Bagian 3 - Milka Protes

119 24 5
                                    

"Kapan gue peduli jenis kelamin lawan gue?"

Milka mundur perlahan. "Gue bakal lapor Pak Ardi soal ini."

"Terserah," ucap Auriga yang langsung melepas paksa tangannya dari tahanan Rasi dan Langit. "Gak usah ikut campur."

"Urusan yang ada di sekolah, berarti semua yang ada di sini boleh terlibat!" jawab Milka tanpa takut.

Rasi menarik mundur Auriga, sementara Langit menghadang Auriga supaya dia tidak bisa kabur lagi untuk kesekian kalinya.

"Ga, demi Tuhan, hari ini selesai buat masalah beginian. Baru dua hari lalu kita kelar, Ga," ucap Langit sambil menyilangkan tangannya.

Auriga maju kemudian bergumam, "Gue gak minta lo berdua ikut campur." Pandangannya beralih ke Milka. "Lo! Urusan gue sama lo gak akan kelar!"

Setelahnya Auriga langsung pergi tanpa berkata maaf ataupun mengatakan hal-hal lain. Dia hanya langsung pergi tidak jelas seperti itu.

Milka bisa melihat jika lelaki yang bernama Rasi itu menepuk dahinya pelan. Sementara yang bernama Langit menggelengkan kepala.

Langit berbalik, "Sorry soal tadi, Mil. Dia satu-satunya yang gak waras di Kerang."

"Lo kenal gue?"

"Siapa coba di Labir yang gak kenal sama lo?" Rasi tertawa pelan, merangkul bahu Langit. "Gue tau ini mungkin pertama kali buat lo. Tapi setelah ini ... lo akan melihat lebih banyak lagi, Mil."

"Gue? Bentar, gue harus ngelihat adegan kayak gitu lagi?"

"Mungkin nanti akan ada jawaban untuk pertanyaan lo," sahut Rasi.

"Nama dia bukan Arga. Dia Auriga. Riga gak suka dipanggil dengan sebutan Arga." Langit melingkarkan tangan di pinggang Rasi. "Kita cabut mau ke Kerang."

Baru saja keduanya berbalik, suara Milka yang berkata, "Gue gak tau apa itu Kerang!" menghentikan mereka.

Langit tersenyum tipis. "Gue Langit, dan lo akan tau dari Ulza! Dia banyak dapet informasi soal Kerang!"

"Ulza temen lo itu, yang jadi admin akun Lambe Labir, btw gue Rasi!" Rasi berbalik kemudian melambaikan tangan sambil tersenyum gigi.

Milka lalu berdeham. Entah, mungkin yang gadis itu harapkan kini adalah tidak bertemu lagi entah dengan Ar—Auriga, mendengar kata 'Kerang', atau apapun yang berkaitan dengan kejadian ini.

— WTRF —

Lelaki itu melepas kaos putih yang menutupi badannya, hari ini dia tidak sedang ingin berada di kelas entah itu untuk belajar atau mengerjakan ulangan.

Kini Auriga tengah berada di area kolam renang, yang memang terpisah dengan gedung utama. Labir termasuk salah satu SMA swasta yang cukup bergengsi di daerah Jakarta, makanya Labir memiliki kolam renang khusus dipergunakan saat olahraga atau ekstrakulikuler.

Dan tempat ini menjadi tempat favorit Auriga sejak ia masuk ke Labir.

Banyak yang mengetahuinya. Namun, tidak pernah ada yang menegur atau melarangnya.

Perlahan, Auriga memasukkan tubuhnya ke air yang cukup dingin itu. Lelaki itu mengambil napas dan langsung meluncur secepat yang ia bisa untuk mencapai ujung kolam. Auriga melakukan gerakan gaya bebas bolak-balik sebanyak 4 kali dalam dua menit lebih.

Lelaki itu menghentikan kegiatannya dan duduk di tepi kolam. Tiba-tiba ia merasa ingin segera meluncur lagi ketika mendengar suara itu sudah saling bersahutan dari luar.

When The Rain FallsWhere stories live. Discover now