11 ›»» Bad Side

199 74 249
                                    

2021.07.07

|ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ|

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

|ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ|

   Suara pisau yang beradu dengan talenan menjadi backsound disebuah ruangan yang didominasi ornamen kayu jati. Setelah memastikan semua bahan yang perlu diiris selesai, wanita dengan apron bunga-bunga itu kembali menggulir layar ponsel.

   "Campur semua bahan," gumamnya pelan sembari mempraktekkan apa yang ia baca.

   Wanita tersebut terus bergelung dengan bahan-bahan masakan. Beberapa kali ia mendesah kesal karena sulit menemukan perabotan yang dibutuhkan. Ia tidak tahu letak barang-barang yang ada di rumahnya sendiri. Jangan heran karena pulang ke rumah saja bisa dihitung dengan jari.

   "Mom,"

   Shana—ibu Raizel— menoleh sekilas. Tangannya masih sibuk membalikkan masakan agar tidak gosong.

   "Udah laper ya? Tunggu bentar lagi ini mau selesai kok."

   Raizel mendekat, "Mommy kenapa gak istirahat aja sih? Soal makan Rai bisa order."

   "Mommy pengen masak buat Rai. Apa enggak boleh?"

   "Bukannya enggak boleh. Mommy 'kan abis perjalanan jauh. Capek. Harusnya istirahat."

   "Enggak capek. Lagian Mommy jarang banget masakin buat Rai. Udah kamu duduk situ, Mommy tiris-in ini dulu." Raizel menyerah. Percuma. Mommynya ini tak bisa dibantah.

   "Lho, kok yang di sana gak sekalian dibawa, Mom?" Tunjuk Raizel ke arah mangkuk dan piring-piring berisikan beberapa menu makanan kesukaannya.

   "Itu gagal semua. Udah Mommy cobain gak enak." Tutur Shana sambil mengisi nasi keatas piring Raizel.

   Tanpa sengaja mata Raizel melirik jari-jari Mommynya yang terluka. Sepertinya terkena pisau saat mengiris bahan masakan. Hatinya perih mengingat sang Mommy berusaha melakukan yang terbaik untuknya. Laki-laki itu bangkit mendekati piring-piring yang sempat ia tunjuk tadi. Raizel menyendok sup jamur tiram lalu mengecapnya kemudian terdiam berpikir bak dewan juri di acara tv.

   "Mmmm.. ini enak banget, Mom. Kata siapa enggak enak?" Seru Raizel sambil menyendok kembali kuah dari dalam mangkuk tersebut.

   "Gak usah bohong! Itu enggak enak. Jangan dimakan bisa-bisa kamu sakit perut!" Shana hendak mengambil alih mangkuk sup namun Raizel menahannya.

   "Selera orang beda-beda Mommy. Enggak enak menurut Mommy belum tentu menurut Rai."

   Mendengar perkataan tersebut membuat Shana terharu. Ia tahu putranya hanya sedang berpura-pura agar dirinya merasa bahagia. Shana semakin merasa tidak pantas menjadi ibu dari seorang Raizel. Akhir-akhir ini dirinya sering sekali merasa takut mengecewakan putra semata wayangnya itu. Bagaimana jika Raizel tahu fakta yang selama ini ia sembunyikan? Benarkah laki-laki itu akan tetap disisinya?

I'm A MessWhere stories live. Discover now