18. Taeyong Hyung

Start from the beginning
                                    

Jam 4 pagi.

Taeyong terbangun karena merasa tak nyaman dengan posisi tidurnya.

Mata lentik Taeyong terbuka perlahan. Mengerjap beberapa kali sebelum dia mengumpulkan nyawa.

Dia merasakan ada sesuatu di keningnya. Tenyata sebuah handuk yang masih hangat. Taeyong mengedarkan pandangannya disekitar kamarnya.

Dia terkejut ketika mendapati Haechan disebelahnya sedang tertidur dengan posisi yang sama sekali tak nyaman.

Taeyong menatap Haechan dengan tatapan nanar. Tak menyangka adiknya masih mau meluangkan waktu hanya sekedar mengompresnya dan menjaganya tidur.

Taeyong tak ingin membuat Haechan terbangun. Taeyong ingin menggendong adiknya itu ke kasurnya, tetapi tubuhnya lemas.

Berakhirlah dia hanya menatap wajah Haechan yang sangat lucu ketika tertidur. Tidak pernah berubah sama sekali.

Namun bedanya, pipi gembul Haechan kini semakin tirus, matanya membengkak dengan kantung mata yang besar, wajah yang semakin pucat, dan senyuman yang tak pernah dia lihat lagi.

Ingin sekali Taeyong memaafkan adik kesayangannya itu. Tetapi yang bodohnya, dia tak bisa melakukannya.

Dia sangat menyayangi Haechan. Tetapi dia juga menyayangi Winwin.

Taeyong melihat lebih teliti, ada banyak bekas luka disekita tubuh Haechan. Bahkan di pelipisnya, masih ada bekas jahitan karena kepala Haechan pernah bocor akibat ulah Taeyong.

Taeyong ingin menangis sejadi jadinya melihat bekas luka luka yang ada di sekujur tubuh Haechan. Di wajahnya, lehernya, lengannya, kakinya, dan Taeyong yakin masih ada banyak bekas luka yang tak dapat dia lihat.

Termasuk hatinya.

Haechan sedikit bersuara dan membuat Taeyong cepat cepat menutup matanya kembali dan berpura pura tidur.

"Uh? Berapa lama aku tertidur?" Tanya Haechan pada dirinya sendiri. Dia melihat handuk kecil Taeyong sudah jatuh di lantai. Haechan lalu membasahi nya dengan air hangat dan kembali mengompresnya Taeyong dengan sangat hati hati.

Haechan sedikit mengelao pelipis Taeyong yang berkeringat. Semuanya begitu tulus. Tanpa ada yang dibuat buat sedikitpun.

"Hyung jangan sakit sakit lagi, ya? Haechan tak mau melihat hyung sakit...." Gumam Haechan pelan, lalu dia menaiki kasurnya dan tidur.

Sementara Taeyong sudah menangis tertahan. Dia benar benar sakit ketika mendengar kata kata yang keluar dari mulut Haechan setiap kali dia sakit.

Hyung sakit?

Tidak, Haechanie....

Jangan bohong! Badan hyung panas begini!

Haha, mian...

Hyung jangan sakit sakit lagi, ya? Haechan tak mau melihat hyung sakit...

Air mata itu tak lagi terbendung. Pertahanannya runtuh sudah. Hujan semakin deras mengguyur kota. Dengan perlahan, Taeyong bangkit dari kasurnya dan pergi ke kamar Jaehyun.

Rapat, kamar Jaehyun dan Winwin. Tetapi, setelah Winwin meninggal, Jaehyun akhirnya tidur sendiri.

Ada banyak sekali foto foto lawas mereka di kamar Jaehyun. Kebanyakan adalah foto Winwin dan Haechan.

Disana, Taeyong menangis sekeras kerasnya. Meraung raung seperti orang gila. Tak peduli dengan siapapun yang mendengarnya, hujan yang deras meredam kan suara tangis pilu Taeyong.

Taeyong mengacak rambutnya frustasi. Menangis sendirian dinsudut kamar Jaehyun. Menangis dengan begitu keras dan pilu.

Awalnya, hati Taeyong mantap jika dia disuruh untuk memilih Haechan atau Winwin, maka dia akan memilih Winwin.

Namun sekarang, jika dia disuruh untuk memilih Haechan atau Winwin, maka hatinya tak akan bisa memilih.

Tangisan Taeyong semakin menjadi jadi. Tak peduli dia yang demam dan menggigil.

Tak ada satupun kata yang dia ucapkan. Hanya tangisan dan raungan yang begitu menyedihkan.

Taeyong tak tahu, jika Haechan melihat semuanya dari balik celah pintu kamar Jaehyun yang tak tertutup rapat.

Haechan menangis tertahan. Mendengar suara tangis pilu Taeyong yang tampaknya sangat merindukan sosok Winwin membuat dia dipenuhi sejuta rasa penyesalan.

Taeyong saja sudah sangat menyedihkan saat dia menangis keras sambil memeluk foto Winwin. Apalagi Jaehyun yang merupakan saudara terdekat Winwin.

Jaehyun yang selalu menangis tiap malam.
Jaehyun yang kini kesepian, padahal dia dan Winwin berjanji untuk menjadi dokter bersama sama. Tetapi apa? Hanya Jaehyun yang kini bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi dokter. Tanpa Winwin yang mengingkari janjinya sendiri.

Haechan disana melihat Taeyong lamat lamat dengan air mata yang tak berhenti turun.

Tuhan, kenapa ini semua terjadi?

Ingin Haechan menghampiri Taeyong, memeluk lelaki itu erat erat. Menguatkannya dan menenangkan Taeyong dari isak tangisnya.

Ingin sekali Haechan mengatakan semuanya akan baik baik saja.

Tapi itu mustahil.

Tidak tahu diri sekali Haechan jika dia melakukan semua itu.

Karena sesungguhnya, penyebab kematian Winwin adalah Haechan sendiri.

Maafkan Haechan, hyung....
Karenaku, Jaehyun hyung kesepian....

Maafkan Haechan, hyung....
Karenaku, hyung tak pernah lagi tersenyum...

Maafkan Haechan, hyung....
Karenaku, kalian tak pernah tertawa bahagia....

Maafkan Haechan, hyung.....

Karena......

Kita kehilangan Winwin hyung....

__________

Y

oooo gaessss, ada yg kangen?

Tbc gk nih?

╱╱▏┈┈╱╱╱╱▏╱╱▏
▇╱▏┈┈▇▇▇╱▏▇╱▏
▇╱▏▁┈▇╱▇╱▏▇╱▏▁
▇╱╱╱▏▇╱▇╱▏▇╱╱╱
▇▇▇╱┈▇▇▇╱┈▇▇▇╱

Voment juseyo😝

Lop u all 💚💚💚💚

From Home || NCT 127 [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now