2. Exam

67.9K 9.4K 3.2K
                                    

Hari sudah malam. Semua orang tengah makan malam bersama di ruang makan.

Semua tanpa Haechan.

"Yakk!! Mark!!! Jangan ambil minum ku sembarangan!!!" Ucap Jaehyun kesal karena Mark asal mengambil minumnya.

"Minum ku sudah habis hyung. Bagi aku sedikit saja. Hanya 2 teguk!"

"2 teguk apanya?! Kau mengambiskan satu gelas!!!" Ucap Jaehyun geram dengan tingkah laknat Mark.

"Sudah hentikan! Kemarikan gelas kalian berdua, biar hyung isi lagi!" Ucap Taeyong menengahi.

Mark menjulurkan lidahnya pada Jaehyun dan memberikan gelasnya.

"Ngomong ngomong. Kenapa anak itu belum pulang?" Tanya Johnny tiba tiba.

"Entah, aku tak peduli. Terserah jika anak itu mau keluyuran bahkan tidak pulang sekalipun. Taeyong juga akan menghajarnya nanti..." Ucap Yuta santai.

"Tapi ini sudah mendung." Ucap Jungwoo sambil melihat jendela.

"Biarkan saja." Balas Yuta datar.

Tepat saat itu, pintu terbuka dan menampakkan wajah kusut Haechan. Masih dengan luka lebam yang tadi pagi dia dapatkan.

Dia masuk tanpa melirik sedikitpun sekumpulan orang yang ada di meja makan itu. Bukan, bukannya dia tak mau melihat mereka. Dia hanya menghindari kontak mata agar malam ini tak ada luka tambahan di wajahnya.

"Kau baru dari mana?" Tanya Taeyong dingin. Auranya sangat menyeramkan saat ini. Bahkan Doyoung yang ada disebelahnya bergidik ngeri.

"Hanya membeli plester, hyung." Ucap Haechan singkat.

"Begitukah caramu menjawabku?" Tanya Taeyong tidak suka. Lelaki itu tersinggung dengan nada bicara Haechan yang sepertinya malas menjawabnya.

Haechan diam saja. Bagaimanapun, atau apapun yang dia jawab pasti akan salah dimata hyung nya itu.

Taeyong melempar sebuah gelang yang terbuat dari aluminium kebawah Haechan. Gerakan itu begitu cepat, bahkan tak ada satupun diantara mereka yang menyadari lemparan itu.

Lemparan itu tepat mengenai kepala Haechan. Haechan menahan sakit dikepalanya, dia tak boleh menangis. Atau Taeyong akan semakin ganas menghajarnya.

"Jawab. Kau punya mulut, kan?" Ucapan Taeyong begitu menyeramkan di telinga Haechan. Lelaki itu hanya nenbeku di tempat dengan rasa pening yang luar biasa dan kepala yang tertunduk.

"Mian hyung...." Lirih Haechan pelan.

"Kembali ke kamarmu. Tak ada makan malam untukmu kali ini..." Taeyong dengan santainya melanjutkan makan. Begitu pula yang lainnya, sedangkan si bungsu Haechan hanya bisa menghela nafas dan kembali ke kamarnya. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi.

Sesampainya di kamar, Haechan menutup pintunya. Ahh, dia ingat! Dia ada ujian matematika besok. Sebaiknya dia belajar sekarang, dia tidak mau Taeil memarahinya. Karena Taeil lah, yang menyekolahkan Haechan.

Haechan duduk di meja belajarnya, menyalakan lampu belajar dan mulai membuka buku. Pikirannya fokus pada angka angka  dan rumus yang ada didepannya. Menghalau sejenak rasa pening akibat lemparan Taeyong tadi.

Tangannya bergerak mengerjakan beberapa soal, sedang matanya fokus pada buku.

Cek lek!

Tiba tiba, pintu terbuka dan Taeyong masuk.
Haechan tak menyadari hal itu karena dia terlalu fokus pada soal soal yang dia kerjakan.

From Home || NCT 127 [SUDAH TERBIT]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα