46. Salah Kira

3.6K 213 0
                                    

H-1 UAS

Wah, perlu Rachel akui, hari ini adalah hari tergila dalam hidupnya. Sejak pagi buta matanya sudah terbuka lebar hanya untuk membaca, menggarisbawahi, dan mencatat ulang berbagai macam buku.

Harapannya satu, jangan sampai usahanya yang sedemikian rupa gagal nantinya. Ia belum siap diminta untuk tidak mengenal Raja. Jangan.

Bahkan ucapan Raja yang katanya akan menuruti apapun kemauannya kalau ia mendapat nilai rata-rata di atas delapa puluh seolah melayang begitu saja. Yang pasti titik fokusnya hanya satu. Jangan sampai Raja menjauhinya. Ia belum puas berada di dekat cowok itu. Bahkan sepertinya tidak akan puas.

"Rachel...,"

Suara ketukan pintu juga panggilan yang kemudian disusul dengan terbukanya pintu putih kamarnya membuatnya beralih pada Rungga yang hadir di sana.

"Loh udah bangun?" Rungga menatapnya tidak percaya. Ia berjalan mendekat ke arah Rachel, sebelum memilih bersandar pada tepi meja belajar dan melihat apa yang sedang Rachel lakukan. "Emang gak capek belajar mulu?" ringisnya pelan.

Rachel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, seraya memperhatikan tumpukan buku juga kertas yang berantakan di hadapannya itu.

Ya, capek..., batinnya bersuara pelan. Tapi mau gimana lagi?

"Sarapan dulu yuk? Udah ada Raja juga di bawah—"

"Raja?" Ia menyahut tidak percaya. Seorang Raja hadir di rumahnya tepat pada jam delapan pagi dengan keadaan ulangan akhir semester dilakukan esok hari. Seriusan?

Rungga mengangguk. "Emang dia harusnya gak ke sini?"

Rachel menggeleng. "Katanya dia mau belajar di rumah," balasnya jadi bingung sendiri.

Rungga terkekeh. "Ya uda ayo sarapan dulu, Oma nungguin juga di bawah."

Ia mengangguk sebelum pada akhirnya memilih menaruh peralatan menulisnya dan mengikuti langkah Rungga yang seolah memandunya untuk turun ke bawah.

Rungga tidak bohong. Raja memang hadir di rumahnya, tepatnya di meja makan dengan Oma yang berada di hadapan lelaki itu.

"Katanya gak mau ke sini," katanya pelan sebelum memilih menarik kursi di samping Oma.

Raja mengangguk. "Cuma mau bantu lo, kali aja masih ada yang mau ditanyain."

"Kan bisa difoto, terus lewat Whatsapp—"

"Lo gak mau gue di sini?"

Rachel mencebik. Raja itu memang paling top kalau masalah negative thinking. "Enggak gitu," akunya jadi merasa tidak enak sendiri.

Ia kemudian beralih pada Oma yang sudah mengenakan pakaian formalnya itu. "Oma mau ke mana?"

Ini hari Minggu. Seharusnya baik Oma juga Rungga akan memilih mengenakan pakaian santai khas rumahan. Kalau Rungga sih memang iya. Tetapi Oma tidak.

"Arisan," balas Oma dengan cengiran wanita tua itu.

Rachel membulatkan bibirnya tanda ia mengerti.

"Rachel mau makan roti apa nasi?" Oma kembali bertanya pelan.

"Mau minum susu aja," susulnya dengan cengiran.

"Makan siang yang bener tapi ya?"

Ia mengangguk semangat. Yang penting perutnya tidak dimasuki oleh makanan dulu pagi ini, masalah nanti, maka nanti saja juga berpikirnya.

Oma beralih pada Raja. "Raja ada urusan lain hari ini?"

Raja berdeham pelan, seolah berpikir. "Enggak kayaknya, Oma," balasnya bimbang.

Sinful (Tamat)Where stories live. Discover now