Chapter 9

4.9K 256 3
                                    

Suasana di rumah Aiden hari ini sangat ramai. Semua orang dirumah itu sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Hari ini semua keluarga Aiden akan datang untuk merayakan pernikahannya dengan 'istri palsu' nya. Ya, mereka telah menikah 1 minggu yang lalu.

Aiden baru bisa melaksanakan acara ini karena satu hari setelah ia menikah ia harus pergi ke luar negri dan meninggalkan 'istri' nya itu sampai hari kemarin.

Terlihat di dapur rumah besar itu pasangan menantu dan mertua itu terlihat kompak. Carol senang karena semua keluarga Aiden menerimanya dengan tangan terbuka. Tak ada yang menyulitkannya sama sekali. Termasuk ibu mertuanya ini, ia berlaku baik pada menantunya. Seseorang dapat berubah dengan cepat.

Hanya pria itu saja yang masih bersikap sama. Hanya pada 2 hari itu saja saat insiden pemaksaan itu, dan saat pria itu mengunjungi makam orang tuanya. Selanjutnya? Ya sama seperti sebelumnya dengan mulut yang lumayan pedas.

Carol melihat kesekeliling, ia tak melihat pria itu dari pagi. Disaat semua orang sibuk kemana pria itu? Apa yang ia lakukan? Ahh! Apa yang ia fikirkan, kenapa harus memikirkan pria itu. Toh belum tentu pria itu memikirkannya.

"Carol?"

"Ahh iya ibu" ucapnya terkejut. Dia melamun lagi.

"Jangan melamun nak! Kau cek muffinnya sepertinya sudah hampir siap" ucap ibu mertuanya dengan menunjuk oven yang ada di bawah sebelah kanan meja tersebut.

Mendengar itu carol hanya tersenyum canggung. Dan berjalan kemudian berjongkok di hadapan oven tersebut memperhatikan muffin buatannya itu.

Ting....

Ia segera membuka oven tersebut dan mengeluarkan beberapa muffin diatas loyang itu dengan menggunakan sarung tangan. Hmm... Wanginya sangat harum.

"Kau letakan saja dimeja, coba kau cek ditaman belakang apa Aiden sudah selesai mendekornya"

Mendekor? Jadi dari tadi pria itu ada di taman. Memang rencananya perayaan ini akan dilaksanakan ditaman belakang rumah Aiden. Tapi ia tidak tau bahwa Aiden yang akan mendekornya.

Ia hanya mengangguk menanggapi ucapan ibu mertuanya dan mulai berjalan menuju taman belakang.

Ia membuka pintu kaca yang membatasi ruang tengah rumah itu dengan taman. Ia melihat beberapa pria disana, ada paman dan beberapa sepupu Aiden, yang ia tak begitu hafal namanya. Maklum ini adalah pertemuan ke 2nya dengan keluarga Aiden.

"Oh hei kakak ipar! Come here!"

Carol yang melihat Eric melambai padanya tersenyum dan menghampiri adik sepupu suaminya itu.

"Apa yang bisa aku bantu adik ipar?" Tanyanya

"Bantu aku memangkas rumput ini. Kakak benar-benar kejam. Hanya aku yang disuruh melakukan pekerjaan ini" adunya

Ia memperhatikan Aiden yang sedang menatap anak itu dengan tajam. Mereka hanya bisa tertawa melihatnya. Yang Carol tau mereka sangat dekat tapi tetap saja ada saja ulahnya untuk mengerjai adiknya ini.

Carol segera berjongkok mencabuti beberapa rumput liar di pinggir tembok yang penuh dengan tanaman hias itu.

Eric berjalan jongkok mendekat padanya dan membisikan sesuatu.

"Kak, kau mau tau siapa musuh kedua pria itu?" Tanyanya

Carol mengerutkan dahi bingung. Apa maksud anak ini? -fikirnya

"Kau lihat saja nanti. Kau harus ucapkan ikrar dihatimu bahwa kau tak akan tergila-gila padanya. Ucapkan, aku telah bersuami pria ini hanya sebuah manekin hidup yang tak dapat bergerak" ucapnya dengan cengirab lebar

"Ucapanmu semakin kacau eric. Sepertinya kau terlalu banyak menonton drama opera sabun seperti nenek-nenek tua. Aku harus membawamu kepsikiater sepertinya"

Carol geleng-geleng dan tetap melanjutkan kegiatannya. Ia harus membantu ibu mertuanya lagi nanti. Sedangkan anak itu hanya mencibirnya dengan wajah kesal.

