Kereta sudah sampai ke tempat tujuan, saatnya anak-anak keluar dan beralih menaiki perahu kayu. Seperti biasa, Veena naik bersama Pansy.
Para murid baru sangat terkesan saat pertama kali menginjakkan kakinya di Hongwarts, kepala mereka tak henti-hentinya menengok kanan kiri mengagumi arsitektur yang kini akan menjadi rumah kedua mereka.
Di tengah kerumunan, Veena mendapati sosok lelaki yang kemarin tak sengaja ditabraknya. Ya, itu Harry Potter yang kini tengah asik berbincang dengan temannya yang berambut merah. Gadis itu mendekat memanggil namanya, "Harry!" sontak si pemilik nama menengok ke arah suara.
"Oh! Hei, Veena. Kita bertemu lagi." Jawab Harry membalas sapaannya.
Orang orang sekitar sontak menengok ketika mengetahui pria berkacamata itu bernama Harry, yang mana mereka langsung menyimpulkan dia pasti the boy who lived si Harry Potter.
Saat Veena ingin berbincang lebih lama, dari balik punggungnya muncul lelaki berambut pirang yang ditemui di kereta api. Lelaki itu menarik bahunya dan mendorongnya kebelakang, sehingga ia bisa lebih jelas bertatap muka dengan Harry.
"Hei! Apa masalahmu, Malfoy?" Pekiknya kesal yang langsung dibalas delikkan tajam dari ujung mata lelaki itu. Pansy langsung menenangkannya agar tidak terlibat lebih jauh dengan lelaki keturunan Malfoy itu. Dia tahu betul mencari masalah dengannya akan berakibat buruk.
Si pirang itu kini beralih menatap Harry sambil menyeringai, "Akhirnya si famous Harry Potter menunjukkan batang hidungnya. Dan siapa di sebelahmu ini? Berambut merah dan jubah yang lusuh, pasti dia seorang Weasley," Ucapnya sambil menatap lelaki itu dengan hina.
"Namaku Malfoy, Draco Malfoy. Aku akan dengan senang hati membantumu mendapatkan teman yang berderajat tinggi, Potter." Draco mengulurkan tangannya dengan rasa penuh percaya diri, namun bagi Harry tawarannya itu tidak membuat tertarik sama sekali. Justru sebaliknya, Draco langsung membuat kesan yang buruk di mata Harry.
Harry menepis tangan lelaki pirang itu dan membalas tatapannya tajam, "Thanks, tapi kurasa aku bisa menentukannya sendiri." Ujarnya dengan nada suara yang dingin.
Draco menantap tak percaya, lalu wanita paruh baya pun muncul yang membuat Draco kembali ke tempatnya, sekilas ia melirik Veena yang kini tengah menyeringai puas, "Tertolak, Malfoy?" sindirnya pelan namun cukup terdengar di telinganya.
***
VOUS LISEZ
DRACO : THE TROUBLEMAKER
FanfictionBerteman baik dengan Pansy membuat Veena terbiasa terhadap sifat buruk anggota Slytherin. Bahkan dia selalu menyimpan pertanyaan di benaknya mengapa dirinya ditempatkan di sana. Berhari-hari ia jalani sebagai murid Slytherin sehingga membuatnya ter...