26. Actual Events

Start from the beginning
                                    

Mereka berdua tetap berjalan di gang kecil itu. Sesekali Haechan meringkuk ketakutan. Tetapi Winwin selalu menenangkannya dan menggenggam erat tangan Haechan.

Sayup sayup mereka melihat beberapa orang dengan setelan jas sedang duduk di pinggir gang sempit itu sembari tertawa keras dan memegang beberapa botol vodka.

"Hyung, aku takut pada mereka. Ayo kita memutar saja...."

"Ehh, kenapa memutar? Sebentar lagi sampai. Kita hanya perlu melewati mereka!"

"Aku takut, hyung...."

Winwin terkekeh pelan dan berjalan mendahului Haechan. Tentu saja Haechan kaget dan berlari lari kecil menyusul Winwin.

Ketika Winwin dan Haechan mendekat. Sontak saja segerombolan pemuda itu menatap ke arah mereka.

Haechan berpikir. Kenapa mereka semua mengenakan sarung tangan?

Seorang pria paruh baya yang tertua diantara mereka memberi isyarat pada anak buahnya. Sontak saja beberapa anak buahnya berdiri dan menghampiri Winwin dan Haechan.

"Berikan semua uang kalian!" Ucap salah satu dari mereka dengan nada dingin.

Haechan sudah sangat ketakutan. Tetapi Winwin tampak begitu tenang.

"Kami hanya ingin lewat, ahjussi..." Ucap Winwin tenang.

Mereka tampak tertawa pelan mendengar ucapan Winwin yang begitu tenang.

"Sepertinya kau tak takut sama sekali. Berbeda dari adikmu yang ketakutan itu." Ucap mereka lagi sembari menunjuk Haechan yang bersembunyi di balik Winwin.

"Jangan bawa bawa adikku, ahjussi. Kami hanya ingin lewat...."

"Kalian boleh lewat... Tapi berikan dulu semua uang kalian..."

"Sirheo ahjussi. Kami tak bisa memberikan uang kami pada kalian...."

PRRAANNGG!!!!

Winwin dan Haechan nampak terlonjak kaget  dan menatap pemimpin mereka yang membanting botol Vodka nya sampai pecah.

"Ambil uang mereka paksa!" Ucapnya dengan nada yang menyeramkan.

Anak buahnya lantas mengeluarkan smirk mereka dan mencekal kedua tangan Haechan.

Mereka merogoh saku anak itu. Sementara Winwin mencoba menyelamatkan adiknya.

"LEPASKAN ADIKKU!!!!!" Bentak Winwin geram.

Sementara Haechan sudah menangis ketakutan ketika lelaki lelaki bertubuh kekar dan besar menarik tangannya begitu keras sampai dia kesakitan.

"WINWIN HYUNG!!!!"

"HAECHAN!!!! LEPASKAN ADIKKU!!!"

Mereka tertawa keras melihat ekspresi wajah Winwin yang begitu marah ketika melihat Haechan ditarik tarik dengan kasar.

Winwin dengan nekat meninju rahang salah satu anak buah pria tua itu.

Pria tua itu tampak melotot marah. Winwin tak tinggal diam, dengan kemampuan bela diri yang diajarkan Doyoung padanya, Winwin dapat mengalahkan semua anak buah pria tua itu dengan mudah.

Nafas Winwin sudah terengah engah.

Dia mendekati Haechan yang kini tersungkur di aspal dengan tabuh bergetar.

"Haechan...."

Jleb!

Winwin membeku. Begitu pula Haechan yang tertegun sembari menahan nafasnya.

From Home || NCT 127 [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now