1.Bersepeda

87 55 50
                                    

Pukul 05:30 Ayana melihat jam tangan nya, minggu pagi yang cerah, dimana matahari sedang berproses naik malu-malu kepermukaan bumi, untuk menyinari bumi dan memberi semangat kepada penghuni bumi.

Salah satu penghuninya yaitu Ayana yang sangat bersemangat sekali hari ini, Ayana memulai pagi harinya yang indah ini dengan melakukan rutinitasnya setiap minggu, bersepeda keliling kebun teh.

Semenjak Ayana tinggal di Bandung sekitar 4 bulan yang lalu, dirinya semakin rajin melakukan rutinitasnya itu, karna satu hal yang membuatnya merasa nyaman bersepeda di tempat ini, tempat yang asri, teduh, sejuk dan dipenuhi embun pagi yang menyegarkan dipagi hari.

Jauh dari keramaian ibu kota yang dipenuhi oleh asap tebal dari satu dan lainnya kendaraan di pagi hari, itu yang menjadikannya malas sekali keluar rumah, untuk sekedar bersepeda pagi.

Bahkan walau hanya ke minimarket depan perumahannya, ia harus memakai sepeda motor yang jauh lebih cepat dari pada bersepeda. Dan juga instan pikirnya.

Entahlah ia merasa lingkungannya kurang mendukung untuknya bersepeda di sekitar Jakarta, ya walaupun memang, disana ada tempat khusus pesepeda. Dan disediakan tempat nya.

Tapi ia lebih suka di tempat ini, karna pemandangan nya yang indah dilihat mata, meskipun sesekali harus berbagi jalan dengan beberapa penduduk desa, juga beberapa binatang peliharaannya, yang ikut mencari makan dipinggir semak-semak tumbuhan teh.

Sejenak pikir Ayana membayangkan rutinitasnya dimana dirinya biasa diJakarta, saat masih pagi buta begini ia masih tidur nyenyak diatas tempat tidurnya yang empuk nan nyaman. Dan terbangun karena alarm jam, yang mengingatkan nya untuk sekolah.

Berbanding terbalik, disini beberapa manusia dan binatang peliharaan dipagi hari mereka sudah melakukan kegiatan, sudah mencari makanan dipagi hari untuk mengisi aktivitas nya di pagi hari, bisa serajin itu.

Ayana sekedar membandingkan dirinya sendiri dengan binatang peliharaan di pedesaan ini.

Ia berpikir kenapa hewan seperti ayam, bebek, angsa dan semua hewan yang tidak diciptakan akal yang sempurna seperti manusia mereka bisa loh bangun pagi hari tepat waktu, dan bahkan tak sedikit mereka menjadi alarm alami untuk kita, dimana matahari akan muncul kepermukaan bumi dan mereka sudah tau itu, mereka mulai memberi tanda pada kita semua para manusia.

Sedangkan manusia, contohnya ya dia sendiri, merasa bahwa ya dia dikalahkan oleh seekor ayam, yang pagi buta begini sudah bangun dan mencari makanan setiap paginya, sedangkan dia, kadang kala suara alarmnya pun ia tidak dengar karna terlalu enak mendalami mimpinya.

Ya mungkin hanya itu yang membedakan semuanya, karna balik lagi tuhan yang telah menciptakan dan sudah merangkainya seperti itu.

***

Ia senang dan semakin semangat kala melihat hamparan kebun teh yang sangat luas dipagi hari ini ia ditemani embun pagi yang menyegarkan, seolah menjamu kedatangannya pagi hari ini.

Saat sedang asik bersepeda sembari bersenandung, dari kejauhan dia melihat seseorang yang sedang memapah sepeda motornya, ia mencoba mendekatinya dan berniat untuk membatunya.

Ayana mengkayuh pedalnya sedikit lebih kencang, agar ia dapat menyelaraskan dirinya pada seseorang itu.

Ia lalu menekan remnya untuk menghentikan sepedanya. Ia langsung memapah sepedanya untuk sedikit berdekatan dengan seorang pria yang sedang memapah sepeda motor serba hitam.

"Hii...motornya mogok?" Tanya Ayana sekedar menegur, karna ia tahu kenyataannya jika sepeda motor pria ini memang dalam keadaan mogok.

Pria ini hanya melirik datar dibalik helm full facenya tanpa berniat kembali membalas sapaan Ayana.

24 Jam (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang