Chapter 8

5.1K 293 7
                                    

Pria itu duduk bersandar di kursi kebesarannya sambil mengacak rambutnya kasar. Fikirannya benar-benar kacau. Dua hari lagi pernikahannya di gelar, dan gadis itu masih saja mengganggunya.

Aiden benar-benar gila, ia memerintahkan sekertarisnya mempersiapkan pernikahannya dengan cepat. Hanya dalam waktu seminggu. Bukankah ia pantas disebut tidak waras. Bahkan saat sekertaris pribadinya itu kembali, pria itu benar-benar seperti mayat hidup. Dan membuatnya diizinkan libur oleh atasan gilanya ini selama 2 hari.

Dan bagaimana reaksi gadis itu? Dia benar-benar marah. Ingin rasanya Carol membakar Aiden saat itu juga. Tapi, tentu ia masih punya akal sehat untuk melangkah sejauh itu. God! Pria ini benar-benar tidak waras!

Tokk...tokk...tokk

Aiden menoleh, menatap kearah pintu. Kemudian, duduk dengan tegap dan merapihkan penampilannya, agar terlihat lebih rapi. Siapa tau, bahwa yang sedang berdiri dibalik pintu itu adalah orang tuanya, cliennya, bahkan pemegang saham perusahaan itu. Tak ada satupun yang bisa menebak.

"Masuk"

Dan pintu pun terbuka setelah pria itu mempersilahkan orang yang mengetuk pintu ruangannya untuk masuk. Tepat pintu itu terbuka, sebuah wajah muncul di balik pintu itu.

"Hai sobat!" ucap pria itu dengan senyum khas musuh batman itu (read: joker)

Aiden membelakkan matanya begitu mengetahui bahwa orang yang ada di balik pinti itu adalah Excel. Sialan! Aiden hanya mendengus kesal menatap pria yang masih dalam posisi semula itu.

Dan yang ditatap hanya tetap mempertahankan senyuman lebarnya itu. Pria itu melangkah masuk, dan menutup pintu ruangan itu dengan rapat.

Ia berjalan cepat, dan mendudukan dirinya di kursi tepat dihadapan Aiden. Excel melipat kedua tangannya diatas meja kerja Aiden, dan menatapnya dengan senyum manis, lebih tepatnya dimanis-maniskan. Membuat Aiden ingin muntah saat itu juga.

"Bisa kau jauhkan wajahmu itu? Jika wanita hamil yang melihatmu, dia bisa saja melahirkan saat ini juga" ucap Aiden sinis

Pria itu berdiri dari duduknya, dan berjalan menuju sofa yang ada diruangannya, ia duduk menyender, dengan lengan yang ia gunakan untuk menutupi matanya.

Excel mengubah posisi duduknya, menghadap pria yang sedang bersender disofa itu, beberapa meter didepannya.

"Why man? Apa masalah jessica belum selesai?" tanyanya penasaran.

Dan yang ditanya pun hanya menghela nafas gusar.

"Entahlah, gadis itu selalu saja mengganggu. Ia bahkan menemui ibuku 4 hari yang lalu" jawabnya frustasi

"Dan, apa reaksi ibumu?"

"Untungnya  ibuku mengerti, bahwa ia yang dahulu membuatnya menjadi bernasib seperti ini. Dan sepertinya ibuku malai membela nona itu, entahlah" jawabnya dengan mengangkat bahunya acuh.

Aiden duduk bersedekap dan mulai berfikir, entah apa yang ia fikirkan.

"Itu bagus! Lalu apa yang kau fikirkan? aneh sekali" cetus laki-laki itu bingung.

Jika difikir, benar kata Excel. Apa yang harus ia fikirkan. Ibunya toh, sudah mulai pro dengan Carol, tapi ya mungkin tidak sepro itu. Tapi tetaplah, ini kabar yang baik.

