EXTRA - BEHIND THE GLASSES (End)

7.5K 409 27
                                    

Hi Temans,

Sebelumnya saya mohon maaf karena sangat-sangat terlambat mem-posting ini. Waktu selesai saya tulis dan saya baca lagi, saya kurang sreg, jadi saya hapus dan tulis ulang. Ternyata, penulisan ulang tersebut memakan waktu yang cukup lama sampai akhirnya saya menemukan ending yang saya rasa pas untuk Extra Chapter ini. Well, tanpa berlama-lama lagi, please enjoy !

Stay healthy, y'all!

xoxo, Damenia

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

- Present Day, Airplane -

Kontemplasi.

Satu kata dari kakak ipar-nya yang membuat dia seharian itu guling-guling di atas kasur, ngacak-ngacak rambut sampai bikin sandiwara sama action figure Eren dan Mikasa. Kalau diingat-ingat sekarang, waktu itu dia memang dilematis dan bisa dibilang berlebihan, sih. Memang beda ya mikir pakai otak sama pakai hati.

Otak bilang, "Itu hidupnya Diny. Ngapain jadi elo yang suka ngatur-ngatur? Toh, dia yang menjalani. Tugas lo sebagai sahabat harusnya ada di samping dia, kan?"

Sementara, hati bilang, "Diny udah enggak jujur sama elo selama ini. Dia jadi selingkuhan orang. Kalau lo kembali ke dia, lo hanya akan menyakiti diri sendiri."

Kalau dia tidak ingat di tengah minggu nanti ada presentasi penting, dia pasti udah ambil cuti dan impulsively terbang ke Jepang, lalu borong di Akihabara. Sekalian ke AKB theater dan Maid Café. Chanting di AKB Theater bakal jadi stress relieve yang memuaskan.

Tetapi, itu enggak akan menyelesaikan masalah. Emosinya akan lepas seketika, tetapi masalahnya tetap ada di sana dengan melambaikan tangan seperti kucing pengundang tamu di restoran Jepang.

Moreover, Diny is the first woman, aside Dew and his mom, who can make him comfortable being himself. She doesn't judge. She laughs with his segmented jokes, pretends to understand first, and then researches that reference. They share a lot of stories and laugh with a lot of milk tea that free to take from the office's fridge.

Nicky terkekeh. His emotion was overflowing.

Akhirnya, dia balik lagi ke kata "kontemplasi" dan kali itu dia serius. Cara satu-satunya adalah mempertemukan otak dengan hati. Biarkan mereka berdialog. Bukannya malah mainin action figure-nya Eren dan Mikasa.

Akhirnya dengan satu pengaruh bernama "Deny" dan dengan satu penengah bernama "rindu", otak bisa menyampaikan kepada hati bahwa pada akhirnya ego tidak akan bisa memberikan pemecahan masalah dan hati bisa menyampaikan kepada otak bahwa rasa yang selama ini disembunyikannya kepada Diny harus dihadapi.

Jadilah, malam itu, setelah presentasinya di hadapan dewan direksi sukses dan proyek potensial disetujui, Nicky, yang tadinya mau membeli martabak sebagai perayaan, memutar mobilnya menuju apartemen Diny.

Nicky masih mengingat setiap langkahnya memasuki tempat tinggal Diny. Betapa berdebarnya ketika pintu itu terbuka dan senyum hangat dari Mama-nya Diny menyambutnya. Ketika ia menengok ke balkon dan melihat Diny berdiri di sana, semua ego itu benar-benar luntur. Ia hanya merasakan betapa ia merindukan sahabatnya dan sekaligus wanita yang dicintainya. Sampai-sampai ia ingin memeluknya, mendekapnya erat agar ia terus berada di dekatnya.

Asa yang malam itu tidak sampai, sekarang dapat ia lakukan ketika ia menginginkannya. Memeluk Diny bagaikan candu bagi tubuhnya, begitu juga dengan mengecup pipi, kening dan bibirnya. Kadang bahkan ia masih bertanya-tanya apakah bisa memeluk Diny dengan bebas seperti itu adalah nyata, yang langsung dijawab dengan Diny yang mempererat dekapannya.

Two Come TrueOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz