Duapuluh.

3.1K 161 3
                                    

Aku sedang besiap siap di depan cermin saat Rio mengirim line kalau dia sudah di depan.

Aku langsung turun ke bawah. Dibawah sudah ada Eyang yang sedang menyiapkan sarapan.

"Eh mau kemana, Ndok?" tanya Eyang saat aku berjalan ke arah ruang tamu.

"Eh anu, ada Rio Eyang," jawabku.

"Oh gitu. Ajak sarapan aja sekalian," ucap Eyang.

Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Aku langsung berjalan keluar dan membuka gerbang.

"Disuruh sarapan dulu sama, Eyang. Masuk gih," ucapku.

Rio pun memasukkan motornya dan ikut masuk bersamaku.

"Sarapan bareng, yuk Rio." ucap Eyang.

"Iya Eyang," ucap Rio sambil tersenyum.

Aku, Rio, dan Eyang pun sarapan bersama. Kata Eyang, Rei tadi udah berangkat duluan. Biasalah.

Setelah selesai sarapan, aku dan Rio pamit untuk segera berangkat.

Rio melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Lima menit sebelum bel masuk, kami sudah sampai disekolah.

Rio menarik tanganku, "Nanti balik bareng gue ya. Gue mau bikin lo cepet move," ucap Rio sambil tersenyum.

"Lo mau ngapain?" tanyaku.

Rio hanya tersenyum misterius, "Rahasia," ucapnya sambil mengacak rambutku.

"Udah rapi ih, Rio pinter." ucapku sebal.

Rio hanya tertawa lalu berjalan menuju kelasnya. Aku tersenyum tipis melihat punggungnya berjalan menjauh.

Gue percaya sama lo, Rio. Gue percaya, batinku.

***

Aku sedang menguap bosan saat pelajaran bahasa Jepang. Bu Yuki sepertinya tidak sadar kalau hanya anak barisan depan saja yang memperhatikan pelajarannya.

"Okey, karna dua bulan lagi ujian semester gasal, minggu depan kalian tampilkan apa saja di depan kelas. Boleh bernyanyi, pidato, drama, atau yang lainnya. Boleh individu atau kelompok. Dan ingat, pakai bahasa Jepang. Sampai jumpa," ucap Bu Yuki menutup pelajarannya.

Dan tadi apa? Tampil? Dengan bahasa Jepang? Hei! Aku aja gapernah merhatiin pelajaran dia.

"Kamu mau nampilin apa, Na?" tanya Kevin sambil menoleh ke belakang.

Aku mengangkat kedua bahuku, "Gatau," ucapku.

"Nyanyi aja. Aku udah lama ga denger kamu nyanyi," ucap Kevin dengan mata berbinar.

"Umm, liat nanti aja," ucapku.

Lalu Pak Didin pun masuk ke kelas dan pelajaran Biologi pun dimulai.

"Km mana?" tanya Pak Didin.

"Vin, Alviinn! Woy kampret!" teriak Fian memanggil Alvin yang duduk dibelakang.

Alvin yang sedang mengobrol dengan Gani langsung menoleh dan maju ke depan menghampiri Pak Didin.

Anak sekelas menyoraki Alvin. Dan Alvin hanya nyengir tidak bersalah.

"Bercanda mulu kamu. Ambil buku diperpus yang tentang hewan amfibi. Bilang aja buku materi Pak Didin gitu," ucap Pak Didin.

"Iya, Pak. Gan, temenin." ucap Alvin lalu keluar kelas bersama Gani.

Sembari menunggu Alvin dan Gani Pak Didin memberi tugas kelompok tentang materi ini. Waktunya dua minggu. Yeayea.

Tidak lama kemudian Alvin dan Gani datang dengan setumpuk buku ditangannya.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang