16. Be Abandoned

130 71 19
                                    

Happy reading guys😃
Jangan lupa vote yha...

❤❤❤

Lupakan...
Meski hanya sejenak saja..

___YunaM.

Sudah terhitung satu minggu ia keluar rumah sakit dan hanya berdiam diri di Apartemen, Davin malah melarangnya pergi ke sekolah namun hari ini ia ingin menagih janji Davin untuk pergi mengajaknya bermain di timezone sudah cukup bosan ia diam di Apartemen tanpa melalukan apapun selain rebahan, nonton Tv, main handphone, baca novel, sampai hal unfaedah yang ia lalukan yaitu memandangi jam dinding, melihat jarum panjangnya bergerak persekian detik.

Pukul 4 sore seharusnya Davin sudah pulang namun sejak dia menjadi ketos jam pulang sekolahnya kadang terlambat seperti saat ini jam sudah menunjukan pukul 6 sore.

Apa ia menunggu di Apartemen Davin saja, sepertinya bukan ide yang buruk tohh ia tahu pasword Apartemen Davin, mungkin disana ia akan numpang wifi lumayan irit kouta.

❤❤❤

Davin baru saja membuka pintu Apartemen sudah dikejutkan saja dengan adanya Yuna yang tertawa cekikian duduk bersila atas sofa.

Melihat kondisi Apartemnya yang sudah berantakan seperti kapal pecah membuat ia menghela napas.

Ia menghampiri Yuna yang tengah bermain handphone sesekali cekikikan bukannya marah melihat kekacauan di Apartemennya ia malah mengacak rambut Yuna gemas, biarkan nanti ia sendiri membersihkan apartemennya lagi walau lelah yaa...sudah tidak papa.

"Ehhh Davin udah dateng, ke timezone jadi kan?" Tanya Yuna menyengir lebar langsung to the point.

"Kamu belum sembuh," jawab Davin.

"Hayoo kamu udah janji yaa...mau aku marah lagi?" Yuna merenggut memalingkan wajah kembali ke layar handphonenya.

"Iya kanjeng ratu."

"Iya apa?" Kata Yuna dengan nada kesal.

"Kita ke timezone."

Setelah menempuh perjalanan 2 jam lamanya sampailah mereka disalah satu mall yang terkenal, dengan bergandeng tangan mereka menaiki lift menuju lantai atas tempat timezone berada.

"Dav kok bolanya gak masuk sih!" Kesal Yuna, sekarang mereka bermain permainan basket betapa gesitnya Davin memasukan bola dan tidak pernah meleset sedangkan ia sendiri sudah emosi karena bola yang ia lempar selalu saja meleset.

"Yang bener mainnya," kata Davin.

"Ini kan udah!" Balas Yuna sambil terus mencoba memasukan bola.

Waktu permainan basket sudah selesai, Davin banyak sekali mencetak poin membuat Yuna iri saja apa tidak terpintas di otak genius Davin untuk mengalah.

"Jangan cemberut," kata Davin meraih tangan Yuna lembut.

Yuna malah memalingkan wajah kesal, bibirnya dimajukan beberapa senti membuat Davin terkekeh kecil melihat tingkah gadis itu.

"Masak gara-gara kalah main kamu jadi gini?"

Tidak ada sahutan, pandangan Yuna masih setia menatap arah lain menghindari tatapan Davin.

"Ice crem mau?" Tanya Davin membujuk, hayolah tidak akan bisa ditolak ia tahu betul apa kelemahan Yuna.

Ingin sekali ia menerima tawaran menggiurkan Davin tapi gengsilah sedikit kan malu masa cuman gara-gara ice crem saja ia bisa luluh.

Tahan yunaa kamu bisa!, batinnya.

"Yakin nggak mau ice cream? disini ada ice crem favorit kamu blueberry cheseecake lho."

Glekk
Runtuh sudah pertahanyannya membayangkan betapa segar ice crem masuk ke dalam mulut apa lagi itu ice cream favoritnya, jarang sekali dibelikan Davin, jika ia yang membawa uang jajan pemberian ibunya sudah pasti akan membeli ice cream sepuasnya kalau saja Davin tidak mengatur uang jajannya.

