Arti Jejak Kaki

440 73 3
                                    


"Sir, you just say ... Pretni?" (Tuan, barusan kamu bilang ... Pretni?)Tanya polisi berkumis yang berdialog denganku tadi.

Aku hanya melihat mereka dengan tatapan tegang setengah melotot.

"Om Shiva!!" Ucap polisi yang memegang senter itu.

Segera ia menempelkan kedua telapak tangannya ke lantai dan menyembah-nyembah kearah jejak kaki itu. Mulutnya melantur tidak jelas, membaca semacam doa-doa dalam bahasa India. Polisi berkumis kemudian mendekatinya dan berusaha menenangkan rekannya itu.

Lim melotot kearahku dengan sedikit gusar, tidak seharusnya aku mengucapkan kata itu didepan polisi-polisi ini. Sebenarnya aku juga tidak menyangka bahwa mereka begitu panik setelah mendengar itu.

"Sir ... I'm sorry, my friend scare you. It's not Pretni ... umm... it isn't!" (Tuan... Maaf, teman saya menakutimu. Itu bukan Pretni... Ummm... Pokonya bukan!) Ucap Lim dengan sedikit gagap.

"It isn't, right?!" (Bukan, 'kan?) Ketus polisi berkumis.

"Y-yes ... Sir ... my mistake" (I-Iya... Tuan... salahku) Aku harus membohongi polisi-polisi ini.

Wajah Polisi berkumis itu seketika berubah lega. Ia lalu berbicara kembali dengan rekan polisinya yang masih terus berdoa pada jejak kaki tersebut. Polisi berkumis itu sepertinya berusaha merayu rekannya, menenangkannya agar tidak takut. Aku sendiri tidak percaya

"But there are four people missing!" (Tetapi ada empat orang hilang!) Ucap Lim Tegas

"I see..." (Oh begitu...) Ucap polisi berkumis itu mengiyakan ucapanku.

Ia kemudian mengambil smartphone-nya dan memotret semua jejak kaki yang berpendar kebiruan –yang sudah dibasahi oleh cairan Luminol- tersebut. Rekan polisinya itu sepertinya sudah sedikit tenang, ia bangkit dan mendekati atasannya. Mereka berdua kemudian pamit pada kami dan pergi menuju Well-head Platform. Sepertinya mereka hendak menemui Mr. Teigl diruangannya.

"Lets go ... we follow them!" (Ayo... Kita ikuti mereka!) Ketus Lim

................................................................................................

Didepan ruang Mr.Teigl, terlihat banyak sekali stafnya yang berjaga, termasuk staf gendut yang menyebalkan itu. Aku melirik Lim, sepertinya ia tidak memperhatikan staf gendut itu. Ia terlihat tegang karena sesuatu hal.

Staf gendut itu menegur kami berdua, membangunkanku dari lamunan sesaat itu. Kemudian aku segera meminta izin untuk masuk keruangan Mr.Teigl. Awalnya staf gendut itu tidak memperbolehkanku, namun aku berdalih bahwa kami khusus dipanggil bersama kedua polisi yang barusan masuk tadi. Dan dengan sedikit merayu, akhirnya ia mengijinkanku masuk. Lim nampak tidak membantuku sama sekali, biasanya dia akan sangat sigap terutama bila berhadapan dengan staf gendut itu. Namun tak apa lah, pada akhirnya kami berdua bisa masuk.

Mr.Teigl terlihat begitu ketakutan, kulit wajahnya yang putih semakin memucat kala berdiskusi dengan Polisi berkumis itu. Aku bisa melihat sesekali tangannya bergetar ringan. Wajah kedua polisi itu juga tidak kalah pucat. Mereka bertiga bahkan tidak menyadari kami masuk. Mr.Teigl pun hanya menunduk menatap mejanya. Obrolan mereka begitu lirih, sehingga suasana saat itu begitu hening. Tetapi tidak di kepala Mr.Teigl, pasti pikirannya saat ini begitu riuh kacau. Aku sudah curiga dari awal, dari pertama kali ia bercerita bagaimana Mr.Brad dan Mr.Dunn menghilang, Mr.Teigl pasti menyembunyikan sesuatu.

"Tell us the truth ..." (Ceritakan pada kami yang sesungguhnya ...) ucap Lim secara tiba-tiba, memecah keheningan saat itu.

Mr.Teigl dan kedua polisi itu sontak menoleh kearah kami, mereka baru menyadari kehadiran kami berdua. Mr.Teigl menatap kami nanar, penuh ketakutan. Kemudian ia membuang pandangannya dan menunduk kearah meja, seolah sedang berfikir keras.

Iblis Kaki TerbalikWhere stories live. Discover now