"Huft. Kau seperti tidak mengenal Jessica cel, aku hanya takut ia melakukan hal yang diluar batas kepada gadis itu. Dan lebih parahnya bukan tentang Jessica. Carol, ia ingin pernikahan dibatalkan dan melanjutknnya kejalur hukum. Biarpun nanti dirinya yang akan terkena denda atau hukuman. Ia merelakan itu!"

Excel terkejut, astaga kenapa jadi rumit begini? Tapi kemudian senyum lebar terpampang diwajahnya.

"aku punya ide!"

*********

Disinilah pria itu berada. Aiden berdiri dengan tegap di depan mobil putih kesayangannya itu yang ia parkir didepan kantor Carol. Bagaimana pun ia harus menemui gadis itu.

Bagaimana bisa gadis itu membatalkan pernikahan yang bahkan persipannya tengah mencapai 80% apa gadis itu gila?!

Dari jauh pria itu bisa melihat Carol keluar bersama teman-temannya. Karena pas sekali, Aiden datang disaat jam makan siang. Saat gadis itu mulai mendekat. Aiden mengangkat tangannya dan melambai pada gadis itu.

"Sayang, aku disini" teriaknya

Oh No?! Ini sangat memalukan! Lihat semua orang yang ada disekelilingnya memerhatikannya, bahkan teman-teman Carol pun memperhatikan dengan wajah terkejut. Bagaimana tidak, ia adalah Aiden! Aktor dan pemilik agensi terkenal dikota ini! Jika bukan karena Excel, ia tak kan melakukan hal ini. Idenya benar-benar buruk!

Carol? Gadis itu pun sama keadaannya, senyum yang tadinya selalu terpampang diwajah cantiknya memudar, berganti dengan wajah terkejut sekaligus kesal. Apa-apaan pria itu.

Carol terus melangkah lebih dahulu dibanding temannya, ia berjalan tanpa memperdulikan Aiden yang masih melambaikan tangannya itu.

Tapi bukan Aiden namanya. Ia berlari mengejar Carol, dan berhenti tepat dihadapan Carol dengan senyum yang serupa dengan milik sahabat gilanya itu. Tentu saja hal ini membuat gadis itu bergidik ngeri.

"Sayang, jangan coba-coba lari lagi. Jika kau tak mau cara halus, aku akan benar-benar membawamu tanpa cara yang baik" ucapnya masih dengan senyum tapi dengan nada mengancam yang kentara.

Carol kembali berjalan. Membuat pria itu mau tak mau melakukan hal ini untuk kedua kalinnya. Ia mengangkat Carol ala brydal style. Membuat gadis itu menjerit. Dasar pria gila!

*******

"Kau gila!" teriak Carol kesal

Mereka saat ini berada di apartement Carol. Setelah insiden pemaksaan itu, mereka pergi untuk fitting baju pengantin.

"Aku? Tentu tidak. Siapa yang menyebabkan kita seperti ini? Kau kan? Sudahlah dari pada kau membuang uangmu untuk proses hukum. Lebih baik ikuti saja kesepakatan kita" jawab Aiden santai

"Kesepakatan kita? Kesepakatan kau!" jawabnya kesal

Aiden hanya mengibaskan tangannya tak perduli.

"Ya... Ya.... Ya... Terserah kau! Oh iya, aku ingin mengajakmu pergi besok, kau kosong?"

Carol menatapnya bingung. Mau kemana pria ini membawa dirinya.

"Tidak aku sibuk!"

"Ck! Yasudah mau tak mau kau harus ikut, aku akan memaksamu jika kau tak mau!" jawab Aiden mengancam.

"Kau?! Argh baiklah-baiklah. Kau mau membawaku kemana?" tanyanya kesal

Aiden diam sesaat, kemudian tersenyum singkat.

"Makam orang tuamu. Walau ini hanya pernikahan palsu. Tetap saja aku harus meminta izin pada calon mertuaku"

****************TBC****************

Ok! Part ini sudah pubblish.
Aku akan kembali memasang target. 13 vote ok? Jadi biar aku bisa istirahat sebentar.

Ok deh, see you again in next chap :*

Accident With YouWhere stories live. Discover now