"Yaudah sana!" Kata Yuna masih dengan bibir maju satu senti tanpa mau menatap wajah Davin.

"Ngomong sama siapa sih? Aku disini."

Yuna memandang wajah Davin kesal kalau saja bukan karena ice cream ogah sekali....

"Beliin!" Ucap Yuna sedikit teriak.

Davin terkekeh mengacak puncak kepala Yuna gemas, saking gemasnya ingin sekali ia mengunci Yuna di dalak kamar Apartemen dan menyimpannya untuk dirinya sendiri.

"Duduk dulu disini, aku beliin sekarang."

"Iyaa, tapi rambutku jangan kamu giniin dong, rusak kan!" Omel Yuna.

"Iyaa kanjeng." Kata Davin membuat Yuna mendelik kesal.

❤❤❤

Sudah 15 menit ia menunggu Davin disini, apa memang beli ice crem itu lama ya...ah mungkin kan sedang ramai jadi Davin harus mengantri dulu.

Yuna melengkungkan bibir kebawah bosan lama menunggu lama-lama bisa hilang nafsu makan ice crem. "Heyy cantik," sapa seseorang.

"Heyy kak Valdo," balas Yuna tersenyum lebar.

"Ngapain duduk disini? Dan...wajah kamu mendung gitu."

"Nunggu Davin...beli ice cream aja lama," ujar Yuna kesal.

Valdo mengernyitkan dahi bingung,"lho Davin udah pulang bareng Siska, tadi aku lihat di parkiran kayaknya lagi buru-buru," memang tadi ia sempat melihat Davin bersama Clara sebelum memasuki mall.

Jleb...
Jadi Davin meninggalkannya sendiri disini tanpa sepatah kata pun atau mengirim pesan dulu.

"Di sekolahan ada gosip kalau Davin dan Siska pacaran, soalnya sejak Davin jadi ketos otomatis mereka dekat karena Siska jadi wakilnya, tapi aku nggak tahu juga bener apa nggak," jelas Valdo panjang lebar.

Ulu hati terasa terhantam sesuatu sehingga menimbulkan rasa sesak, jadi kalau mereka dekat, kemungkinan pacaran kenapa Davin tidak pernah cerita, kenapa malah menyembunyikan itu semua.

"Akak tatik dangan muyung gitu," ujar gadis kecil imut naik ke atas pangkuannya.

"Nggak kok," elak Yuna.

"Kamu siapa?" Tanya Yuna lembut membelai surai hitam gadis kecil itu sambil tersenyum hangat.

"Adik aku, namanya Dinda," jelas Valdo tersenyum senang melihat kedekatan mereka, ia tidak menyangka Dinda yang biasanya tidak pernah mau bicara dengan orang asing baginya sekarang terlihat begitu akrab dengan Yuna.

"Wahh namanya cantik kayak orangnya," puji Yuna, setelah melihat wajah gadis menggemaskan ini ia menjadi lupa tentang masalah tadi meski hanya sejenak.

"Nama kakak Yuna, panggil aja kak Yuna ya..."

"Nggak, adek mauna manggil akak tatik aja," kata Dinda lucu khas anak kecil berumur 4 tahun.

"Oke Dinda cantik," kata Yuna tersenyum.

"Akak main ma adek yu," ajak Dinda dengan mata berbinar.

Yuna jadi bingung bagaimana ya...

"Yuk Yun, kamu ikut ya...kasihan Dinda nanti mangis, kamu nggak sibuk juga kan?"

Yuna berpikir tidak ada yang salah bukan tohh ia tidak sibuk, lagi pula Davin sudah pergi meninggalkannya entah kemana.

Yuna tersenyum mengangguk mengiyakan.

Biarkan ia lupa sejenak, masalah tentang Davin...

❤❤❤

Gimana?
Aku harap kalian suka ya...
Jangan lupa terus dukung aku dengan cara vote atau comment ya..
Hehehe


FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang