27

3.6K 373 17
                                    

Plentang

Suara dentingan pisau dengan lantai terdengar di dalam ruangan itu. Tangan pelaku yang menyebabkan kericuhan ini bergetar hebat. Ia semakin memundurkan langkahnya. Dan detik kemudian ia berlari keluar dengan tergesa.

Tidak ada niatan untuknya menghentikan langkah ataupun berbalik ke dalam sana. Yang ia inginkan hanya pergi dari ruang menyeramkan itu.

Tn. Lee menghela napas kasar dan tertawa kecil. "dasar lemah" gumamnya.

Ia mengambil alih pisau yang tadi terjatuh. Berjalan mendekati Changkyun perlahan dan melayangkan satu tusukan pada bahu anak itu.

"ughh" Changkyun meringis sakit saat benda tajam itu memasuki tubuhnya dan ia kembali mengaduh kala tn.Lee menarik keluar benda kecil itu.

"hahahaha meleset?" tawa Changkyun. Entahlah, sepertinya kewarasannya sudah menghilang.

Tn.Lee menyunggingkan senyuman tipis. "pemanasan?" yahh, ia hanya ingin melukai bocah itu sebelum ia merenggut nyawanya.

Belum sempat ia membuka suara untuk berbasa-basi, gebrakan pintu mengalihkan atensi semua orang di dalam ruangan itu.

"maaf. Mereka pekerja Jooheon"

Dua orang berbadan kekar itu menarik paksa dua orang lainnya yang sudah babak belur. Dan Changkyun sudah mengenali kedua pamuda itu.

"oh shit!"

"hey sialan. Anak kalian sedang diperjalanan" ejek salah satu orang suruhan Jooheon.

Menjadi percaya diri adalah kelemahan bagi lawannya. Mereka akan merasa terhina hanya dengan ucapan sederhana yang belum tentu terjadi.

Berusaha tenang, tn.Lee memerintah bawahannya untuk mengikat kedua pemuda itu di pojok ruangan. Ia juga mengajukan perintah untuk menghabisi keduaanya.

Tn.Lee melihat istrinya yang sedang berpikir. "hancurkan gedung ini" putus ny.Lee yang mendapati persetujuan dari tn.Lee. "set dalam waktu 5 menit" lanjutnya.

"itu terlalu lama" protes lelaki yang berstatus sebagai ayah Jooheon.

"tidak masalah. Biarkan Jooheon mengucapkan salam perpisaha dengan Changkyun. Saya yakin ia tidak akan masuk ke dalam gedung ini" jelas ny.Lee.

Bukankah cukup baik dirinya mengizinkan Jooheon mengucapkan salam perpisahan? Yahh, walaupun hanya dari layar LED yang sudah dipasang di luar gedung.

Beberapa orang berlari keluar dari ruang audio. Memabawa peledak, dan menruhnya di tempat-tempat tertentu yang bisa meruntuhkan gedung itu secara keseluruhan.

Lelaki berbaju hitam mendorong Changkyun hingga sang empu duduk menyender di sebuah tiang dalam ruangan. Ia mengikat Changkyun dengan rantai yang sudah mereka siapkan. Ia sedikit kewalahan menghadapi Changkyun yang memberontak.

Lelaki itu sedikit kagum dengan Changkyun. Anak itu tergolong cukup kuat. Ia masih memiliki tenaga walaupun sudah dalam keadaan separah ini.

Setelahnya, mereka keluar dari gedung itu dengan langkah cepat. Berpindah dari gedung satu ke gedung lain yang tidak begitu jauh dari titik pemboman.

Mereka tidak lupa memasang kamera pengintai untuk melihat kejadian berikutnya. Menyalakan mic dan juga layar pada ruang audio itu.

Changkyun menunduk pasrah. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain terdiam dan menunggu kelanjutannya.

"maaf" lirih Changkyun.

Ia jadi merasa bersalah pada dua orang yang tidak jauh dari tempatnya. Hanya tunggu 5 menit, dan mereka semua akan mati.

I'm Not A Gay •Jookyun✔Where stories live. Discover now