EXTRA - BEHIND THE GLASSES (1)

6.6K 375 13
                                    

Present Day

- Di Atas Pesawat -

Jendela pesawat tampak hitam di sampingnya dan terasa dingin ketika dipegang. Ia menilik ke luar, mendapatkan kelamnya langit dini hari dan lampu sayap pesawat yang berkedap-kedip. Sebenarnya, Nicky tidak terlalu suka window seat, ia lebih suka aisle seat yang memudahkannya untuk jalan-jalan jika dia ingin melakukan peregangan atau ke toilet. Terutama untuk penerbangan-penerbangan yang lebih dari dua jam seperti ini. Tetapi, ketika ia membaca rincian tiketnya, ia sadar ada kemungkinan ia bisa melihat matahari terbit dari atas pesawat. Jadilah ia memilih window seat ketika check-in tadi.

Kursi tengah yang ada di sampingnya kosong, hanya ada seorang pria paruh baya berwajah galak di aisle seat. Tampaknya ia tidak terlalu suka mengobrol dan Nicky bersyukur untuk itu. Karenanya ia bisa menonton Bungou Stray Dogs dengan tenang di Netflix. Mungkin yang agak masalah pas nanti dia mau ke toilet. Males juga rasanya harus minta permisi sama orang, apalagi kalau orangnya lagi tidur pas dia kebelet. Mudah-mudahan enggak kejadian.

Di pergantian episode Bungou Stray Dogs, Nicky melihat kembali ke jendela, masih tidak menyangka berada di atas pesawat ini, dalam penerbangan delapan jam, menuju ke suatu kota yang tidak pernah ia kunjungi sebelumnya, hanya demi satu nama.

Diny.

Kehidupan itu aneh, ya? Enggak disangka aja mulai dari ngobrol di warung Indomie, drama perselingkuhan, sampai sekarang ia berstatus "in relationship" dengan Diny.

Diny yang menyapanya ketika ia dilanda kebosanan di pesta penyambutan. 

Diny yang tersenyum ketika mendapati dia yang sedang membaca novel The Fault in Our Stars karangan John Green. 

Diny yang menangis di tengah hujan. 

Diny yang berdandan begitu cantik hanya untuk nongkrong di warung Indomie.

Diny yang dengan bangga bisa ia sebut sebagai, "Cewek gue."


Around Three Years Ago...

- Warung Indomie Belakang Kantor

Makanan yang bisa membuatnya nyaman setelah seharian kerja enggak perlu mahal, yang penting hangat dan membuat tersenyum ketika dimakan. Seperti semangkuk Indomie panas, dengan telur setengah matang yang kuningnya sedikit bergoyang ketika disentuh. Tambah kecap, sambal, merica dan rawit, lalu seruput kuahnya yang bercampur kuning telur. Kenikmatan tiada tara yang bahkan bisa membuat Murata Genjirou berlutut minta nambah.

Sembari menikmati Indomie-nya, Nicky membuka novel The Fault in Our Stars. Enggak cocok banget memang baca novel sama warung Indomie, tapi dia penasaran dengan petualangan August dan Hazel di Amsterdam. Jadi, dia enggak peduli apa kata orang.

"Baru kali ini lihat cowok baca novel John Green di warung Indomie."

Sebuah suara yang datang tiba-tiba membuat Nicky mendongakkan kepalanya, mencari asal suara. Hal pertama yang dilihatnya adalah senyuman lebar yang menghiasi wajah cantik yang ia pernah lihat sebelumnya. Ia adalah wanita yang menyapanya pada saat pesta penyambutan beberapa bulan yang lalu.

"Teteh, pesen Indomie rebus rasa soto, telornya setengah mateng dipisah, ya. Sama minumnya teh tawar panas."

Tidak salah lagi ucapan itu berasal dari wanita ini. Nicky langsung merasa canggung, ia tidak tahu harus menanggapi apa. Nafasnya terasa sesak karena jantungnya yang berdebar terlalu cepat.

"Eh, sorry kalau gue tadi ganggu," ucapnya, mungkin menyadari Nicky yang sedang termangu. "Silahkan dilanjutkan bacanya," tambahnya. Lalu, wanita itu mengambil selembar tisu dan mulai menyeka permukaan meja.

Two Come TrueWhere stories live. Discover now