Bagian 8 - UKS

98 19 0
                                    

Milka mengerjapkan matanya perlahan. Bau ruang UKS yang tidak ia sukai itu langsung membuat kepalanya sedikit pening. Gadis itu melihat arlojinya sekali lagi kemudian bernapas ringan.

"Lo gak sarapan, bodoh."

"Hush, Ga! Orang baru abis pingsan udah dikasi mulut comberan aja."

Suara yang tiba-tiba masuk ke telinganya itu langsung mengalihkan pandangan Milka ke kursi duduk di sebelah ranjang ini. Dilihatnya lelaki aneh itu sudah duduk di sana bersama Rasi yang memegang nampan.

"Makan." Auriga menyodorkan mangkuk berisi bubur ayam itu. "Cepet. Gue pegel."

Rasi menyikut perut Auriga. "Lo! Orang dia baru sadar, gak kuat kali makan sendiri! Suapin!"

"Lo aja."

Auriga memberikan mangkuknya kepada Rasi dengan sewot, dan dibantu Rasi pula Milka duduk dengan kepalanya yang menyandar pada kepala ranjang UKS ini. "Gue dikasi tau Otari, katanya lo harus istirahat."

Milka mengambil mangkuk yang dibawa Rasi, menyuapkan sesendok bubur ayam itu. Diliriknya Auriga yang terus memberikan tatapan tajam kepada dirinya. Milka semakin yakin Auriga tidak bisa menyimpan hal yang semalam dilihatnya.

Tatapan tajam Auriga seperti mengatakan, "Udah gue bongkar."

Benar! Coba saja kalian lihat tatapan lelaki aneh itu. Benar-benar seperti telah menyebarkan sesuatu. Lebih seperti sok misterius saja Si Auriga itu.

"Otari bilang apa lagi?"

"Lo udah bisa makan sendiri, Mil?" tanya Rasi mengalihkan.

"Aman, Ras." Milka menyendokkan sesuap lagi ke mulutnya. "Otari bilang apa selain istirahat?" ulangnya.

Rasi menggeleng. "Gak ada. Otari cuma bilang lo gak usah ikut jamnya Bu Kumis."

"Tapi gue hari ini ulangan pelajaran dia," sahut Milka bingung.

"Nyusul aja kali, Mil. Daripada lo nggak fokus nanti ngerjainnya," celoteh Rasi.

Milka menggeleng kemudian meletakkan mangkuk bubur ayamnya di nakas samping ranjang. Ia meneguk segelas air putihnya dengan pelan dan tangan yang sedikit gemetar.

Reflek, Auriga menahan gelas yang dipegang Milka supaya tidak jatuh.

Gadis itu mengerjap terkejut dengan tingkah aneh Auriga ini begitupun dengan Rasi di sampingnya yang langsung bergumam, "Ajaib."

Milka sudah bersiap untuk turun dan kembali ke kelasnya tanpa mendengarkan perkataan Otari dan Rasi. Namun, seolah tau akan tindakan Milka, Auriga berkata, "Gak usah balik. Tidur."

Lelaki itu kembali memberikan tatapan tajam kepada Milka.

"Bener, Mil. Gue jagain di sini, paling si bodoh tengik ini mau balik ke pacarnya."

"Gue ulangan, gak suka nyusul..." geleng Milka pelan. Suaranya sedikit melemah.

Auriga tiba-tiba bangkit lalu pergi keluar UKS tanpa menjelaskan tujuan serta alasannya pergi untuk apa. "Biarin aja, gak usah aneh ngeliatnya. Udah biasa gitu dia, udah biasa," ucap Rasi mengerti dengan tatapan aneh Milka.

Milka mengangguk pelan. Kedua kakinya diturunkan dengan pelan. "Lo balik aja, Ras. Di depan kan ada Bino yang jaga UKS, sepuluh menit lagi juga perawat bakal ke sini."

"Ah, gue juga gabut di kelas. Mending di sini gue mah."

"Aduh, jangan atuh, balik ke kelas. Belajar. Biar cepet lulus nanti. Sana."

"Kok galak syi, Mil... Takut nih gue dimarahin anak peringkat satu paralelnya Labir."

Milka memaksa tersenyum. "Makanya balik ya, Ras. Ini gue gak kabur kok."

When The Rain FallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang