06. Penghadiran Tanpa Mengetuk

235 128 452
                                    

Aku mengenalmu.

________

"Halo everybody, jumpa lagi sama gue Kanaya Adhisty dan partner tengkar gue-"

"Agam Nalendra."

"Di ... Suara Sevit!!" ucap keduanya bersamaan dan musik intro terdengar setelahnya.

"Suara Sevit akan menemani siang kalian selama dua puluh menit kedepan." Naya kembali bersuara.

"Jadi yang lagi loyo-loyo di kantin, di kelas, di taman, dan dimanapun kalian berada, yuk lah semangat lagi. Suara Sevit akan jadi penyemangat buat kalian siang hari ini." Suara berat Agam menggema seantero sekolah. "Apalagi kali ini kita kedatangan bintang tamu yang paling ditunggu-tunggu kehadirannya."

"Betul banget. Ngomong-ngomong masalah bintang tamu nih Gam."

"Iya kenapa Nay?"

"Kemarin di Instagram official Suara Sevit hampir 98% permintaan yang masuk itu, minta admin buat ngundang dia jadi bintang tamu mingguan disini."

"Oh iya? Wah, saking populernya bintang tamu kita berarti ya?"

"Jelas dong." Naya tampak menyetujui kalimat Agam. Gadis bertubuh mungil itu memajukan bibirnya hingga sedikit menyentuh mikrofon. "Jadi, beberapa minggu kemarin sempet heboh gitu kan ya karena ada murid baru yang katanya sih visualnya sempat menggegerkan kaum hawa."

"Oh yang sempat bikin pesan di groupchat angkatan sebelas tembus sampai dua ribu lebih itu?"

"Yap, bener banget. Jadi hari ini kita berhasil ngundang dia buat jadi bintang tamu disini. Tepuk tangannya dong!" seru Naya heboh sambil bertepuk tangan, meski ia tahu bahwa diluar sana pendengar Suara Sevit tidak mau menuruti perintahnya untuk sekedar bertepuk tangan.

"Ngomongin visual nih ya. Sebenernya Sevit itu memang gudangnya murid good looking sih kalau menurut gue." Naya mulai beragumen. "Kalau menurut lo gimana Gam?"

"Menurut gue juga sama, kalian semua itu good looking dalam versi kalian sendiri. Jadi kalau ada beberapa dari kalian yang sempat insecure buang jauh-jauh perasaan itu."

Naya menambahkan kalimat Agam. "Kalian harus bangga dengan apa yang ada dalam diri kalian. Syukuri aja guys!"

"Contohlah si Naya, meskipun dia burik, dia tidak pernah insecure loh!"

Naya melirik Agam malas. "Lihat teman-teman siapa yang berbicara."

Beberapa murid Sevit yang mendengar perbincangan kedua penyiar itu tergelak. Karena faktanya Naya tidak seburik yang dikatakan oleh Agam. Kulit Naya yang kuning langsat dan terkesan terawat sangat sinkron dengan kulit Agam yang sawo matang dan tidak pernah tersentuh lulur. Jadi-jika ini tidak keterlaluan, bisa dikatakan Agam lah yang sebenarnya lebih burik daripada Naya.

"Udahlah ya, kita balik lagi ke topik." Naya melanjutkan siarannya. "Kemarin itu tim Suara Sevit berhasil korek-korek sedikit informasi. Ternyata doi nggak hanya visualnya aja lo yang cakep, tapi otaknya juga."

"Yap ... dari kabarnya nih ya, dia ikut terjun langsung di OSN loh."

"Wah makin jadi incaran kaum hawa nih." Naya berceletuk ringan.

"Yaudah, daripada kita banyak omong ya Gam. Mending langsung aja kita ngobrol santai sama bintang tamu kita."

"Ini dia...." Agam dan Naya berseru kompak.

"Arkana Jovan dari kelas sebelas IPA 4." Kemudian backsound tepuk tangan terdengar.

Lewat koridor, telinga Nara masih dapat dengan jelas menangkap suara dari kedua penyiar yang tengah mengudara. Ia tak tertarik untuk menyimak lebih lanjut, kakinya semakin ia arahkan menuju perpustakaan.

Beloved-II: Season of Nara [Completed]Where stories live. Discover now