Chapter 4

5.8K 300 5
                                    

"Dia bernama Caroline, sebenarnya ia adalah tunanganku, dan kami akan segera menikah"

********

Terlihat disebuah cafe mewah bernuansa gold, sepasang anak manusia itu tengah duduk berhadapan dengan nuansa tegang. Sang pria memperhatikan wanita cantik dihadapannya dengan tatapan tajam. Sedangkan yang ditatap hanya menundukan kepalanya.

"Nona? Bisakah kau angkat kepalamu? Tatap lawan bicaramu!" ucapnya dengan tegas dan penuh penekanan

Gadis itu mendongakan kepalanya dengan takut. Ia menatap mata laki-laki tampan dihadapannya yang telah membuatnya jatuh hati akan karismanya.

"Bagaimana bisa? Sebenarnya apa salahku? Apa kau memiliki dendam pribadi terhadapku? Atau inilah rasa terima kasihmu padaku saat aku menolongmu 2 hari yang lalu?" tanyanya sakratis

"Apa? Tidakk aku benar-benar tidak berniat seperti itu Aiden" ucapnya menyesal

"Cihh!! Bahkan kau bisa menyebut namaku dengan lancar seperti itu. Lalu?? Kenapa bisa ada berita itu?? Tidak mungkin kan berita itu jalan sendiri? Hahah lucu sekali" ucapnya sinis.

Lelaki itu menyendarkan punggungnya kesandaran kursi dan melipat kedua tangannya didepan dada.

"Maaf...... Sebenarnya itu..... Adikku yang menulis artikel itu" ucapnya pelan.

Dan sontak pernyataan itu membuat Aiden terkejut. Ia ingin bicara, tapi Carol lebih dulu menghentikannya.

"Tapiii..... Tenang... Aku akan membayar apapun untuk itu. Aku akan membersihkan namamu dari berita itu!" ucapnya.

"Apa?! Kau fikir mudahh?? Apa yang akan kau katakan pada media?? Apa kau siap terbunuh oleh para fansku?? Walau kau ini sangat sial! Tapi aku tidak mau fansku membunuh seseorang" ucapnya dingin

"Kau tenang saja. Ini perbuatan adikku, dan aku sebagai kakaknya akan bertanggung jawab. Baiklah aku permisi"

Gadis itu bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dengan air mata menggenang di pelupuk matanya. Cobaannya begitu berat.

Belum sampai ia di depan pintu. Ia merasa tubuhnya melayang. Ketika ia menoleh. Damn! Aiden menggendongnya. Ia meronta dengan menghentakan kakinya dan berteriakk..

"Yakkk! Lepaskannnn! Lepaskannnn?!"

Hal itu membuat mereka jadi pusat perhatian seluruh pengunjung restauran.

Sampainya di depan pintu mobil. Ia menurunkan gadis itu. Aiden membuka pintu di samping kemudinya dan mendorong gadis itu untuk masuk. Sementara ia segera berlari kesisi sebrang.

Di dalam mobil ia menatap gadis yang masih terbengong itu.

"Kenapa? Apa kau terkejut digendong oleh lelaki tampan sepertiku?" ucapnya dengan nada menggoda.

Carol segera menormalkan ekspresinya dan menoleh menatap Aiden dengan kesal.

Plakkkk.....

Satu tamparan mendarat mulus dipipi Aiden. Gadis itu menatapnya dengan pandanganarah, kecewa, dan sedih. Perasaannya campur aduk.

"apa-apaan kau?! Kau fikir aku apa? Seenaknya menggendongku ku didepan umum?! Dasarr brengsekk!" cacinya dengan air mata yang mulai menetes.

Ia membalikan badannya berniat membuka pintu mobil. Tapi sayangnya ia kalah cepat. Aiden lebih dulu mengunci pintu mobilnya. Ia segera membalikan badan gadis itu dan memegang pundaknya. Laki-laki itu memajukan wajahnya hingga tinggal beberapa senti.

"Dengar!! Kau sudah membawaku kedalam masalah. Dan kita harus menyelesaikannya berdua. Dengarr nona??!!! Kau tak akan bisa menyelesaikannya sendiri. Yang ada kau hanya akan menjadi bulan-bulanan media. Jadi, saat ini. Kau hanya perlu duduk tenang dan ikuti kataku." ucapnya tepat didepan wajah Carol.

Accident With YouOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz