;
"Kau terlihat kurus hyung".
"Jangan pedulikan aku tae. Tapi terimakasih sudah menjaga jihyun walaupun aku kecewa padamu tapi tetap saja kau suami adikku juga ayah keponakan ku".
Taehyung menunduk menatap gelas di tangannya. "Aku tahu kesalahan ku sebenarnya tidak bisa di maafkan oleh mu atau pun yojim imo. Kalian terlalu baik bagiku". Lirinya.
"Kami bukannya baik tae kami hanya terlalu naif. Andaikan jimin masi ada disini eomma tidak akan lumpuh".
Taehyung menoleh pada chanyeol.
"Sebenarnya apa yang sudah terjadi hyung? Kenapa bisa yejim eomma lumpuh?".
Chanyeol menghela nafasnya. "Keluarga kami dulu memiliki partner kerja, appa begitu percaya dengan rekannya. Dan suatu hari saat appa meninggal orang itu selalu termenung dan selalu mengucapkan maaf pada kami karena dia tidak bisa melindungi appa dalam kecelakaan sebab itu ia lumpuh secara total, dan soal eomma dia terjatuh dari tangga". jelas Chanyeol. Taehyung hanya mendengat dengan baik walaupun sebenarnya dia juga merasa bersalah.
"Mianhae hyung"
Chanyeol tertawa pelan. "Jangan menyesali apa yang telah kau lakukan taehyung, kau tetap iparku dan akan tetap menjadi anak kecil bagiku".
"Tapi aku sudah membuat mu kecewa besar hyung, pertama membuat kehidupan jimin hancur, membuat adikmu meninggalkan kita dan terakhir aku meninggalkan kalian tanpa ada rasa tanggung jawab sama sekali". Taehyung menunduk meresa menyesal dan kesal pada dirinya sendiri.
"kau tidak lepas tanggung jawab tae, kau masih membesarkan jihyun dengan baik, terimakasih sudah menjaga keponakan ku".
Taehyung membalas senyum tulusnya. Dia bersyukur chanyeol masi berbesar hati padanya.
;
"Masih ingat rumah ternyata".
Taehyung mengangkat kepalanya saat suara dingin menusuk gendang telinganya. Wajah putih pucat itu juga bibir gemetar dan mata yang berlinangan tapi masih mampu membuat suara dingin yang menusuk.
"Hyung".
Yoongi berjalan mendekati taehyung tanpa ekspresi walaupun saat sudah didepan taehyung, yoongi tidak bisa mengelak bawa dia juga merindu. Memeluk tubuh taehyung erat bersamaan air matanya yang mengalir enggan untuk berhenti.
Karena hari ini memang jadwal yoongi berkunjung dengan yojim imo dan tanpa sengaja mereka bertemu kembali.
"kau berjanji akan memberiku kabar tapi kau berbohong, dari dulu sampai sekarang kau tidak berubah". Isakan yoongi membuat hati taehyung tercubit sakit.
Taehyung merengkuh tubuh yoongi erat benar-benar erat seakan tubuh itu benar butuh rengkuhan dan penopang.
"Mianhae hyungie, mianhae".
Taehyung dan Yoongi memang sudah berjanji untuk menjaga hati masing-masing pada siapa berlabu namun tetap saja bagi mereka. Taehyung maupun Yoongi adalah orang yang pernah mengisi hidup mereka, kisah pilu cinta mereka, warna mereka, dan takdir mereka.
Begitulah urutannya. Urutan rasa sakit yang di alami taehyung maupun yoongi. Masi saling sayang namun tahu pada siapa mereka berlabuh dan pada siapa mereka pulang sebesar apapun itu.
Lagian taehyung dan yoongi audah berjanji untuk saling menjaga hati.
Ya seperti itu.
;
Namjoon berdiri di jendela kantornya yang terasa dingin seakan menunggu seseorang untuk datang.
"Apa kabar————
Park Jimin"
Namjoon tersenyum culas ada rasa sakit di senyum itu dan jimin tahu akan hal itu. Dialah juga yang membantu namjoon membawa seokjin ke kanada.
"Hyung aku tahu kau sedang memikirkan soal seokjin hyung, aku bisa membantumu agar seokjin hyung kembali padamu".
Namjoom tertawa tipis dan jimin masih dapat mendengarnya.
"Tidak jim, masalah mu sudah terlalu besar biarkan aku yang menyelesaikan soal ini. Yang harus kau fokuskan adalah segeralah kembali pada taehyung".
Jimin terkekeh melihat urat-urat muncul di lengan namjoon dan lehernya.
"Kau takut taehyung berpaling pada seokjin hyung kan? Hyung—aku sudah mengawasi taehyung selama 10 tahun lamanya jangan berfikir aku tidak tahu tentang mereka".
"Kau beruntung jim".
Jimin tertawa remeh. "Sayangnya meski aku tahu mereka hidup baik aku tidak dapat menyentuh mereka. Bila aku melakukannya dia bisa saja mencelaki suamiku beserta anakku".
Namjoon memandang jimin kasihan. Berpisah bukanlah kata yang sepeleh.
"Sudah berapa saham yang beralih padamu?".
"mengambil alih saham sebesar itu butuh waktu yang banyak bahkan 10 tahun itu tidak cukup hyung. Aku kasihan pada Im ajhusi dia terlalu berharap lebih padaku".
Jimin terduduk lesuh di sofa. Namjoon juga duduk di sampingnya mengelus pundaknya.
"Ya kita sama dalam kondisi hanya berbeda masalah benarkan?".
Jimin tertawa renyah mendengar bagimana bisa mereka berpisah dengan pasangan masing-masing dan hanya caranya yang berbeda.
Kalau jimin ya kalian tahu sesuatu telah terjadi antara dirinya dengan taehyung dan sebab itu ia harus pergi. Untuk perjanjian itu.
Sedangkan namjoon dia harus merelakan seokjin karena kedua orang tuanya tidak menerima itu.
;
TBC
YOU ARE READING
[REST] I Need U, Jimin! • vm
Fanfiction▶BxB▶Mpreg Summary : ||Baca Tears dulu biar paham|| Satu kata yang dapat Taehyung jabarkan dari isi hatinya. 'Penyesalan' Dan apakah tuhan masih mau memberikan satu kesempatan dalam hidupnya? Setelah sekian banyak orang yang ia sakiti? Warning!! ...
Chapter 10
Start from the beginning
![[REST] I Need U, Jimin! • vm](https://img.wattpad.com/cover/220421692-64-k367242.jpg)