From Home || NCT 127 [SUDAH TERBIT]

32. Our Fullsun, Lee Haechan

Taeil, dan adik adiknya yang lain berdiri di sebuah krematorium yang masih baru.

Tangan mereka terus menempelkan beberapa foto dan bungan di krematorium itu.

Ya, mereka sedang menghiasnya.

Taeil meletakkan sebuah figura foto Haechan yang tengah tersenyum tulus.

Senyum yang tak akan pernah mereka lihat lagi. Senyum bahagia, dari seseorang yang sudah bahagia.

Terakhir, Taeyong mengalung sebuah kalung di tabung yang berisikan abu Haechan. Tentu itu adalah kalung yang dia berikan saat ulang tahun Haechan, sekaligus benda terakhir yang dia berikan pada Haechan.

P.S: Ohh ya!!! Untuk Taeyong hyung, aku sangat suka kalung yang kau berikan saat ulang tahunku. Ketika aku sudah dimasukkan ke dalam krematorium, maukah kau mengalungkan kalung itu di tabung yang berisikan abu ku?

Permintaan terakhir Haechan, tentu akan Taeyong lakukan dengan senang hati.

Mereka selesai menghias krematorium itu. Kini mereka semua berdiri memandangi krematorium Haechan.

이 해 찬
Lee Haechan

Mereka tersenyum kecil sambil mengusap air mata yang selalu turun itu.

"Selamat tinggal, matahariku..."

Malam itu, hujan deras turun mengguyur kota Seoul.

Seolah tahu perasaan sesal yang dialami oleh 8 pemuda tampan yang sedang dirundung duka dikamar masing masing.

Jaehyun duduk dikasurnya. Kamarnya yang sepi membuat hatinya semakin sakit. Sayup sayup dia mendengar suara isak tangis dari kamar Taeyong. Jaehyun tahu perasaan lelaki itu. Karena dia juga mengalaminya.

Jaehyun lantas mengambil sebuah album yang sempat Taeyong berikan padamu untuk dia simpan.