"Memulai"

22.4K 2.5K 455
                                    

"selamat datang kedalam duniaku Adara"

-Gavin Devon Aldelard -

Kehausan ditengah malam mengakibatkan Adara harus turun kebawah untuk menghilangkan dahaga.

Langkah kaki kecilnya menuruni tangga, berulang kali gadis itu menguap menahan rasa kantuk tak tak terkira.

Ya untuk anak SMA sepertinya memang ini sudah terlalu malam untuk segera tidur, apalagi mengingat ini sudah lewat jam dua belas malam.

Tangannya mengambil pelan gelas dan menuangkan air untuk segera ia minum, ia tak perlu susah payah menghidupkan lampu karna iya bukanlah seseorang yang takut akan kegelapan.

Prank....

"Emm.." Adara merasakan mulutnya dibekap dan tubuhnya ditarik oleh seseorang dengan kuat hingga menabrak dinding dibelakangnya.

Matanya yang tadinya menahan kantuk hilang sudah, kini menatap takut seseorang perbakaian serba hitam yang kini mengunci tubuhnya.

"Maling..." lirih gadis itu pelan.

"Aku bukan maling sayang" balasnya terkekeh pelan.

Tangan besarnya menyingkirkan helaian rambut sang gadis dengan hati hati, ingin lebih dekat menatap wajah gadis kecilnya yang mulai ketakutan itu.

Sudah tiga tahun yang lalu...

Sejak Ia mengklaim gadis ini sebagai miliknya...

Sudah tiga tahun ia menahan diri untuk tidak mendekati wanita yang berhasil menggetarkan hatinya ini...

Biasanya hatinya akan bergetar puas melihat wajah tersiksa seseorang yang berhasil dibunuh olehnya, namun gadis ini membuat hatinya bergetar dengan niatan aneh, tapi apa?

Detak jantungnya kian menguat melihat perkembangan gadis kesayangannya ini, dalam hati ia membatin, bagaimana bisa gadisnya tumbuh secantik ini?

"Cantik, sangat cantik" gumamnya pelan.

Wajahnya ia dekatkan keleher jenjang sang gadis, menghirup pelan aroma aneh yang selama tiga tahun ini selalu ia impikan.

"Papa... Tolong...." lirih Adara pelan, ia benar benar tak bisa berbuat apa apa karna kedua tangannya dikunci kuat oleh pria dihadapannya.

"Takut heh?" tanya devon heran.

"Kenapa kamu takut sayang?".

"Apa aku menyakitimu?" Tanyanya sambil mengusap pelan bibir Adara.

Cup....

Adara menahan nafasnya ketika pria itu menyatukan bibir mereka, menyatukan kening mereka, mengunci kuat tubuh sang gadis agar tidak memberontak.

Satu menit berlalu...

"Dara...." Panggil Bisma papanya dara. Mendengar pecahan gelas beberapa menit yang lalu membuatnya khawatir pada anak gadis satu satunya itu.

"Sayang kamu belum tidur nak?" tanya kuat bisma yang keheranan, tak biasanya anaknya tidak menjawab ketika sudah dipanggil.

"Emm..." berontak Adara karna pria itu mulai melumat pelan bibirnya.

"Diam.."

"Atau kamu mau aku bunuh mereka semua?" bisiknya pelan mengancam gadis kesayangannya, jika memang cara lembut tak membuat Adara menurut, ia akan membuat Adara patuh dengan caranya.

Gelengan Adara membuat Devon tersenyum puas, melanjutkan aktivitasnya yang tadi sempat tertunda, dalam hati ia bersorak gembira.

Sama sekali tak merasa takut akan ketauan, biar saja ketauan. Dengan begitu ia bisa dengan senang hati menghabisi siapapun yang berani menganggu kesenangannya, termasuk ayah kandung gadis kesayangannya ini.

Sebut saja ia gila, toh itu memang faktanya.

"Dara...." panggil Bisma lagi.

"Apa mungkin sudah tidur?" batin Bisma mengatakan.

"Ya mungkin aku salah dengar" ucap Bisma dengan langkah kaki mulai kembali ke kamarnya.

Cklek....

Bunyi pintu terkunci membuat dara semakin ketakutan, itu tandanya ayahnya benar benar susah masuk kembali kedalam kamarnya.

Habis sudah harapannya....

Perlahan Devon menjauhkan bibirnya dari bibir gadis kesayangannya itu, mengecup pelan bibir Adara yang mulai memerah.

Walau ia merasa belum puas

Ia benar benar harus sudahi sebelum gadisnya ini pingsan...

"Kamu s-siapa?" tanya Adara takut.

Cup....

Dengan cepat Devon mengecup kening Adara karna merasa gemas.

"Masih belum mengenaliku sayang?" tanya heran Devon.

"Payung hitam".

"Batang eskrim".

"Kira-kira siapa aku?"tanya devon menyeringai.

"I-itu.." ucap Adara terputus karna jari tangan Devon depan dibibirnya.

Mengelus pelan bibir mungil itu, wajahnya ia dekatkan pada area leher Adara, mengendus pelan aroma memabukkan yang sangat ia rindukan. "Devon" Ucapnya terputus.

"Gavin Devon Aldelard" sambungnya pelan.


Vote and coment!
Next or no?

Sadistic Of Love [Sudah Terbit Di Ebook!]Where stories live. Discover now