RAGE!

311 55 1
                                    

Aku berlari menembus malam yang semakin dingin, menyusuri jembatan Living Platform yang lebih gelap daripada jembatan yang sebelumnya aku lewati. Tetapi aku tidak takut, kini ada secercah harapan untuk kami selamat. Tuhan ... semoga Lim dan Julia baik-baik saja. Dihadapanku, gerbang Living Platform menganga lebar dengan kegelapan didalammnya seolah siap menelanku. Aku menyalakan senter dan mulai menjelajah masuk, kegelapan berikutnya yang harus aku lalui.

Sesampainya di koridor besar Living Platform, aku melambatkan langkahku. Cahaya senter kuedarkan kesana kemari, mengawasi setiap sudut kegelapan. Ayolah, tidak ada orang yang selamat satupun, kah? Aku sempat berhenti sejenak didepan tangga menurun yang menuju kearah kamarku, berpikir sejenak mungkin ada yang selamat disana? Ah, tidak mungkin ... di koridor tangga itu hanya ada kamarku saja.

Ckreeeek

"Huh!?" Aku terkesiap, tiba tiba salah satu pintu kamar disampingku terbuka.

"H-help ... help me ..." (T-Tolong... Tolong aku...)

Suara itu berasal dari pintu kamar yang tiba-tiba terbuka. Aku tidak segera beranjak, aku takut sekali. Aku hanya menyorot pintu itu tanpa berani melakukan apa-apa.

Kemudian, muncul sebuah tangan yang mengulur, tangan itu penuh darah. Kemudian tangan itu meraih lantai dan menggunakannya sebagai tumpuan untuk menarik kepala dan badannya keluar. Lalu kepalanya keluar dari jendela dan menoleh kearahku, seorang perempuan! ia nampak babak belur dan penuh darah.

"Mam!?" (Nyonya?!)

Belum sempat aku bergerak untuk menolongnya tiba-tiba sebuah tangan lain muncul dan menjambak rambut perempuan itu, tangan itu menjambak hingga membuat kepalanya terangkat. Kemudian tangan lainnya meraih dagunya, diikuti dengan tangan yang menjambak rambut tadi, kini kedua tangan itu sudah memegang kepala perempuan itu. Perempuan itu menangis, dan...

KREK

"AAAAAHHHHH!!!!!"

"AARRRRRGGGGHHHH!!!!!"

Aku berteriak sekencang-kencangnya dengan penuh amarah. Aku berlari menghampiri perempuan itu. Aku terkesiap, barusaja lehernya dipatahkan oleh seseorang, bukan... sesuatu... APAPUN ITU!! AKAN KUBUNUH!!

Setelah kudekati, terlihat seorang laki-laki Eropa dengan wajah penuh lebam. TANPA BANYAK BASA-BASI AKU SEGERA MEMUKULKAN SENTERKU TEPAT DIKEPALANYA, ia sedikit terhuyung. KEMUDIAN AKU MENENDANG KEPALANYA HINGGA MENGHANTAM TEMBOK.

"GRAAAAARRRR"

Aku mendengar jeritan khas iblis itu, TENDANGANKU JUSTRU SEMAKIN KENCANG. SETIAP TENDANGANKU MENGHANTAMKAN KEPALANYA KE TEMBOK BERTUBI-TUBI, AKU INGIN MEMBUAT TULANG TENGKORAKNYA PATAH.

BRAAAKK BRAAAKKK BRAAAKK

"MATI MATI MATI!!!! ARRRRRRGHHH!!!"

Setelah berapa puluh tendangan akhirnya kepala itu jatuh tersungkur. Wujud kepala itu tiba-tiba berubah menjadi pretni seperti semua, dengan rambut panjang dan kulit lebam disana sini. TETAPI AKU MASIH BELUM PUAS, AKU MENJAMBAK RAMBUT PANJANG ITU DAN MENYERETNYA KELUAR DARI KAMAR. Terlihat perubahan wujudnya belum sempurna, badannya masih menyerupai laki-laki itu, TETAPI PERDULI APA AKU? AKU LANJUT MENGHAJARNYA.

Rahangya membuka lebar, dan berkali-kali berusaha menggigitku dengan gigi-gigi besarnya, NAMUN AKU JUSTRU MENGIGITKAN SENTERKU PADA MULUTNYA. LALU, DENGAN PENUH AMARAH AKU MENGANTAMKAN WAJAHNYA KELANTAI. SETELAH WAJAH BURUK RUPA ITU MENCIUM LANTAI, AKU LANJUT MENGINJAK-INJAK TEPAT DI TENGKUK KEPALANYA, AGAR SENTER DAN INJAKANKU ITU MENGHIMPIT DAN MEMATAHKAN RAHANGNYA.

BRAAAKK BRAAAK KREEK BRAAAKK BRAAAK

Suara tulang yang patah itu sungguh memuaskan hatiku. Tetapi iblis ini begitu kuat, tangan dan kaki terbaliknya masih bergerak menggeliat menahan nyeri.

Iblis Kaki TerbalikWhere stories live. Discover now