Chapter 14

6.5K 240 9
                                    

Semenjak hari pertemuan Aiden dengan Jessi, gadis itu tak pernah muncul lagi dihadapan Aiden, bahkan Lucas yang biasanya selalu muncul sampai membuat Aiden muak, tak terlihat lagi bagai ditelan bumi.

Aiden bukannya merasa senang, ia justru merasa khawatir, sebab ia tahu tipe orang seperti apa Lucas itu. Ah, sudah lah yang terpenting untuk saat ini tak ada yang mengganggu kehidupan rumah tangganya lagi. Hubungan mereka juga sudah mulai membaik sejak insiden tersebut. Carol tidak lagi bersifat canggung atau menjaga jarak, ia bersikap biasa layaknya ia dan Aiden adalah teman yang sudah bersahabat lama.

"Aku tak bisa menjemputmu carol, kau bisa pulang sendiri hari ini kan?" Tanya Aiden

Carol yang sedang menyisir rambutnya hanya tersenyum dan menatap sang suami dari cermin dihadapannya. Aiden berjalan menghampiri carol dan menarik kursi yang ada di samping meja rias ke belakang Carol.

Ia memegang pundak gadis itu dan mendudukannya di lantai sedangkan dirinya duduk dikursi yang terletak dibelakang carol. Gadis itu mengernyit bingung. Aiden hanya memasang senyum manis di wajahnya. Ia memegang rambut carol dan menyisirnya dengan jari-jarinya.

Carol hanya tersenyum memperhatikan wajah serius Aiden.

"Jika kau tak bisa, sudah aku saja" ucap Carol seraya menjulurkan tangannya kebelakang untuk meraih rambutnya.

Aiden memukul pelan tangan Carol, dan memasang wajah tak suka. Sedangkan gadis itu hanya tertawa pelan.

"Jangan bergerak dan duduk saja yang tegap!"

"Siap komandan!"

Sontak jawaban Carol membuat Aiden tertawa dengan puas. Entahlah sampai berapa lama kehidupan damai seperti ini akan bertahan. Yang pasti mereka berharap ini akan bertahan sangat lama.

"Cha! Selesai" ucap Aiden dan menatap hasil karyanya dicermin dengan puas.

Carol hanya tersenyum memerhatikan wajah Aiden dicermin. Pandangan mereka bertemu dan sontak membuat keduanya tertawa pelan.

"Aku harap kita akan terus seperti ini, carol" ucap Aiden dengan melingkarkan lengannya pada pundak Carol.

Carol hanya mengangguk dan mengelus lengan Aiden yang melingkar di pundaknya.

********

Suara dentuman musik mengalun dengan keras berkolaborasi dengan gemerlapnya lampu yang menghiasi ruangan remang-remang ini. Gadis itu duduk dengan wajah serius didepan meja bartender yang terletak didepan sana. Seolah tak memperdulikan keadaan disekitarnya, ia sesekali mengerutkan keningnya dan berdecak tak puas atas pemikiran yang muncul dikepalanya. Entahlah apalagi yang ia fikirkan sampai membuatnya sefruatasi itu.

"Jessi, jadi kau mengajakku kesini hanya untuk menjadi patung yang dipasang untuk menjagamu??" Ucap seseorng disamping gadis itu dengan nada memelas.

"Diamlah! Aku sedang berfikir. Jika kau ingin bermain, cari saja gadis yang sedang menari2 dibawah sana. Jangan menggangguku!" Balasnya tanpa melihat lawan bicaranya.

"Cih! Dasar tak tau diuntung. Baiklah, aku pergi dulu"

Lelaki disamping wanita bernama jessi itu turun ke lantai dansa, yang dipenuhi gadis-gadis berpakaian minim itu. Sedangkan jessi kembali tenggelam dalam fikirannya.

Sampai sebuah tangan merangkul pundaknya dengan erat, yang membuatnya terlonjak kaget.

"Sugar, dari pada kau diam disini lebih baik ikut denganku untuk membuat malam yang panas. Bagaimana?" Ucap lelaki itu dengan nada menggoda.

Jessi menghempaskan lengan pria itu, dan menatapnya geram.

"Hei,, sugar tak biasanya kau seperti ini, ada apa?" Tanya pria itu heran.

Jessi tak memperdulikan lagi pria itu, saat ini hanya ada satu nama yang masih menempel difikirannya. Aiden. Dari sepengamatannya pria itu sudah mulai mencintai istrinya bahkan kehidupan pernikahan mereka bisa dikatakan berkembang pesat. Tetapi, dua pria yang menjadi partnernya tetap belum bergerak mereka berkata ini belum saatnya. Ayolah mau sampai kapan? Ia hanya takut pria itu tak bisa kembali lagi kehatinya dan semakin menyukai istrinya itu.

Tidak jes! Dia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan denganmu. Kita lihat nanti setelah satu masalah lagi datang.. Ia akan tamat!

*****

"Jadi aku mendapat tugas mewawancarai pria itu? Bukannya dijadwal aku ditugaskan mewawancarai model wanita yang baru saja debut itu?" Tanya carol heran pada atasannya.

"Elie tidak bisa mewawancarai pengusaha muda itu karena ia ambil cuti pernikahannya sedangkan Laura, aku tidak bisa mempercayakan wawancara yang akan menjadi berita besar ini padanya. Jadi hanya kau Nona Elizabeth yanh bisa, untuk model itu akan aku serahkan pada Laura. Lagi pula aku dengar pengusaha itu dekat dengan suami mu" ucap Lee tangaan kanan dari atasn carol.

Teman dekat? Benarkah? Ia baru mengetahuinya. Ah, mungkin saja suaminya adalah CEO dari agensi terkenal, ia juga seorang actor tidak lebih tepatnya mantan, karena sejak mereka menikah pria itu tidak pernah lagi menerima tawaran apapun. Jika begini ia bisa meminta bantuan suami nya untuk mendapat info lebih dari orang tersebut dan mungkin saja akan menjadi berita besar.

"Aku bahkan belum tau namanya? Aku ingin bertanya pada suamiku. Mungkin saja bisa mendapat sesuatu yang lebih nantinya" ucap carol.

Lee menyodorkan map berisi list pertanyaan kepada Carol.

"Kau hafali itu. Baiklah siapa tau kau dapat info lebih dari suami mu. Namanya Max, Max Luis Emmanuel"

********************TBC*******************

Haiii apa kabar???
Udah lama gak ngepost nihh...
Ada yg mash setia

Mungkin AWY akan slowly update, dikarenakan lagi sibuk-sibuknya nihh..
Dan maaf makin gk jelas
Don't vorget to voment guyss

Accident With YouWhere stories live. Discover now