27. Let her go

73 32 6
                                    

Happy reading everybody❤

Dimohon bantuannya kalau menemukan typo ditandai yha makasih😊

❤❤❤

Lepaskanlah...
Mungkin itu yang terbaik...

___DavinA.

Melepaskan dan merelakan....
Rata-rata manusia sulit melakukannya, logika menyuruh sedangkan hati membantah keras.
Namun waktu mungkin bisa membantu, melepaskan apa yang seharusnya dilepaskan.

Pagi tadi Ibu Yuna telah dimakamkan, semua kerabat orangtuanya datang mereka pula mengajak Yuna tinggal bersama, ia masih dilema apakah ia dia harus ikut saudara ibunya pindah ke Bali? Mengingat bahwa banyak kenangan bersama ibunya di dalam apartemen ini membuatnya berpikir keras, haruskah pergi?
Meski ibunya sudah tenang di atas sana bagaimana dengan ia yang masih tidak bisa merelakan ibunya pergi, terdapat secuil harapan bahwa semua hanya mimpi, tapi yang namanya harapan mau bagaimana lagi.

Mata indahnya menyorot sendu langit jingga depan sana, sebelah Yuna nampak Davin selelau menemani gadis itu kemana pun,"kamu mau ikut ke bali?" Tanya Davin hati-hati.

Yuna menggeleng pelan,"Aku ragu Dav, tempat ini banyak nyimpan kenangan berharga."

"Kalau aku minta kamu tetap tinggal, apa kamu mau?"

Bungkam, tidak ada balasan dari kalimat tanya barusan Davin lontarakan sampai lima menit berlalu,"Apa aku harus tinggal?" Yuna menghela napas lelah kemudian melanjutkan kalimat tadi,"Sendiri?"

Telapak tangan besar Davin berlahan menyentuh tangan Yuna, menggenggamnya erat sampai membuat perhatiannya terhadap langit sore sana teralihkan memandang sorot mata kelam milik Davin.

Berlahan kedua tangan Yuna berhasil digenggamnya erat, mata mereka saling adu pandang menatap estensinya satu sama lain,"Aku janji nggak bakal biarin kamu sendiri," bujuk Davin, jika Yuna pergi maka ia sudah tidak ada artinya.

Sendari dulu Davin Aldero hanya menjadikan tujuan hidupnya berpusat pada gadis bernamakan Yuna maharani, jika tujuan hidupnya hilang lalu bagaimana Davin bisa bertahan.

"Dan aku bakalan jagain kamu semampu yang aku bisa!"

"Jangan janji kalau belum yakin, kalau kamu merhatiin aku terus gimana Siska nantinya,"

"Maksudnya?" Davin bingung apa hubungan janjinya lalu Siska.

"Kamu pacarnya, jadi seharusnya sama dia terus, aku notabenya cuman temen kamu, jadi disini aku enggak mau nanti dibilang ngancurin hubungan orang," jelas Yuna.

'Yuna tahu diri kok'

"Yun, aku kemarin udah bilang kalau aku sama dia enggak ada hubungan apa pun!" Bantah Davin sekeras mungkin menyanggah argumen Yuna.

"Bener?" Tanya Yuna memastikan kalau ia tidak salah dengar.

Davin mengangguk mantap, seketika Yuna perasaannya lega, setidaknya Davin akan selalu ada bersamanya.

"Gimana nggak jadi pindah kan?"

Yuna melepaskan tautan tangan mereka, hati Davin mencelos apa ini tandanya Yuna memilih pergi dan menolak ajakannya tetap tinggal, kalau Yuna pergi maka ia akan ikut kemana pun gadis itu pergi, Davin tidak bisa tanpa Yuna, Menurut Davin Yuna adalah segalanya dalam kehidupannya selamanya juga akan tetap begitu tidak akan pernah berubah.

Davin tersadar kembali kala merasakan seseorang mendekap tubuhnya, langsung saja Davin membalas pelukan itu tidak kalah eratnya seolah pelukan tersebut bisa menghalangi langkah Yuna pergi menjauh.

❤❤❤

Semoga suka yha...
Jangan lupa vote + comment biar aku makin semangat buat lanjutin ceritanya😊

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang