Escape!

321 57 1
                                    

Yang pertama kali kulakukan adalah merangkak perlahan mendekat kearah jendela. Beruntungnya aku, saat mendengar suara telepon dari Lim tadi, aku masuk kedalam ruangan dengan terburu-buru, sehingga aku tidak menutup rapat-rapat pintu ruangan ini. Aku melirik kearah makhluk itu dari jendela, mengamati pergerakannya. Makhluk itu menyerupai seorang pekerja laki-laki kurus berambut pirang yang tidak ku kenal, *ya Tuhan...*berapa banyak lagi pekerja yang sudah mati. Terlihat, Ia nampak kesal dan memukul-mukul layar komputer itu hingga hancur. Aku sempat melihat percikan listrik menyambar dan mengenai salah satu tangan lebamnya, namun ia terlihat biasa saja tidak merasakan sakit sedikitpun.

Sambil mengintip, kakiku aku julurkan untuk menggapai pintu ruangan ini yang menganga kecil, lalu membukanya perlahan demi perlahan. Pretni itu kini mengarahkan perhatiannya pada layar monitor utama. Layar yang menyala terang itu, masih menampilkan gambar pencitraan bawah laut yang aku tayangkan tadi. Gawat, tombol untuk membuka gerbang Well-head ada di dekat layar itu! seketika aku menghentikan kakiku membuka pintu dan berusaha menunggu sejenak. Waktuku hanya lima menit sebelum Julia mematikan listrik seluruh Anjungan ini!

Makhluk itu berjalan terseok dan mendekati layar monitor utama, kemudian ia berteriak kencang sekali tiba-tiba. Teriakannya seperti suara orang yang tercekik namun dengan nada yang begitu keras menggelegar, sampai-sampai aku menutup telingaku karena tidak tahan. Apakah ia membenci cahaya? Tidak... Yang ia benci adalah manusia-manusia BIADAB yang menancapkan bor raksasa itu, aku yakin sekali!

..............................

Waktu sudah berlalu sekitar dua atau tiga menit, aku tidak tahu, makhluk itu masih belum puas meninju layar besar itu hingga rusak. Gawat, kalau seperti ini keburu Julia mematikan listrik, aku tidak akan bisa mengejar waktunya bila tidak sekarang. Kemudian, dengan perlahan, aku merangkak keluar ruangan, sambil terus berdoa dalam hati.

Aku merangkak masuk kedalam meja komputer terdekat yang ada dihadapanku. Makhluk itu masih berusaha mencabik-cabik kabel yang menempel di dalam layar, sepertinya ia tidak puas hanya memecahkan permukaan luarnya saja. Aku mengintip dengan hati-hati, tombol pembuka gerbang itu tepat di meja di belakang makhluk itu, yang artinya aku harus merangkak melewatinya dulu agar bisa menekan tombol itu. Itu jelas tidak mungkin, aku harus memutar sedikit lebih jauh untuk menghindarinya.

Memanfaatkannya yang sedang sibuk, aku mulai merangkan memutari ruangan. Dengan menggunakan barisan meja komputer sebagai perlindungan, aku dengan mantap menggerakan tangan dan lututku. Hingga akhirnya aku sampai di meja bundar, meja yang biasa digunakan rapat dengan Mr.Teigl, tepat persis beberapa baris dari meja komputer dibelakang makhluk itu. Disana mau tidak mau aku merangkak masuk kedalam meja. Sedikit lagi aku dapat mencapai meja yang terdapat tombol kendali itu.

Dengan sedikit bergulung aku mempercepat langkahku hingga sampai di bawah meja tempat tombol itu. Aku tidak bisa berdiri dan menekannya langsung, Pretni itu akan menyadariku. Dengan terpaksa aku mengulurkan tangan dari bawah meja dan meraba-raba tombol itu. Setelah aku menemukan tombolnya, tanpa ragu aku menekan tombol itu.

TIIIIIT

"GRRRRRRRAAAAAAARRRRRR"

BRAAAKKKK

Dengan refleks Pretni itu langsung menoleh kebelakang dan memukul meja hingga rusak. Beruntung aku segera menarik tanganku kembali, aku sungguh lupa bahwa tombol itu akan berbunyi ketika ditekan.

BRAAAK BRAAAKK BRAAAAK

"GRRRRRAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRR"

Ia terus memukul-mukul meja tempat aku bersembunyi, hingga patah. Patahannya hampir saja menusuk kepalaku, yang tepat berada dibawah meja itu. Aku menutup mulutku dan memejam, berdoa agar kegelapan ini dapat menyembunyiaknku, sebelum makhluk itu menyadariku bersembunyi dibawah sini. Aku juga berharap Julia segera mematikan listriknya, agar cahaya lampu yang menyinar dari arah ruangan Drill Well-head ikut padam juga.

Iblis Kaki TerbalikWhere stories live. Discover now