7 ›»» Lose

226 98 164
                                    

|ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ|

binaaamy,
2021.01.28

×××××××

“Jika tidak berniat menetap, jaga sikap! Supaya aku tak banyak harap. Hingga rasa ini lenyap tanpa pernah sekali pun terucap.”

««--------------------»»

   “Tunggu sebentar!” Hanan menepikan mobil SUV disisi kiri jalan. Setelahnya ia membalikkan badan merogoh sesuatu dari kantong belakang kursi kemudi.

   “Nah!” Ia menyodorkan payung lipat warna putih dengan corak kotak-kotak.

   “Makasih, Yah!” Nayara meraihnya lalu berniat pergi keluar namun tertahan saat suara ayahnya kembali terdengar.

   “Jaketnya diresleting-in dulu!”

   Gadis itu menurut, ia menaikkan resleting hingga dada yang membuat Hanan menepuk pelan kepalanya. Selanjutnya Nayara membuka pintu mobil seraya membuka lebar sesuatu yang ia genggam.

   “Belajar yang rajin ya!” Perkataan itu entah terdengar atau tidak oleh Nayara karena suara hujan lebih mendominasi di sana.

   Hanan melajukan kendaraan begitu juga Nayara yang mulai berjalan memasuki sekolahan.

   Selang beberapa detik, mobil McLaren hitam melintas begitu saja menempati salah satu parkiran yang ternaungi dari air yang berjatuhan. Nayara hafal betul siapa pemiliknya, Alta.

   Lelaki itu keluar dari mobil yang digadang-gadang menjadi mobil termahal didunia. Bayangkan saja untuk sebuah mobil kapasitas dua orang harganya mencapai $19,8 juta. Fantastis bikin dompet kempis, menangis!

   Setelah mengacak rambutnya sekilas, Alta beralih menenteng tas dipundak kiri. Bersiap menerpa rinai hujan yang cukup deras.

   Nayara yang sadar bahwa lelaki itu tak menggenggam payung buru-buru berlari tanpa peduli bahwa sepatu hingga kaos kakinya terciprat air tanah yang kecoklatan. “Alta!”

   Alta tak menoleh namun teriakan kedua mampu membuat pria itu menatapnya lama.

   “Untung belum lari. Ini kita ke kelas sama-sama. Kamu gak bawa payung ‘kan?” Tanya Nayara sambil menyodorkan payung kecilnya.

   Setelah seminggu berteman dengan Alta, Nayara mulai berani membuka percakapan, ya walaupun selalu dibalas alakadarnya.

   Alta terdiam, lelaki itu meneliti gadis didepannya. Hingga pandangannya terfokus pada sepatu dan kaos kaki yang kotor akibat berlari tadi. Kenapa gadis ini ceroboh sekali?

   “Ayo! Keburu dingin disini!” Ajak Nayara.

   Alta pun mengambil payung dari tangan Nayara, ia menitipkan tasnya agar tak basah.

   “Wah, tas kamu gak ada isinya ya? Ringan banget! Beda jauh sama tas aku.” Ujar Nayara sambil menunjuk tasnya dengan dagu.

   Alta tak menanggapi. Dirinya mulai berjalan memayungi mereka berdua. Nayara jadi canggung karena basa-basinya tak direspon ia berusaha memberi jarak, takut-takut pria disampingnya ini risi.

   Tapi alasan yang sebenarnya adalah ia tak mau Alta mendengar degup jantungnya yang berdetak kencang. Bagaimana pun juga dekat dengan Alta sangat bahaya bagi kesehatan!

   Alta yang sadar bahwa Nayara memberi jarak hendak menarik bahu gadis itu namun ia urungkan ia lebih memilih memiringkan payungnya ke kiri agar gadis itu tak kebasahan walaupun membuat tangan pria itu basah bukan main.

I'm A MessWhere stories live. Discover now