris membuat beberapa pengunjung melihat ke arah meja kami. Akupun langsung mengambil buku menu dan menutup mukaku dengan itu. Kalau ada yang nanya siapa orang yang duduk di depan ku ini, aku bakal jawab 'ga tau siapa, ga kenal tiba-tiba udah duduk di depan saya'. Demi ini malu abis. Dan Rei hanya nyengir ke arah mereka sambil bilang, "Sorry, lanjut aja. Ada something wrong sedikit tadi hehe. Lanjut aja, itu es krimnya diambil kucing mas,"

"Lo idiot Rei. Sumpah. Malu-maluin abis, bayar sendiri sono lu," ucapku kesal.

"Lagi lu kaya ngasih shock terapi ke gue. Lo jadian sama Nando? Seriusan? Gimana bisa?" tanya Rei sambil memajukan kursinya.

"Loh gue kira Nando ngasih tau elo. Udah lama, hampir dua tahun" jawabku santai.

"Se-seriusan selama itu?" tanya Rei tidak percaya.

"Iye elah. Emang dia gangasih tau?" tanyaku lagi.

"Waktu itu sih ngasih tau, cuma gua ga ngedengerin haha," jawabnya sambil tertawa. Lalu pesanan kami datang dan kami langsung memakan es krimnya, yummy!

***

Sambil menunggu makan malam, aku ke studio belakang sekalian vidcall sama Nando hihi.

"Hi my Ndooo," sapaku riang.

"Haii Annaaa. Gimana sekolahnya? Seru gaa?" tanya Nando langsung. Dan membuatku langsung terpikirkan oleh Rio. Rio ya? Hmm.

"Seru kok. Anaknya kayanya seru-seru. Dan fyi, disini mosnya ga pake atribut yang memalukan. Big yes haha,"

"Ko enak sih? Waktu gue kelas 10 gue dikerjain pake segala macem. Sekolah dimana emang kamu?"

"SMA 45 TB, bareng Rei"

"Bareng Rei? Bareng temen aku juga dong. Tau Rio? Dia temen aku"

Untuk siapapun yang bilang kalo dunia itu sempit, aku sangat setuju. KENAPA NANDO JUGA KENAL RIO?!

"Eh? Rio ya? Kenal ko, dia yang jadi mentor aku selama mos ini malah"

"Oh ya? Nanti aku bilang ke dia deh buat jagain kamu,"

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang