Chapter 7

5.2K 263 12
                                    

Disinilah sepasang anak manusia itu berada. Sang gadis menatap laki-laki dihadapannya dengan pandangan yang tak bisa dinilai. Ia senang telah bertemu dengan laki-laki itu, tapi ia juga kesal karena pria ini telah mengingkari janjinya.

Gadis itu mulai bosan dengan keheningan ini. Ia berniat untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu, untuk menghilangkan ketegangan diantara keduanya.

"Ekhm, aku rasa kau baik-baik saja. Jadi, aku tak perlu bertanya apa kau baik-baik saja bukan?" ucap gadis itu membuka pembicaraan diantara kebungkaman mereka.

Pria dihadapannya menatapnya dalam dengan wajah serius, tapi kemudian ia mengubah ekspresinya dengan tersenyum tipis, sangat tipis.

"Ya, seperti yang kau lihat jes, aku baik-baik saja. Bahkan sangat baik. Lalu, bagaimana dengan mu?" tanyanya.

Baik? Mungkin hanya fisiknya yang baik, namun hatinya tidak. Bahkan ia masih dapat merasakan debaran di dadanya saat menatap mata gadis itu. Sulit untuknya melupakan gadis yang telah bersamanya sejak 6 tahun itu.

"Aku? Tentu saja baik, tapi hatiku tidak Aiden. Setelah artikel itu........."

"Permisi, pesanan anda datang. 1 moccachino, dan 1 vanila late. Selamat menikmati"

Demi tuhan! Iya ingin mengutuk pelayan yang telah menghantarkan pesanan mereka itu. Bagaiman tidak? Setelah pelayan itu pergi, kecanggungan menyelimuti mereka kembali.

Shit! Jessica bersumpah tak akan membuka suara terlebih dahulu. Ia ingin lihat apa pria itu akan jujur kepadanya?

Laki-laki itu menyeruput moccachino yang telah ia pesan, dan kemudian menatap gadis itu serius. Hh... Ia tau apa tujuan gadis ini kembali kalau bukan masalah pernikahannya itu.

"Maaf jess, seperti yang kau lihat. Aku rasa kau sudah tau apa masalahnya"

Jessica segera mendongak menatap laki-laki itu. Ia sudah mempersiapkan hatinya, jika hal ini tetjadi.

"Apa? Apa yang terjadi? Aku tak percaya dengan berita murahan itu. Mana mungkin kau melupakanku begitu cepat aiden?" tanya gadis itu tak terima.

"Cepat kau bilang? Ini sudah 2 tahun jessica! Wajar bagiku jika aku mencari cinta yang lain. Ini juga salahmu! Kenapa kau tak ingin aku nikahi saat aku melamarmu 2 tahun lalu?"

"Itu......" skak! Gadis itu terdiam.

Ya! Ini memang salahnya, hanya karena karir ia rela meninggalkam laki-laki itu. Ia tidak ingin terikat dengan pernikahan pada saat itu. Dan benar ini semua salahnya.

Gadis itu hanya menunduk. Tak berani menatap Aiden. Cairan bening mulai mengalir dimatanya. Ia ingat apa kata Aiden saat itu, saat terakhir dimana sebelum ia pergi demi karirnya.

Flashback

"Jess! Aku tahu kau belum siap, tapi tidak ada salahnya jika kita mencobanya. Kita akan melewatinya bersama"

"Mencoba kau bilang? Pernikahan itu bukan sebuah permainan Aiden! Itu adalah sesuatu yang serius! Janjimu di hadapan Tuhan, Aiden!"

Laki-laki itu mengusap wajahnya dengan gusar.

"Jessica! Apa lagi yang kau khawatirkan? Kita telah menjalinnya selama 6 tahun! Kau fikir selama ini hanya main-main?!"

Laki-laki itu mulai kesal. Ia mencengkram bahu gadis di hadapannya itu.

