Bagian 7 - Kereta Perang

85 18 6
                                    

Milka mengaduk makanannya malas. Tangan kirinya sudah menggenggam kaos putih milik Auriga yang dipinjam gadis itu kemarin. Pikirannya melayang tentang Auriga yang menjadi satu-satunya orang yang mengetahui alamat rumah Milka.

Gadis itu menepuk kepalanya yang sedikit pening. Kemarin ia tertidur pukul satu pagi setelah selesai menemani Kara dan melakukan rutinitasnya.

"Milka!"

Milka kemudian tersadar dari lamunannya karena Ulza.

"Matahari belum aja nongol persis di atas kepala lo, masak lo udah ngelamun aja sih?!" protes Ulza yang langsung menyerobot bekal Milka. "Mikirin apa cantik?"

"Aish ... Gue belum sarapan," sahut Milka namun Ulza tidak menanggapinya. "Za, lo inget soal kemarin gak?"

Sambil mengunyah roti lapis isi telur keju itu, Ulza menjawab, "Oh itu, ya yang kemarin...."

"Yang mana coba gue tanya?"

"Ya yang kemarin kan. Lo nanya soal kemarin," jawab Ulza polos.

"Ih! Dasar adminnya Labir loading banget!"

"Yeuu, yang mana geulis? Kejadian kemarin gak cuma waktu lo—Oh anjir gue inget! Iya-iya yang kemarin. Kenapa soal Auriga?"

Ulza meletakkan roti lapis yang sudah dimakannya. Pandanganya mengarah ke Milka dengan maksud tersembunyi. "Ayo. Lo suka Auriga kan?" tebaknya.

Reflek, Milka memukul punggung Ulza kencang.

"Sembarangan!!"

"Sakit, Mil! Lo kayak gak tau gimana kuatnya tenaga lo aja sih!" cemberut Ulza kepada Milka yang semakin membuat Milka ingin menoyor kepalanya.

"Jadi kenapa soal kemarin, Milka..."

Milka mengembuskan napas pelan. Ia mengusap wajahnya pelan. Belum pernah Milka terlihat segusar ini, wajah Milka sekarang ini lebih parah daripada ketika Milka menangis di depan Ulza yang mendapat nilai 50 sementara Milka 90.

Katanya dia sudah belajar mati-matian tapi tetep gak dapet nilai sempurna. Ya sudah iya. Ulza paham. Ulza sabar.

Anak terlalu teliti memang begitu kawan.

"Mil, kenapa sih?"

"Gue penasaran ini deh, Kerang. Kerang apa sih? Makanan? Cowok aneh itu suka makan Kerang bareng Langit sama Rasi?" tanya Milka penasaran.

Sungguh. Dari kemarin Milka mendengar kata Kerang, Kerang, dan Kerang tapi Milka tidak tau apa artinya. Milka bukan anak sosmed. Milka bahkan jarang membuka ponselnya dan tidak mendownload aplikasi-aplikasi tidak penting.

Milka tidak punya Line, Instagram, WhatsApp, Telegram, dan segala jenis seperti itu. Milka hanya menggunakan ponselnya untuk menelpon.

Untuk mencari sumber referensi bacaan, Milka tidak mencari lewat google namun benar-benar membaca dan mencari di berbagai buku yang tebal begitu.

Milka bisa dibilang sangat kuno dan aneh karena dia tidak ingin menjadi modern. Bahkan pernah Ulza memarahi Milka karena nomornya tidak bisa dihubungi padahal Ulza memerlukan Milka saat itu.

Oke. Kembali ke topik.

"Kerang toh. Bilang dong. Soal itu gue jagonya."

Ulza mengambil posisi duduk dengan nyaman. Omong-omong sekarang sedang jam istirahat. Dan istirahat di Labir cukup lama, sekitar 45 menit.

"Jadi?"

"Jadi, Kerang itu Kereta Perang."

"Hm?"

When The Rain FallsWhere stories live. Discover now