"Terserah! Yang jelas aku sudah mempringatkanmu" ucapnya kesal

*********

Acara malam ini sangat ramai. Beberapa orang tengah berbincang didalam dan beberapa lagi di taman. Hanya para orang-orang tua yang berbincang di dalam.

Carol membawa nampan berisi coktail ketaman belakang. Ia memberikannya pada orang-orang disana. Tiba-tiba ibu mertuanya memanggilnya, ia berjakata harus ada yang ia kenalkan padanya.

Mendengar itu ia segera melangkah kedalam bersama Aiden, karena tadi pria itu juga berada ditaman.

Sampai diruang tengah ia melihat sesosok pria berbadan tegap mengenakan setelan jas formal berwarna dark blue yang tengah dipeluk oleh pria paruh baya yang ia tahu adalah kakek Aiden.

"Lucas! Kemarilah kau harus mengucapkan selamat pada sepupumu" ucap Sofia Denzel -Ibu Aiden

Pria itu membalikan badannya dan berjalan menuju pasangan pengantin baru itu. Terutama pada Aiden. Ia memeluknya dan menepuk pundaknya.

"Happy wedding bro! Lama tak berjumpa" ucapnya setelah melepaskan pelukan itu.

Pria itu tak menjawab apa-apa hanya menampakan wajah datar. Ia menjauh dari Aiden dan memperhatikan wanita disamping pria itu.

Aiden yang melihat itu segera merangkul sang istri dengan erat. Sandiwara yang ia mainkan sejak keluarganya datang.

"Ah, ini istriku man! Carol ini sepupuku Lucas" ucapnya mengenalkan kedua orang itu bergantian.

Lucas tersenyum dan mengulurkan tangannya, Carol menyambut uluran tangan itu dan tersenyum manis.

"Lucas"

"Carol"

Lucas tak melepaskan genggaman tangannya ia masih saja tersenyum menatap gadis disampingnya.

"Istrimu sangat cantik man!" Ucapnya

Aiden yang melihat itu segera memukul tangan Lucas membuat genggaman tangannya dengan carol terlepas.

"Carol, kau kembalilah ketaman, kurasa banyak sepupuku yang ingin berkenalan denganmu" ucapnya dengan senyum manis tetapi dengan nada memaksa yang kentara.

Melihat suasana sudah mulai tak bersahabat ia hanya mengagguk dan pamit pada semua untuk kembali ketaman.

Selepas perginya Carol. Lucas berjalan kesamping Aiden dan merangkulnya. Ia membisikan sesuatu pada pria itu.

"Oh, rival keduamu kembali Man?! Bahkan yang pertama juga. Sepertinya kau harus berhati-hati menjaga istrimu, sebelum kedua burung elang ini memangsa ayam kecil itu" ucapnya sakratis

Aiden menggeretakan giginya, ia benar-benar benci dengan pria ini. Shit! Kalau ia bukan sepupunya sudah ia kubur orang ini hidup-hidup.

Ia melepaskan rangkulan itu dengan paksa dan berjalan menuju lantai atas moodnya sudah hancur karena pria ini.

Lucas yang melihat itu hanya tersenyum sinis.

"Permainan baru dimulai kawan. Dulu kami kalah tapi kali ini akan sebaliknya. Jika kau tak menjaga lahan pertanianmu, maka para hama akan memakan habis padimu" gumamnya sinis.

****************TBC***************

Heiii?!
I'm backkkkkk!!!
Ada yang kamgen??
Gak ada? Yasudah :(

Maafkan aku kalau ceritanya makin kacau. Ada tokoh baruuu...... Cowo-cowo ganteng dengan otak cerdasnya...

Cerita ini gk akan seperti OWS yang hanya 17 part. Tapi mungkin akan lebih dari 20 part. Masih panjang ceritanya. Hehehe.. Jadi harap sabar ya nunggunya :D

Thanks ya buat semuanya yang udah read + voments. Thanks juga buat silent readers, aku berharap voment kalian lohh^^

Dan ok sekian cuap-cuap dari ku, terima kasih hihihi

Eeeee kalau mau tanya-tanya atau tau diriku
Ask.fm @savitriwidiant_
Byeeee :*

Accident With YouWhere stories live. Discover now