09. Rekognisi Batin

191 101 452
                                    


Kutandai sebagai apa hari ini?
________

"Peraih medali emas O2SN cabang karate, diraih oleh Aulida Nara Rhovelta dari SMA Sevit! Selamat atas kemenangannya tahun ini!!"

Suara berat pembawa acara terdengar menggema di seluruh penjuru GOR. Pria yang ditaksir berumur tiga puluh tahun itu tampak antusias kala menyebutkan masing-masing peserta yang berhasil membawa pulang medali kemenangan.

Nara naik keatas podium balok yang tertera angka 1st. Menyusul juara 2nd dan 3rd yang lebih dulu naik keatas sana.

Suara sorakan dari tribun penonton yang merupakan pendukungnya tampak semakin heboh dari sebelumnya. Tentu saja, disana ada Gama yang sengaja diajak oleh Pak Faisal-pelatih karate Sevit- untuk ikut memeriahkan dukungan.

Setelah penerimaan medali dan sesi foto, Nara turun dari podium bersamaan dengan juara-juara yang lain. Ketiganya saling memberi selamat lantas kembali ke tempatnya masing-masing.

Pak Fasial menyambut Nara dengan ekspresi bangga yang sangat kentara.

"Selamat ya, Bapak bangga sama kamu," katanya menyalami gadis itu.

Nara menerima uluran tangan Pak Faisal dengan senyum manis tersungging disana. "Terimakasih Pak, saya nggak akan menang tanpa dukungan dari Bapak dan teman-teman yang lain," balasnya sopan.

Pak Faisal masih tampak senang, baru saja pelatih itu ingin mengatakan sesuatu tetapi ponselnya berdering terlebih dulu.

"Kamu ganti baju dulu. Nanti kita foto bareng di depan gedung sebelum pulang."

Nara mengangguk mengiyakan, kemudian berjalan ke tempat dimana ia meletakkan barang bawaannya.

Gerakan tangannya terhenti ketika mendapati sticky notes bertinta merah menempel sempurna diatas tas hitam miliknya.

Yakin lo kuat?
Lo bahkan nggak mampu ngelindungin orang terdekat lo!
Apa gunanya beladiri? Ajang pamer? Cari sensasi?
Lo nggak lebih dari sekedar manusia pengecut! Egois!

Nara meremas kertas kecil bewarna kuning hingga tak lagi berbentuk. Wajahnya tampak mengeras dan matanya memanas.

Siapa pelakunya?

Gadis itu mengedarkan pandangannya, namun tak ada siapa-siapa yang ia kenal selain anggota ekstrakurikuler karate-yang kini beralih profesi menjadi pendukungnya- tengah berdiri diatas tribun, mengantri untuk keluar dari GOR.

Apa salah satu mereka?

Nara menggeleng perlahan. Tidak. Sejauh ini ia tidak pernah ada masalah dengan sesama anggota ekskul.

Jika dilihat dari isi pesannya, sepertinya ini ada kaitannya dengan kejadian di masa lalu.

Nara masih mengedarkan pandangannya. Kini tatapannya tak sengaja jatuh pada seorang gadis yang tengah duduk di pojok tribun. Gadis berkaos putih dan celana jeans hitam. Lengkap dengan topi bewarna gelap yang menutupi sebagian wajahnya. Nara merasa familiar, tak asing dengan bentuk tubuh tinggi bak model itu.

Jika tidak salah, gadis itu mirip Stela-si anggota cheerleader Sevit.

Stela?

Stela, kan?

"Selamat bebiiihhh!"

Nara tersentak, Gama datang secara tiba-tiba dan langsung merangkul lehernya erat membuat perhatiannya teralih. Mau tak mau gadis yang masih mengenakan setelan karategi itu menurunkan pandangannya.

Beloved-II: Season of Nara [Completed]Where stories live. Discover now