"Iya! Aku fikir itu hanya main-main! Dengar! Aku akan tetap pada keputusanku! Aku akan pergi lusa! Aku harap kau baik-baik saja. Jika kau ingin menikahiku, tunggu aku 4 tahun lagi" ucap gadis itu serius

Pria itu segera melepaskan cengkramannya. Ia menatap lurus kedepan, tak berani menatap gadis yang ia cintai itu.

"4 tahun kau bilang? Pada saat itu umurku sudah 28 tahun! Dan mungkin aku sudah menikah dengan gadis lain. Terserah kau! Aku tak akan perduli lagi padamu. Jangan menyesal saat waktu itu tiba jes!"

"Hah?! Menyesal kau bilang? Tak akan! Kita lihat saja nanti. Baiklah, terserah kau!"

Setelah mengucapkan itu, gadis itu membuka pintu disampingnya itu. Ia segera melangkah keluar, dan menyetop taksi yang lewat dihadapannya.

Laki-laki itu hanya dapat menatap nanar taksi yang telah melaju itu. Cintanya telah pergi.

Flashback End

"Sudahlah jess! Kita tak punya hubungan apa-apa saat ini. Kau pergilah! Dan dapatkan cinta dari orang lain" ucap pria itu lembut.

Gadis itu mendongakan kepalanya. Ia menatap Aiden dengan air mata yang mengalir dipipinya. Ingin rasanya pria itu mrngulurkan tangannya untuk menghapus air mata itu. Tapi, tak mungkin. Saat ini ia akan membuktikan ucapannya 2 tahun lalu.

"Aiden... Aku mohon, aku mohon katakan bahwa berita itu bohong! Bahwa itu semua tak benar!" gadis itu menangis, ia menggenggam tangan Aiden dengan erat. Seakan tak ingin laki-laki itu pergi.

Aiden segera melepaskan genggaman tangan Jessica. Ia tersenyum menatap gadis itu, dan mengulurkan tangannya untuk mengusap air mata gadis itu.

"Maaf jess, tapi berita itu benar. Aku......
akan menikah, jika kau lama dijakarta. Aku akan mengirimkan undangannya"

Setelah mengucapkan kata-kata itu, laki-laki itu segera berdiri, ia meraih jas yang ia sampirkan di sandaran kursi dan mulai melangkah menjauhi meja tersebut. Huftt... Ia telah melepaskannya. Sudah saatnya menata hatinya untuk orang lain.

Gadis itu hanya bisa menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya, dan menangis. Bagaimana bisa semuanya berbalik begitu cepat?

Laki-laki itu segera menekan beberapa angka di ponselnya sebelum masuk kedalam mobil. Ia menunggu, sampai orang diseberang sana membalas telefonnya.

"Percepat, persiapan pernikahanku. Dan hubungi nona Carol jika aku ingin bertemu dengannya besok"

Ia memutuskan sambungan tepefonnya dan mendongak menatap awan hitam diatasnya. Huft.. Saatnya mendapat cinta yang baru, Aiden.

"Jangan pernah sia-siakan orang yang mencintaimu. Karena, jika ia sudah tidak ada untukmu kau akan menyesal"

*****************TBC**************

Holaaaaaa!!

Ada yang kangen denganku? Kayaknya gk ada ya??

Oke aku kembali ngepost.
Ck! Bukam hiatus ini namanya.
Aku gak sabar ingin menyelesaikan ceritaku. Yang kangen sama Our Wedding Story, kalau aku sempet aku akan post minggu depan. Maaf ya, kalo ceritanya makin gaje hihihi. Ini efek galau yang berkepanjangan ;D

Sebenernya aku mau masang target kaya si bihun kunyuk Jihanafd tapi sepertinya itu gak mungkin, sampai ujan duit baru itu terjadi sepertinya. Huhuhu ahh sudahlah.

Tapi, seperrinya aku ingin mencoba, aku menargetkan votenya 11. Hihihi

Oke deh, sekian dulu ya, see you :*

Accident With YouWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu