#20

5.2K 806 60
                                    

*VEENA POV*

Diantara banyaknya murid yang berlalu lalang, langkah Harry sangat terburu-buru membuat nafasku sedikit terengah-engah mengikuti temponya berjalan.

Sedangkan di belakangku, Draco nampak masih bersikeras mengikuti tujuan kami pergi. Aku tentu menyadari Harry yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran si pirang itu. Ya, bagaimana tidak? Semua penghuni Hogwarts sudah tau mereka itu musuh bebuyutan. Ketika keduanya disandingkan, mereka bagaikan tikus dan kucing.

"Harry, abaikan saja dia! Percuma saja kita menyuruhnya pergi, kepalanya terbuat dari batu!" Bisikku kepada Harry yang berjalan di samping

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Harry, abaikan saja dia! Percuma saja kita menyuruhnya pergi, kepalanya terbuat dari batu!" Bisikku kepada Harry yang berjalan di samping.

"Hei! Aku mendengarnya, kau tahu!" Tempik Draco merasa tersinggung mendengarnya lalu aku hanya menoleh dan menjulurkan lidah.

Harry mulai memelankan langkahnya. Kami berhenti di sudut koridor yang cukup sepi, dengan hati-hati pria berkacamata itu menengok kanan kiri memastikan tidak ada orang lain yang mendengar.

"Veena, kau ingat dengan buku hitam yang kita temukan kemarin malam?" Aku mengangguk cepat dan menunggunya melanjutkan kalimatnya, "Ternyata buku itu tidak kosong seperti apa yang kau kira, Veena. Buku itu dipenuhi dengan sihir!" Lanjutnya dengan pelan.

Aku yang mendengarnya mulai mengerutkan kening tak mengerti, "Sihir? Sihir macam apa yang kau maksud, Harry?"

"Jadi begini, semalam aku mencoba menulis sesuatu di dalamnya, tapi yang tak kuduga tinta pena yang tertulis di atas kertas itu hilang begitu saja! Kemudian aku mencoba menuliskan pertanyaan, dan buku itu membalasnya!"

"Bloody hell, kau serius?"

Harry mengangguk mantap, "Nampaknya buku itu milik seseorang bernama Tom Marvolo Riddle. Sebenarnya aku ingin menguliknya lebih lanjut bersama dengan Hermione. Karena dia dapat menerima banyak petunjuk hanya dengan sekali melihat, hanya saja sayangnya.... Sesuatu yang buruk telah terjadi."

"Apa yang terjadi?"

Harry menggaruk tengkuk lehernya seraya menggigit bibirnya ragu, "Ketika aku terbangun tadi pagi, buku itu sudah tidak ada. Padahal aku sangat yakin menyimpannya di tempat yang aman. Mungkin seseorang telah mengambilnya, tapi dari semua itu masih ada hal yang lebih buruk. Sesuatu telah terjadi pada Hermione."

"Hermione? Ada apa dengan Hermione?"

"Kau akan tahu saat melihatnya nanti."

***

Harry membawa kami ke tempat yang cukup sering aku dan Draco kunjungi. Ya, Ruang Kesehatan dimana Madam Pomfrey berada. Pria berkacamata itu menuntunku ke salah satu kasur dengan seseorang di atasnya, pria berambut merah yang menjaga orang itu sontak menengok dan memasang ekspresi bingung saat melihat wajah kami.

DRACO : THE TROUBLEMAKERDonde viven las historias. Descúbrelo ahora