Chapter 10

5.3K 259 7
                                    

Semua keluarga Aiden sudah pulang, hanya tinggal nenek, kakek, dan 2 sepupu Aiden, Lucas dan Eric. Sejak kehadiran Lucas, Aiden kembali kesosok Aiden seperti beberapa hari lalu. Diam dan dingin. Entah lah apa fikiran pria itu, Carol juga tak mengerti.

Menurut gadis itu, Lucas adalah pria yang baik, ia terlihat sangat bersahabat sama seperti adiknya, Eric. Memikirkan ketidak akuran suaminya dan sepupunya itu membuatnya penasaran, ada apa dengan hubungan mereka sebenarnya. Dan juga ia masih mengingat kata-kata Eric, agar ia menjaga mata dan hatinya agar tidak terjerat dengan pesona kakaknya itu.

Oh Shit!
Dia benar-benar penasaran, sebenarnya ada apa dengan pria yang satu itu?

Pintu kamar mereka -lebih tepatnya Aiden- terbuka menampakan sesosok pria tampan yang terlihat lelah namun tetap bergairah itu. Gadis itu berpura-pura tidak melihat dan tetap memfokuskan pandangannya pada cangkir coklat panas yang tengah ia pegang.

Sampai terdengar pintu kamar mandi ruangan itu tertutup, ia baru mendongakan kepalanya menatap pintu kamar mandi tersebut yang tepat berada dihadapannya namun lumayan jauh jaraknya dengan pandangan lelah.

"apa setelah ini hubunganku dengannya akan memburuk. Ya Tuhan kenapa nasibku semengenaskan ini?" gumam gadis itu frustasi.

Fikirannya terus berkecamuk. Memikirkan nasibnya nanti. Apalagi saat kontrak pernikahan mereka berakhir. Ia tidak mungkin meyembunyikan statusnya yang adalah seorang "Janda" pada saat hal itu terjadi, menjadi wanita single saja sudah jarang yang mendekati, apalagi saat statusnya nanti mantan istri orang?

Dan bagaimana jika nanti semua orang tau kalau pernikahannya ini bukan atas didasari kata cinta melainkan karena insiden kesalah pahaman antara mereka dan orang tua Aiden. Bagaimana ini? Apa yang akan dilakukan oleh fans pria itu? Apa mereka akan menyakitinya? Atau bahkan membunuhnya dengan cara melemparkannya dari atas tebing tinggi? Bahkan lebih parah lagi sampai menguburnya hidup-hidup?

Sialan!
Memikikan itu malah membuatnya ketakutan setengah mampus. Tanpa sadar ia mengeratkan genggamannya pada cangkir itu dan memasang raut wajah takut. Pria yang baru saja menyelesaikan acara meredamkan amarahnya itu menatap bingung pada gadis dihadapannya ini.

"kenapa lagi dengannya?" gumamnya bingung

Aiden menyenderkan tubuh tegapnya di dinding samping pintu kamar mandi, dan bersedekap didepan dada, menatap gadis itu intens.

"Apa kau mulai takut melewati malam ini bersama suami sah mu ini?"

Damn!
Pria itu panjang umur, baru ia memikirkannya, Aiden sudah ada dihadapannya. Gadis itu tak berani mendongak, tapi sungguh ia sangat penasaran. Aroma sabun yang digunakan pria itu menguar begitu saja memasuki indra penciumannya.

Ia mendongak sedikit untuk melihat pria itu. Sial! Ini pilihan yang salah. Lihatlah! Ia bahkan sangat sulit untuk menelan air liurnya sendiri. Aiden hanya mengenakan t-shirt putih dengan celana training biru pendek miliknya. Tetesan air yang jatuh dari rambut basahnya, membasahi bagian dada nya, dan membuat t-shirt putih itu menerawang, bahkan pria itu tidak mengenakan kaus dalam!

Aiden yang melihat perubahan wajah Carol sangat ingin tertawa saat ini juga. Apa gadis itu tidak sadar? Tatapan melongo + mulut yang terbuka sedikit itu menampakan wajah khas orang tolol.

"untung saja ia cantik" fikirnya

Hei?!
Apa yang ia fikirkan tadi? Cantik dari mana? Fikirannya benar-benar sudah tak beres. Ia harus mengakhiri ini sebelum ia berfikiran yang lebih jauh.

"ehm" pria itu berdehem untuk menyadarkan pandangan Carol pada dirinya.

Sedangkan Carol hanya dapat menundukan kepalanya malu. Dasar bodoh, runtuknya. Pria itu menggeleng dan tersenyum singkat. Ia berjalan kearah ranjang king sizenya, dan menyalakan tv flat 21 inch miliknya. Ia bergerak naik, dan duduk menyandar pada kepala ranjang dengan tangan yang sibuk mengeringkan rambut hitam legamnya dengan handuk biru yang sedari tadi tersampir di bahunya.

Accident With YouWhere stories live. Discover now