Pagi itu beberapa bulan setelah ulang tahun Winwin, Haechan bangun karena dia harus segera berangkat ke sekolah.
Tetapi dia ingat. Hari ini adalah jadwal dia rutin mengunjungi Seokjin untuk perawatan.
Sepertinya dia harus membolos sekolah hari ini.Setelah sarapan beberapa lembar roti dan meminum obat, Haechan berangkat ke rumah sakit sambil mengawasi sekeliling. Siapa tahu ada yang mengikutinya.
Haechan sampai sebuah rumah sakit yang berada di pinggiran kota Seoul.
Kaki jenjang Haechan segera melangkah masuk ke dalam ruangan bercat putih itu. Bau alkohol lantas segera menelusuk indera penciuman nya.
Haechan menasuki ruangan Seokjin. Tampak lelaki bermarga Kim itu tersenyum sumringah saat Haechan masuk.
Haechan tahu senyuman itu palsu. Meski Seokjin adalah aktor yang sangat handal untuk hal ini.
"Kabar buruk apa lagi yang akan aku Terima, hyung?" Tanya Haechan dengan nada pasrah.
"Haechan~ah.... Hyung mohon sekali! Tolong lakukan kemoterapi...." Haechan hanya diam saja menanggapi kata kata yang Seokjin lontarkan.
"Memang, kau sudah stadium akhir. Tak ada lagi gunanya melakukan kemoterapi. Tapi setidaknya ada kemungkinan kecil kau bisa hidup lebih lama lagi...." Jelas Seokjin singkat.
"Berapa waktu yang tersisa untukku?"
Seokjin menggeleng pelan. Dia tak mau menjawab pertanyaan menohok yang Haechan lontarkan. Merasa ada sesuatu yang tidak beres, Haechan lantas mendesak Seokjin untuk mengatakan yang sebenarnya.
Seokjin menggeleng kuat saat Haechan memaksanya.
"Berapa waktu yang tersisa untukku hidup?! Kenapa kau diam saja, hyung? Cepat beritahu aku!!!!" Ucap Haechan kesakitan bercampur takut.
"Jebal hyung....."
"Haechan~ah-"
"CEPAT KATAKAN!!!!!" Kesabaran Haechan sudah habis. Dirinya dipenuhi rasa takut bukan main.
Seokjin diam dan menghela nafasnya kuat kuat. Mencoba menahan air matanya agar tak menyeruak keluar.
"Waktumu hanya tinggal seminggu lagi....."
Malam itu, Haechan sangat senang karena semua hyung nya berkumpul di rumah. Entah apa yang membuat mereka memiliki niat untuk berkumpul di rumah.
Tampak Taeyong, Yuta, dan Doyoung sedang memasak makan malam untuk mereka. Ada Mark, Jungwoo, dan Johnny yang sedang heboh menonton film horor di ruang tengah. Atau Jaehyun dan Taeil yang sibuk mengutak atik ponsel milik Taeil yang rusak.
Haechan memperhatikan seisi rumahnya dari lantai 2. Setelah setahun dia merasakan kesepian dan kesunyian di rumah ini seorang diri, kini mansion mewah itu benar benar hidup.
YOU ARE READING
From Home || NCT 127 [SUDAH TERBIT]
FanfictionSetiap cerita, pasti memiliki awal. Setiap cerita, pasti memiliki akhir. Setiap cerita.... Pasti memiliki alurnya masing masing. "Mulai sekarang, jangan ada yang berani beraninya memperhatikan Haechan!" "Jika aku sampai melihat salah satu dari k...